Ch. 6 | Erika

313 44 0
                                    

Disaat aku terbangun, aku melihat Erika yang masih tertidur di pangkuanku.

Dengan hati hati aku memindahkannya ke wagon agar dia tidak terbangun, aku memberikannya mantelku untuk alasnya tidur.

Aku berdiri dan melihat lihat sekitar, area sekitar bekas pertarungan dengan monster tampak sedikit berantakan dan mayat monster masih tergeletak disana.

Waah, ngeri sekali. Jika aku orang biasa dan tidak tahu apa apa melihat ini pasti akan shock.

Disaat aku sedang melihat-lihat dan melamun, Erika terbangun dan memandangiku dengan tatapan bingung.

Aku langsung mendekatinya dan mencegahnya untuk tidak melihat mayat monster untuk mencegah trauma.

"Nak, kau tidak apa apa? Apakah tubuhmu sakit?"

Erika memiringkan kepalanya seolah tidak mengerti apa yang terjadi.

"Nak?"

Erika : "Paman... Siapa? Ini dimana?"

"Kau tidak ingat aku? Apa yang kau ingat nak?"

Erika menggelengkan kepalanya mengisyaratkan bahwa ia tidak tau apa apa?

"Kau ingat namamu?"

Erika : "Ummmmm, mungkin... Erika, namaku Erika!"

"Lainnya? Adakah hal lain yang kau ingat? Bagaimana dengan orang tua?"

Erika : "Orang tua? Tidak tahu."

Oh astaga, anak ini tampaknya kehilangan ingatannya. Dia bahkan tidak ingat orang tuanya.

Tetapi anak ini sekarang adalah putriku kan. Aku harus melindunginya, kurasa tidak apa apa jika aku mengaku sebagai ayahnya.

"Erika, kau tidak ingat aku? Aku adalah ayahmu, aku papa mu."

Erika : "Papa?"

"Ya, benar! Aku papa mu."

Erika : "Yey! Papa!"

Erika langsung memelukku tiba-tiba. Tidak diam saja, aku juga ikut memeluknya dan memgelus kepalanya.

Apakah seperti ini rasanya memiliki seorang anak? Sangat hangat dan membuat bahagia.

Erika : "Papa, ini dimana? Aku lapar."

"Oh, kamu lapar ya? Mau ikut cari buah disana? Banyak buah enak loh."

Erika : "Mauu!"

"Haha, baiklah ayo kita berangkat."

Aku menggendong Erika dan membawanya berjalan jalan menyusuri jalan di hutan sambil mencari buah.

Di sepanjang perjalanan terdapat beberapa pohon yang ada buahnya. Aku memetiknya dan memberikannya pada Erika untuk dimakan.

"Apakah enak?"

Erika menjawab dengan menganggukkan kepalanya sambil mengunyah makanan.

"Kalau kamu mau lagi bilang saja ya, nanti kita cari lagi."

Kami terus berjalan kaki mengikuti jalan hingga hari mulai gelap.

Kami singgah disuatu tempat pepohonan ditepi sungai untuk beristirahat.

Aku mengumpulkan beberapa ranting dan dahan kayu disekitar untuk dijadikan api unggun.

Untuk menyalakan api unggun, aku hanya perlu menjentikkan jari saja dan tiba-tiba kayu bakar itu terbakar dengan sendirinya.

Aku juga kaget pada awalnya, tetapi rasanya aku mulai terbiasa dengan kekuatan baruku ini.

Kami beristirahat dipinggir sungai sambil ditemani api unggun. Erika duduk di pangkuan ku.

Erika : "Papa, sebenarnya dari tadi aku heran. Kita ini sebenarnya ada dimana?"

"Entahlah nak, aku juga tidak tahu. Kita dalam perjalanan tetapi kita malah tersesat dihutan ini, karena itu kita harus mencari jalan keluar bersama ya."

Erika : "Hmmm... Papa, mama dimana? Kenapa kita cuma berdua?"

Haduuh.... Muncul juga pertanyaan ini. Harus kujawab apa? Apakah aku harus jujur?

"Mama sekarang sudah berada di tempat yang jauh. Tapi tenang saja, mama pasti baik baik saja dan selalu mengawasi kita dari sana."

Erika : "Apakah kita bisa bertemu dengan mama lagi?"

"Tentu, tentu saja nak. Suatu saat nanti kamu pasti bisa bertemu kembali dengan mama. Tapi tidak tahu kapan itu bisa terjadi."

"Kalau begitu sekarang kau tidurlah, besok kita akan lanjut perjalanannya."

Erika : "Baik papa."

Erika berbaring dan tertidur dipangkuan ku terselimuti dengan mantelku.

Untuk siapapun orang tua anak ini. Aku tidak tahu apakah kalian masih hidup atau tidak. Jika aku mendapatkan tanda tanda jika kalian masih hidup aku berjanji akan menyelamatkan kalian dan memberikan Erika kembali kepada kalian. Tetapi jika kalian sudah tidak ada. Aku berjanji akan selalu menjaga dan melindungi anak ini layaknya anak kandungku sendiri.

Keesokan paginya kami terus melanjutkan perjalanan mencari jalan keluar. Perjalanan kami masih sangat panjang, kami melakukan perjalanan selama berhari-hari. Selama perjalanan tidak sepenuhnya mulus, beberapa kali kami bertemu dengan monster dan hewan berbahaya, tetapi aku selalu berhasil mengalahkan mereka. Berhari-hari dihutan membuat kemampuan bertarung ku meningkat dan Erika semakin dekat dan bergantung kepadaku.

Setelah hampir 5 hari kami melakukannya perjalanan. Akhirnya kami keluar dari hutan dan melihat sebuah kota dari kejauhan.

Führer : In Another WorldDonde viven las historias. Descúbrelo ahora