Twenty Three

141 23 10
                                    

Secercah senyum muncul di wajah Yuane tatkala ia dengar suara teriakan Jojo yang memanggil namanya barusan dari lantai bawah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Secercah senyum muncul di wajah Yuane tatkala ia dengar suara teriakan Jojo yang memanggil namanya barusan dari lantai bawah. Sebelum benar-benar melangkahkan kaki, gadis itu kembali meneliti setiap inci wajahnya memastikan tidak ada lagi nilai minus yang dapat mengundang tatapan aneh dari Haru.

Ketika Yuane sampai dianak tangga, hal pertama yang ia dapati adalah tatapan tajam Jojo yang mendelik jengah kearahnya. Bibir Yuane mencibir melihat itu, "apa lagi yang salah sih Jo?" tanyanya frustasi.

"Lo ngaret banget, gak ada bedanya sebelas dua belas sama saudara lo!"

Yuane menggaruk sisi kepala frustasi, "yaampun cuma dua puluh menit doang nunggu, lagian udah gue suguhin minum, terus makan juga tinggal ambil, apanya yang kurang?"

"Kurangnya kenapa lo nolak jadi pacar gue?"

Mata Yuane memutar, tatapannya teralihkan kala ia mendengar suara derap langkah kaki seseorang dari balik tangga. Samar terdengar suara Haru yang sedang berbicara entah bersama siapa, setelah sampai diujung tangga lelaki itu lalu mengangkat pandangan, "ayo pergi, nunggu siapa lagi?"

"Nanya lagi, nunggu lo lah bego" seru Jojo setengah kesal.

"Tapi nanti jangan lupa pas dijalan mawar belok kanan dulu jemput Lize" ucap Haru mengingatkan. Jojo hanya mengangguk dan menyuruh keduanya untuk segera beranjak.

Alis Yuane terangkat, bingung atas apa yang baru saja Haru ucap, "loh sama pacar lo?" tanyanya dengan dahi mengernyit.

Bukannya menjawab Haru malah melengos menarik langkah untuk menjauh hingga menyisakan mereka berdua disini.

Sedetik kemudian Yuane merasakan tepukan pelan di bahunya kala Haru membuka pintu utama, "sabar ya, butuh effort yang lebih tinggi lagi buat luluhin hati Haru. By the way ini namanya double date, Haru sama pacarnya dan gue sama calon pacar gue dimasa depan"

Yuane menghela nafas pasrah saat tangannya ditarik Jojo untuk dibawa keluar. Malam ini nampaknya ia akan melewati hari yang kelam.

Jonathan Adya adalah sosok manusia yang paling enggan untuk diganggu dimuka bumi jika lelaki itu tengah memfokuskan diri pada sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jonathan Adya adalah sosok manusia yang paling enggan untuk diganggu dimuka bumi jika lelaki itu tengah memfokuskan diri pada sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Bagaimana ia sedari tadi terus menerus menolak ajakan Yuane untuk berlalu dari tempat pedagang yang berjualan makanan khas korea.

"Jo ayo pergi, gue udah gak kuat diem disini" Yuane kembali merengek ketika lagi-lagi Jojo mengambil semangkuk topokki dari sipenjual.

Bukan tanpa pasal mengapa Yuane ingin segera pergi dari area ini, karena apa yang sejak tadi ia lihat adalah romantisme dua remaja yang tengah duduk di kursi milik gerobak sebelah.

Bagaimana si lelaki dengan mesranya menyelipkan surai si gadis dan menyuapinya bersama tawa yang tak mereda. Jujur saja hati Yuane memanas tak suka.

Beberapa kali ia sudah menyenderkan kepala diatas meja berusaha untuk bersabar, tapi semuanya semakin menjadi-jadi.

"Lo kalau gak mau pergi dari sini, gak bakal gue izinin masuk kerumah satu minggu"

Jojo menghentikan makannya, menoleh lalu menyimpan sumpit dan membuang nafas kasar, "Lo kalau cemburu sama Lize labrak aja sana, gak usah ganggu gue yang lagi makan enak"

Mata Yuane terpejam, menahan kesal.

"Please Jo, gue juga mau makan enak kayak lo" pintanya lagi berharap Jojo mau mengabulkan keinginannya.

"Pergi aja sendiri udah gede."

Yuane terbelalak ketika Jojo mengusirnya tanpa beban, "yaudah gue pergi, inget gak bakal gue bukain pintu buat lo selama sebulan"

"Lo lupa gue masih punya Haru sebagai kunci utama" teriak Jojo saat Yuane mulai berjalan menjauhinya.

Perut Yuane meringis meminta asupan, pun hatinya. Sepertinya rasa itu memang benar adanya, Yuane merasakan apa yang belum pernah ia rasakan ketika Dobby tengah melakukan interaksi bersama teman perempuannya.

Ngomong-ngomong tentang Dobby, hubungan mereka tak pernah ada kejelasan sampai saat ini. Yuane sudah tak melihat notifikasi Dobby masuk dihandphonenya sejak delapan hari yang lalu.

Sam atau yang kerapkali orang bilang Dobby adalah definisi orang paling sibuk yang sebenarnya. Hampir separuh hidup lelaki itu dihabiskan untuk mengabdi didunia kesehatan. Yuane terkadang tak mengerti dengan jalan pikiran Dobby, maksudnya manusia juga butuh refreshing atau paling tidak pelarian.

Bahkan dulu Yuane sudah mendedidakasikan diri untuk dijadikan Dobby sebagai tempat mengadu. Tapi Dobby tak pernah datang, ia hanya datang ketika memang dirasa, rasa abainya benar-benar keterlaluan. Hingga perlahan-lahan hubungan mereka tak seindah saat pertama kali Dobby menyatakan perasaannya terhadap Yuane.

Ah sudahlah, berbicara perihal Dobby hanya akan membuang-buang waktu saja.

Yuane terus menyusuri beberapa pedagang setelah berbelok arah, atensinya tertuju pada gerobak yang menjual sosis bakar ditengah-tengah keramaian.

"Bapak mau sosisnya yang besar satu"

Pedagang itu membawa satu buah sosis didalam wadah yang telah tertusuk lalu  segera melayani pesanan Yuane, "toppingnya lengkap Mbak?"

Yuane mengangguk, "iya, lengkap."

Setelah pesanannya berhasil diambil, Yuane memilih duduk disalah satu kursi dengan nafas yang mengepul menahan panas dari makanan yang baru saja ia gigit. Beberapa kali gadis itu mengepul-epul nafasnya keudara, mencoba mendinginkan makanan yang telah ia masukan kedalam mulut.

Yuane tersenyum riang ketika perutnya telah terisi kenyang. Jojo, lelaki itu memang tak bertanggung jawab atas diri Yuane, bagaimana sekarang ia hanya duduk sendiri tanpa seorang teman. Yuane membatin mengapa nasibnya harus mengenaskan seperti ini.

Kunyahan dalam mulut Yuane terhenti sejenak waktu ia lihat ada tangan yang mengulur memberinya sebotol air mineral. Dahinya mengerut seraya mengangkat pandangan untuk melihat sosok siapa yang berbaik hati memberinya minum.

"Haru?"

"Haru?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Homescapes Where stories live. Discover now