Eight

113 22 5
                                    

Haru membalas pelukan Yuane dengan dekapan erat yang sengaja tak ia lepas sejak beberapa detik yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haru membalas pelukan Yuane dengan dekapan erat yang sengaja tak ia lepas sejak beberapa detik yang lalu.

Ada binar bahagia dalam benaknya, bahagia yang sebelumnya tak pernah ia rasakan betapa dahsyat efek kehadiran Yuane dihidupnya.


Tak lagi menghiraukan debar, Haru enggan melepas pelukan diantara mereka sampai Yuane mengeluh sulit untuk bernafas.

"Ngomong-ngomong lo kok ga pernah keliatan gandeng cewe, kenapa?" tanya Yuane.

Haru menoleh bersidekap dada dan menatap Yuane agak jengkel seketika, "harus banget gue jawab?"

"Harus, karena gue takut lo gak suka sama lawan jenis. Gak boleh ya Ru!"

Haru beralih mengacak-acak surai legam Yuane, gemas.

"Kalau gue sukanya sama lo kak gimana?"

Hening datang menyelimut, menciptakan jeda yang cukup panjang diantara mereka. Lalu lima detik kemudian Yuane refleks memukul lengan Haru kesal karena ucapan lelaki itu.

Beberapa kali pukulan Yuane tak dapat ia hindari, Haru berusaha menghindar sampai ia memohon untuk dilepaskan. Jika boleh jujur pukulan Yuane cukup keras tenaganya satu banding satu jika dibandingkan dengan tenaga Jojo.

Haru meringis menahan sakit, cukup tak menyangka pukulan Yuane akan berefek lama.

"Becanda" kekehnya pelan. "Tenang masih normal kok"

Normal? Haru membatin dalam hati, sebut saja ia bodoh karena tak berpikir dua kali. Ia tidak normal, mungkin. Karena memendam perasaan pada saudarinya sendiri bukanlah sesuatu yang bisa dianggap hal biasa.

"Takut banget ya gue melawan hukum Tuhan?"

Yuane mengangguk membenarkan, hal seperti itu sangat mengganggu pikiran Yuane. Yuane takut, amat takut bahkan. Takut Tuhan marah dan ia akan terseret pada lubang yang bahkan tak pernah ia gali sebelumnya.

"Kak? kok lo gemes banget sih?" lagi, Haru mengacak surai Yuane gemas. Entah sudah kali keberapa hari ini lelaki itu menghancurkan rambut Yuane yang tergerai rapi.

Haru perlahan mendekat kembali merangkul pundak gadis itu agar sejengkal lebih dekat dengannya. Bahkan Yuane tak bergerak barang sedikit, kehadiran Haru dalam hidupnya tak lagi menjadi canggung bagi Yuane. Mereka beberapa langkah lebih dekat layaknya saudara.

Mungkin begitu bagi Yuane.

Hujan gerimis disore hari menambah melodi suasana haru biru bagi Haru. Untuk saat ini tolong biarkan Haru terlelap dalam imajinasinya sendiri, tolong biarkan Haru menikmati setiap inci kedekatan antara ia dan Yuane.

Barangkali mungkin suatu saat nanti, ia akan kembali menerima luka akan kenyataan tentang mereka yang tak akan pernah menerima restu dari mereka, tapi setidaknya Haru sedikit bahagia dengan ini.

Homescapes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang