Ch. 1 | Prolog

586 61 2
                                    

30 April 1945.
Führerbunker, Berlin, Germany.

Tentara Merah Soviet semakin mendekati Bunker persembunyianku, para Jendral dan staff lari menyelamatkan diri. Waktuku tidak lama lagi, aku telah gagal. Impian besarku, cita citaku, semuanya telah hancur.

*Tok tok tok
Suara ketukan pintu.

"Masuklah."

Hans : "Permisi Mein Führer."

"Ternyata kau Hans, ada apa?"

Hans : "Mein Führer, Jendral Steiner tidak dapat mengumpulkan pasukan yang cukup untuk melindungi Berlin, serangan Steiner tidak dapat dilakukan!"

"Ya, aku tau itu."

Hans : "Kalau begitu tunggu apa lagi Mein Führer, anda harus segera meninggalkan Berlin sekarang, tentara Merah sudah mulai mendekati Bunker, kita harus bergerak selagi kita bisa!"

"Itu mustahil, tidak mungkin. Aku tidak akan meninggalkan Berlin, meskipun harus mati."

Hans : "Tidak Mein Führer, anda harus segera menyelamatkan diri, demi masa depan Jerman, demi semua yang selama ini telah anda bangun."

"KAU KIRA AKU AKAN LARI SEPERTI PENGECUT? Aku tidak akan lari, kalaupun aku harus hancur, biarkan aku hancur bersama impianku, biarkan aku hancur bersama karyaku. Lebih baik aku menembak kepalaku sendiri, dari pada harus menyerah kepada mereka. Biarkan aku mati disini, dari pada aku harus menanggung rasa malu selama sisa hidupku."

Hans : "Mein Führer...... "

"Ini sudah berakhir, kita sudah tidak memiliki harapan. Beri tahu semuanya bahwa aku akan bunuh diri di tempat ini, bakar jasadku."

Hans : "........, baik Mein Führer, sesuai perintahmu, saya izin meninggalkan ruangan."

Adolf menganggukkan kepala, Hans meninggalkan ruangan.

Tak lama kemudian Adolf ikut meninggalkan ruangannya, berjalan menuju ruangan yang akan digunakan untuk bunuh diri. Semua orang memberikan hormat terakhir kepada Adolf. Kemudian Adolf dan Eva Braun memasuki ruangan, Eva meminun pil racun dan meninggal disamping Adolf.

Sekarang giliranku. Saatnya mengakhiri semua ini, maafkan aku. Aku telah gagal.

Adolf menempelkan pistol ke kepalanya.

Selamat tinggal.

*Klik
Suara pelatuk pistol ditarik.

Adolf membuka matanya.

"Apa... Apa yang terjadi, apa ini. Dimana ini, bagaimana bisa aku tidak mati."

Saat aku membuka mataku, yang ada didepanku adalah tempat yang sangat tidak aku kenali.

Adolf membuka matanya.

Führer : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang