Twenty Five

115 25 20
                                    

Senyuman Haru menjadi sambutan pertama yang Yuane dapati ketika ia sampai diruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyuman Haru menjadi sambutan pertama yang Yuane dapati ketika ia sampai diruang tengah. Helaan nafas lega keluar dari balik hidung Yuane. Meski sempat ketahuan terlambat oleh dosen mereka, namun keterlambatan Yuane masih bisa dimaklumi ketika ia beralasan baru pulang dari luar kota.

Yuane mengusap peluh pelan. Haru mengambil langkah mulai berjalan mendekat kearahnya. Berdiri dihadapan gadis itu dan mensejajarkan wajah mereka.

"Lo ngapain?"

Haru tersenyum, "morning kiss"

Yuane mengulum senyum, sebelum mendorong bahu Haru agar menjauh dari hadapannya. "Ada Jojo dibelakang, kita bisa habis kalau ketahuan. Lagian juga udah siang bukan lagi morning kiss"

"Jojo udah tahu kok" ucapnya tanpa beban.

Mata Yuane sukses terbelalak, "maksud lo apa tadi?"

Haru mundur selangkah untuk duduk dikursi tengah. "Jojo udah tahu, semalem gue cerita sama dia, first kiss lo, gue yang ambil."

Yuane meringis sembari memijit kepala pusing, "sialan pantesan dari tadi dia senyum-senyum gak jelas kayak orang gila. Kok lo bisa cerita sama orang kayak dia sih?"

"Tuh tanya aja orangnya" Haru menujuk dagu, saat kehadiran Jojo sudah ada diujung pintu.

"Ah ngeliat wajahnya aja udah capek gue" keluhnya sembari menaiki anak tangga.

Jojo mencebikan bibir, "kenapa lagi dia?"

"Biasalah, gue samperin dulu"

Haru pergi beranjak, hendak menyusul Yuane yang telah tiba diujung tangga. Saat tiba, tangan lelaki itu beralih menunjuk-nunjuk pipi Yuane, memainkannya hingga mereka tiba didalam kamar.

"Kenapa sih, pms?"

Menggeleng, Yuane menyandarkan diri disofa kamar. Memejamkan mata lalu menggeleng sebagai jawaban.

Tak lama, Haru duduk disamping Yuane dengan tangan hendak meraih badan gadis itu untuk dipeluknya lembut. Mungkin Yuane butuh pelukan karena kelelahan.

"Capek kuliah?" tanya Haru lirih.

Gadis itu menggeleng, menunduk dalam dan membalas pelukan Haru sama erat. "Haru, gue tau ini adalah sesuatu yang salah, but when i talk to you, i fall in love over and over again. Every night I think of you before bed with the hopes of having you in my dreams. Meskipun itu adalah hal yang tidak mungkin."

Jantung Haru berdetak tak karuan kala Yuane mengungkapkan rasa yang selama ini menjadi harap-harap muram dikeheningan malam.

"Haru, do you love me?"

Haru mengusap surai Yuane lembut, lalu menaruh dagunya dikepala Yuane, "sejak dulu bahkan, rasanya pergi kebelahan dunia manapun akan berujung sia-sia. You're my favorite places to go to when my mind searches for peace."

Homescapes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang