t i g a b e l a s

34 8 0
                                    

Memarkirkan motornya di parkiran sekolah, Adrian melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "10 menit lagi, baru bel." Celetuknya.

Setelah semalam terlambat ke sekolah dan berakhir bolos. Hari ini, Adrian menjemput Alvira lebih pagi dari biasanya, dan memilih untuk menaiki sepada motor yang sudah balik dari bengkel semalam. Mereka berdua akhirnya sampai di sekolah 10 menit sebelum bel berbunyi.

Keduanya berjalan beriringan menuju kelas. Sesampainya di ambang pintu kelas, suara teriakan Diana langsung terdengar.

"ALVIRAAAA!!!" Teriaknya, refleks Alvira menutup telinganya mendengar pekikkan nyaring dari Diana.

"Suara lo kayak toa anjir." Komentar Adrian.

"Apasih? kenapa?" Tanya Alvira pada Diana sambil melepas ransel dan duduk di bangkunya.

Diana berbalik melihat ke arah Alvira, lalu mendelik usai melihat Adrian yang sibuk memainkan rambut Alvira. "Masih pagi ini anjing, gak usah sok uwu-uwuan deh depan gue."

Alvira memegang tangan Adrian, menyuruh lelaki itu untuk menghentikkan aktivitasnya yang memainkan rambut gadis itu barusan. Lalu gadis itu kembali fokus kepada sahabatnya, "ada apa sih Na?"

"Kemaren lo berdua kenapa gak masuk sekolah? Gue kan jadi gak ada temen!"

"Kejebak macet Na. Gara-gara nih kutu satu!" Lirik Alvira pasa Adrian, "udah tahu jemput gue pake mobil. Jemputnya malah telat, udah tuh kejebak macet sejam!"

"Terus lo ke kantin bareng siapa kemaren?"

"Sama si Raka."

"Acieee," goda Alvira menaik turunkan alisnya.

Diana berdecak, "cie cie pala lo. Jadi lo bolos kemana kemaren?"

"Rumah gue." Timpal Adrian yang langsung membuat Diana melotot. "Serius lo??"

Adrian dan Alvira mengangguk sebagai jawaban. "Ngapain aja lo disana?" Tanya Diana lagi.

Alvira diam, tetapi Adrian cengengesan yang lantas membuat Diana menatap kedua insan tersebut dengan curiga. "Lo habis ngelakuin hal yang iya iya ya?!?"

"Gak! Gila aja lo!" Dengan cepat Alvira menepis tuduhan Diana barusan.

"Eh tapi kan yang, kita kameran kan hampir itu ci—AWW!" Alvira mencubit Adrian sebelum lelaki itu mengatakan hal yang tidak-tidak.

Diana jelas melotot, dan semakin menatap curiga keduanya. "Jujur duh. Lo berdua ngapain kemaren?"

"Gue sama Vira kemaren tuh—"

"Dibilang gak ngapa-ngapain!"

"Lo diem dulu deh Vir!" Tunjuk Diana pada Alvira, "Yan kasih tahu gue cepet!"

Adrian kembali cengengesan. "Itu kita em... ciuman."

"Kan! Kan! Ngelakuin hal yang gak senonoh kan lo berdua!"

"Apaan sih? Dibilang juga nggak! Mauan aja lo percaya sama Adrian." Dengus Alvira.

Alvira menatap kearah Adrian tajam. Memberikan tatapan mematikannya. Adrian gelagapan, "eh nggak bukan bukan. Maksudnya hampir ya, belum ciuman kok. Tapi hampir, sumpah deh Na." Jelas Adrian.

"Coba aja si Riza gak nelepon Vira. Pasti kita udah ciuman saat itu juga. Ganggu emang si Riza!" Sambungnya, setelahnya lelaki itu meringis kesakitan karena Alvira memberikan pukulan mautnya.

"Gue jahit juga mulut lo lama-lama Yan!"

"Morning Everybody!" Ketiganya melirik kearah Raka yang baru saja datang. "Ada apanih, pagi-pagi kok udah ribut?"

ADRIAN | SunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang