Sixteen

95 21 5
                                    

Netra Jojo tak sedikitpun berpaling dari gadis yang baru saja meninggalkannya tanpa kata, setelah kekasihnya secara tiba-tiba memanggilnya dari ujung koridor sekolah

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Netra Jojo tak sedikitpun berpaling dari gadis yang baru saja meninggalkannya tanpa kata, setelah kekasihnya secara tiba-tiba memanggilnya dari ujung koridor sekolah. Ada yang aneh, tapi Jojo tak tahu harus mencari tahu tentang ini darimana.

Jika pada kenyataannya Haru juga menjawab tentang pertanyaan yang sama dengan jawaban yang tak pernah ia temui letak kejujurannya.

Minggu lalu, senja mulai berucap pamit pulang  keperaduan, menyisakan Jojo dan Haru yang menikmati sunset di sore hari ditempat yang berbeda.

Waktu berjalan begitu cepat, setiap obrolan yang terikat diantara mereka selalu diselingi candaan receh seperti biasa. Jojo menatap rindu sahabatnya itu dalam-dalam. Hari ini sudah memasuki bulan ke empat ia terpisah jauh dari Haru.

Kadangkala Jojo merasa kesepian, karena pada dasarnya Haru adalah bagian penting dari hidupnya.

Persahabatan mereka tak pernah membosankan, semenyebalkan apapun Haru, Jojo tak pernah merasa bosan. Ada banyak tawa juga luka yang pernah mereka lewati selama ini. Lalu sekarang Haru tiba-tiba pergi dan membuat hidupnya semakin sepi.

Disela tawa Haru, Jojo teringat satu pertanyaan yang belum pernah ia layangkan sebelumnya. Lelaki itu lalu tersenyum masih dengan ekspresi dan nada becanda seperti biasa.

"Gue mau nanya, tapi lo harus jawab jujur"

Haru mengangguk dibalik layar. "Nanya apaan?."

"Udah hampir dua minggu ini Kak Yuane nyamperin gue terus. Aneh gak sih? terus setiap kali dia datang, gak pernah satu kalipun gak nanyain lo, emang kenapa sih hubungan kalian renggang?."

Haru berdecak sebal. "Sialan, kirain apa. Gak penting banget lo nanyain pertanyaan gituan."

"Ye babi gue serius nanya." Dengusnya dengan emosi yang sama.

"Pertanyaan lo gak bermutu banget gila!."

Jojo menggerutu, "sikap nyebelin lo ga pernah hilang, aneh gue"

Diseberang sana, Haru mengerling malas "Gak ada bedanya juga sama lo"

"lo mau jawab pertanyaan gue apa engga? malah ngajak berantem"

"Ya enggak lah bego, bukan urusan lo juga" sungut Haru, meninggikan nada.

Jojo menggertakan gigi, "kok lo tambah ngegas sih?"

"Lo juga dari awal ngegas bego! udahlah lo emang manusia paling bikin gue emosi sejagat raya" terakhir, emosi Haru sebelum lelaki itu memutuskan panggilan diantara mereka secara sepihak. 

Jojo membuang nafas, masih melayang diingatan bagaimana wajah gugup nan marah Haru sebelum lelaki itu memutuskan panggilannya secara sepihak. Jojo merebahkan diri diatas kasur, lalu melihat langit-langit kamar dengan berbagai pertanyaan yang datang bertubi-tubi.

Homescapes Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum