Thirteen

100 19 11
                                    

Siapa yang tak akan tergiur jika biaya sekolah kita sepenuhnya ditanggung oleh yayasan tanpa dipungut sepeserpun biaya? Ya dan Haru tergiur dengan penawaran beasiswa yang ditawarkan Pamannya disebuah kota bernama Chiang Mai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa yang tak akan tergiur jika biaya sekolah kita sepenuhnya ditanggung oleh yayasan tanpa dipungut sepeserpun biaya? Ya dan Haru tergiur dengan penawaran beasiswa yang ditawarkan Pamannya disebuah kota bernama Chiang Mai.

Terletak di antara pegunungan yang membentuk daerah utara Thailand, Chiang Mai brjarak sekitar 700 kilometer sebelah barat laut kota Bangkok.

Meskipun terletak cukup jauh dari ibu kota thailand, namun Chiang Mai juga merupakan kota terbesar ke-2 di Thailand dan terbesar di utara negara tersebut.

Selain tertarik akan biaya pendidikannya yang ditanggung sekolah, Haru juga tertarik untuk mengobati suasana hatinya disana. Barangkali mungkin ini menjadi salah satu alternatif agar Haru dapat cepat melupakan rasanya pada Yuane.

Meskipun salah satu konsekuensi besar yang harus ia tanggung adalah mengulang kembali kekelas awal, tapi Haru tak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Toh nyatanya semua kebutuhan yang ia ingini sepenuhnya sudah menjadi tanggungan sekolah, tinggal bagaimana cara ia memfokuskan diri dan mengedepankan pendidikannya demi membanggakan Mama.

Haru menggerak-gerakkan kaki naik turun menunggu tanggapan dari Jojo, laki-laki itu masih terdiam tak percaya akan keputusan sepihak dari Haru.

Ia pikir Haru memang becanda tentang rencananya yang akan mengambil full beasiswa itu disana. Thailand bukan tempat yang dekat, yang bisa Jojo kunjungi sesuka hati.

Ini bukan lagi jarak secepat yang bisa ia tempuh dari Jakarta ke Singapura. Bahkan untuk menempuh jarak kepusat ibu kotanya saja memerlukan waktu hampir 3 jam lebih. Terbang ke Chiang Mai juga memerlukan transit di Bangkok.

"Becanda lo gak asik Ru, terus kalau lo beneran kesana siapa yang bakal mesen makanan dikantin?" omel Jojo sedikit menaikkan nada bicaranya.

Ada jeda sejenak untuk Jojo menghela nafas sebentar, "terus siapa yang bakal jadi alasan gue buat pergi kerumah lo dan ambil makanan dari sana?-"

"Lo beneran tega ninggalin gue yang lemah ini seorang diri? lo temen bukan sih?" lanjutnya lagi bersamaan helaan nafas yang memburu kesal.

"Ternyata gue seberguna itu dihidup lo" gumam Haru diiringi anggukan bangga.

"Lo berguna banget bego! walaupun kadang juga banyak ngebebaninnya" kesal Jojo lagi seraya mengusap bulir air diujung mata.

Sejujurnya, Haru dibuat sedih sekaligus terharu akan respon Jojo. Bagaimana laki-laki itu meneteskan air mata lara akan keputusan sepihaknya yang mendadak.

Jojo sampai tak mampu lagi berucap kata.

Jika memang ini adalah keputusan yang terbaik bagi Haru, lalu Jojo bisa apa? ia tak punya hak lebih atas diri Haru. Disini Jojo hadir hanya sebatas teman saja, tidak lebih.

Homescapes Where stories live. Discover now