s e m b i l a n b e l a s

27 6 0
                                    

Penjelasan mata pelajaran biologi oleh Bu Widi selesai tepat lima menit sebelum bel istirahat berbunyi.

Bu Widi langsung berjalan keluar dari kelas diikuti murid-murid yang kebetulan ingin keluar kelas menuju kantin.

Sibuk merapikan mejanya, Adrian memandangi Alvira yang duduk di sampingnya itu. "Mau ikut ke ruang BK gak?"

"Ngapain?"

"Mau cek aja, Papa udah datang apa belum."

"Ya udah, ayo." Alvira berdiri lebih dulu.

"Ngapa lo yang malah semangat si?"

"Penasaran gue sama muka mertua kayak gimana." Celetek Alvira yang malah membuat pipi Adrian bersemu merah mendengar kata mertua.

Adrian bangkit dari duduknya, kemudian merangkul Alvira sambil berjalan menuju ruang BK.

Di koridor lantai satu, keduanya tidak sengaja bertemu dengan Riza yang berjalan sendirian. Tampaknya, kakak laki-laki Alvira itu berniat menuju kantin.

"Abang!"

Riza tersenyum, menghampiri adeknya. "Mau ke kantin kamu?" Alvira menggeleng.

"Mau ke ruang BK."

"Ngapain?"

"Ada urusan bentar sama Adrian."

Riza manggut-manggut, lalu matanya tertuju pada Adrian kemudian. "Gak ada masalah kan?"

"Aman bang."

"Yaudah, abang ke kantin dulu." Riza mengacak pelan rambut Alvira. "Dahhh."

Keduanya lanjut berjalan menuju ruangan BK. Tepat ketika Adrian dan Alvira berdiri di depan pintu, pintu ruang BK itu terbuka.

"Adrian?" Ucap Chandra tatkala melihat puttanya itu berdiri tidak jauh darinya.

Alvira lekas menyapa lelaki di depannya itu. "Halo, om." Sapanya dengan sedikit membungkuk.

"Pacarnya Adrian kamu?" Tembak Chandra telak, Alvira kelabakan. Ia melirik Adrian yang ada di sampingnya meminta pacarnya itu untuk menjawab.

"Iya, pacarnya Adrian."

Chandra manggut-manggut. "Siapa nama kamu?"

"Alvira om."

"Udah berapa lama pacaran sama Adrian?"

"Udah setahun lebih." Jawab Alvira.

Chandra tersenyum sekilas. Selama ini dirinya jarang berada di rumah. Hingga Adrian memiliki kekasih saja ia tidak tahu, saking tidak ada interaksi antara ia dan Adrian. Lebih tepatnya, Adrian yang selalu menghindari dirinya.

Chandra betul-betul tahu jika putranya itu sangat membencinya.

"Kenapa Papa jadi tanya-tanya?" Adrian berucap ketus.

Chandra menaikkan sebelah alisnya. "Papa hanya ingin bertanya. Ada yang salah?"

"Ada—"

"Adrian!" Alvira menyikut pelan perut Adrian. Mengkode cowok itu untuk berhenti.

Melihat Alvira menyikut Adrian tadi, Chandra tersadar jika perempuan di depannya ini punya pengaruh besar atau bisa dibilang Alvira ini kelemahannya. Buktinya, putranya itu langsung berhenti saat Alvira menyikutnya.

Adrian berdeham. "Gimana tadi?"

"Aman. Papa sudah menemui guru BK kamu tadi."

"Udah beres kan?" Adrian mengambil sebelah tangan Alvira. "Ayo kita cabut." Adrian menarik Alvira menjauh dari sana.

ADRIAN | SunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang