Ch. 9 | Stadt

249 42 7
                                    

Setelah hampir 5 hari kami melakukannya perjalanan. Akhirnya kami keluar dari hutan dan melihat sebuah kota dari atas bukit dari kejauhan.

Pemandangan sebuah kota yang dikelilingi padang rumput hijau dan juga ladang ladang perkebunan, kota bergaya Jerman medieval dengan dikelilingi tembok benar-benar memberikan kesan fantasi seperti yang ada di buku buku dongeng dan novel.

"Woaaahh, kau lihat itu Erika? Ada kota disana!"

Erika : "Dimana? Aku tidak bisa melihatnya pa."

"Ah, kalau dari kamu mungkin tidak kelihatan karena tertutup pepohonan, biar papa angkat kamu."

Aku mengangkat dan menggendong Erika agar ia bisa melihat pemandangan kota dari atas bukit.

"Gimana? Sudah kelihatan kan?"

Erika : " Waaahhh, keren! "

Erika : "Papa! Kita akan kesana bukan?"

"Ya, tentu saja. Kita akan pindah ke kota, mencari pekerjaan dan memulai kehidupan yang baru."

Erika : "Papa akan bekerja sebagai apa? Aku akan membantu!"

"Ummmm. Papa lumayan ahli mengambar, jadi mungkin papa akan jadi pelukis saja hehehe."

Erika : "Waah, sepertinya menyenangkan. Papa coba lukis aku!"

"Hahahaha, tentu saja."

Kami melanjutkan perjalanan menuju kota. Di sepanjang jalan lumayan ramai orang orang beraktivitas. Diladang ada para petani yang sedang mengurusi ladangnya. Di jalanan ada para pedagang yang sedang melakukan perjalanan menggunakan kereta kuda.

Akhirnya kami sampai di gerbang kota. Disana kami di hampiri oleh seorang prajurit penjaga.

Guard : "Permisi tuan, mohon maaf jika tidak sopan. Anda tampak asing, apakah ada yang bisa saya bantu?"

"Ah tidak, kami tadinya memang sedang dalam perjalanan kesini, tetapi kereta kami di serang oleh monster saat perjalanan."

Guard : "Monster? Kalau boleh tau, tuan melewati jalur yang mana? Agar para monster bisa kami singkirkan."

"Kami lewat hutan di sebelah sana, disana sangat sepi. Tidak ada yang lewat selain kami."

Penjaga itu tampak terkejut mendengar ucapanku.

Guard : "Hutan disebelah sana? Anda melewati hutan Norwood? Pak, disana sangat berbahaya. Belakangan ini banyak monster berkeliaran disana. Tidak ada satupun yang berani melewati jalur itu."

"Benarkah? Pantas saja tidak ada satupun orang yang lewat."

Guard : "Maaf, kalau boleh tau ada urusan apa ke Kota Weldam?"

Ah, jadi begitu ya jadi nama kota ini adalah Weldam.

"Aku ingin menjual beberapa barang disini."

Guard : "Ah, begitu ya. Baiklah pak, silahkan masuk. Selamat datang di kota Weldam. Jika mau menjual barang ada sebuah toko di perempatan, anda lurus saja dari sini nanti anda akan melihat toko dengan jendela berwarna hijau."

"Terimakasih."

Begitu memasuki kota, suasana medieval fantasi benar benar sangat terasa, pakaian warga serta rumah rumah jerman bermodel abad pertengahan mewarnai seluruh kota.

Begitu memasuki kota, suasana medieval fantasi benar benar sangat terasa, pakaian warga serta rumah rumah jerman bermodel abad pertengahan mewarnai seluruh kota

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Erika : "Papa, kita akan kemana sekarang?"

"Kita akan menjual beberapa barang dulu sebentar."

Sepanjang jalan, banyak orang yang melirik ke arah ku. Yah, itu mungkin karena penampilanku yang sangat berbeda. Aku memakai jas militer bermantel. Yah aku rasa pakaian seperti ini sangat tidak umum di dunia ini.

Aku mengikuti arahan penjaga tadi dan sampai di sebuah toko besar berjendela hijau.

*Kringringring
Bunyi bel lonceng kecil yang terpasang saat pintu itu dibuka.

Pemilik toko : "Selamat datang tuan, apakah ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin menjual beberapa barang."

Pemilik toko : "Oh begitu ya, silahkan kemari."

Pemilik toko : "Jadi barang apa yang ingin anda jual?"

"Aku ingin menjual jam tangan ini."

Aku mengeluarkan jam tangan dari sakuku

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Aku mengeluarkan jam tangan dari sakuku. Jam tangan itu merupakan jam tangan mahal milikku yang dilapisi oleh berlian. Aku pikir aku akan mendapatkan cukup banyak uang.

Pemilik toko sangat terkejut melihat nya, karena berlian biasanya hanya dimiliki oleh kaum bangsawan kelas atas dan keluarga kerajaan karena sangat mahal.

Pemilik toko : "Haaaahh! Apa ini... Berlian?"

"Ya, itu berlian."

Pemilik toko : "A-apakah tuan ini seorang bangsawan?"

Hmmm, sepertinya jika aku menjawab yang bukan bukan aku akan dianggap pencuri.

"Bukan, aku hanya seorang pengembara. Kebetulan saja aku mendapatkan ini di sebuah peti harta karun.

"Jadi, kau akan membelinya berapa?"

Pemilik toko : "Emmm yah... Ini bisa mencapai 320 koin emas."

"Kau punya uang nya?"

Pemilik toko : "Yah... Untuk saat ini kami hanya memiliki 183 koin emas."

Pemilik toko : "Sebagai gantinya anda bisa datang kesini kapanpun dan membeli apapun tanpa membayar sampai jumlah harganya 137 koin emas, bagaimana?"

Woaah itu uang yang sangat banyak sekali. Walaupun begitu, aku tidak boleh memakainya berlebihan dan memamerkannya di depan umum, itu bisa menjadi masalah besar.

"Baiklah, aku setuju."

Pemilik toko : "Ini uangmu tuan. Apakah ada yang bisa saya bantu lagi?"

"Yahhh, aku akan membeli bebrapa pakaian untukku dan putriku."

Pada akhirnya aku membeli pakaian baru dan alat lukis. Kami datang ke pemandian umum dan mencuci pakaian. Rasanya sangat nyaman berendam di air pemandian, selama dihutan kami hanya mandi di sungai.

Setelah mandi, kami meletakkan pakaian yang sudah di cuci di tangan penghangat yang yang mirip sauna. Sambil menunggu pakaian kering, kami pergi ke toko roti dan memakan roti disana.

Erika : "Haaah... Kenyang."

"Bagaimana? Apakah enak?"

Erika : "Sangat lezat, selama ini kita hanya makan buah di hutan. Roti sangat enak."

FYI : Hitler adalah seorang vegetarian, karena itu dicerita ini ia saat di hutan hanya makan buah buahan.

"Hahaha, makanlah kita akan beli lagi untuk di bungkus."

Setelah makan, kami kembali ke pemandian untuk mengambil pakaian kami yang sudah kering dan menuju penginapan.

Di penginapan aku memesan satu kamar dengan dua tempat tidur.

Sesampainya dikamar, Erika langsung berlari ke tempat tidur dan berbaring.

Erika : "Waahaha. Kasurnya empuk. Akhirnya bisa tidur dengan nyaman."

"Hahaha, istirahatlah nak. Besok kita akan kembali berkeliling kota."

Erika : "Okey!"

Pada akhirnya kami beristirahat di penginapan dan bersiap untuk besok.









Führer : In Another WorldDonde viven las historias. Descúbrelo ahora