Bergegas aku menghampiri sumber tangisan itu. Tak disangka aku memasuki sebuah jalan yang lumayan besar. Adanya jalanan di tengah hutan menandakan bahwa hutan ini tidak sepenuhnya belantara, bisa saja ada orang yang masuk ke hutan dan tersesat. Karena itu aku semakin berlari mengikuti sumber suara.
Sesampainya aku disana, tampak sebuah kereta wagon yang sudah rusak.
Perlahan lahan aku mendekati wagon itu.Perlahan pula mulai terlihat di dalam wagon itu terdapat sesosok anak kecil perempuan. Usianya mungkin sekitaran 1-2 tahun sedang menangis.
Kulitnya berwarna putih, rambutnya pirang berwarna kuning emas serta memiliki mata yang berwarna biru cerah.
"Nak"
Ucapku memanggil anak itu.Anak itu menoleh dan mennatapku.
"Kenapa kamu sendirian disini? Dimana orang tuamu?"
Setelah aku menanyakan hal itu dia langsung menangis lagi.
"Hey hey, sudah jangan menangis, jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu, aku akan menolongmu, siapa namamu gadis kecil?"
"Nama saya Erika"
Jawabanya sambil menangis."Erika? Nama yang cantik."
Kemudian Erika mendekat dan memegang tanganku.
Erika : "Paman, tolong. Monster, ada monster membawa ayah dan ibu."
"Monster?"
Kemudian, dari pepohonan muncul sesosok makhluk dengan tubuh besar seperti beruang, rambutnya berwarna hitam pekat sehingga menyatu dengan kegelapan. Kepalanya seperti dilindungi lapisan berwarna putih seperti tulang yang melindungi kepalanya. Taring dan gigi gigi tajamnya menjulang keluar mengintimidasi mangsanya.
Waahhhh, apa apaan makhluk itu? Mengerikan. Apa dia menunggu dan mengintai kami dari tadi?
Mungkinkah makhluk itu yang membawa orang tua anak ini. Ah... Tidak mungkin, orang tuanya pasti sudah tewas oleh monster ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Führer : In Another World
Historical Fiction"Lebih baik aku menembak kepalaku sendiri, dari pada harus tunduk kepada musuhku." Adolf Hitler terpanggil ke dunia lain saat mecoba untuk bunuh diri di bunker. Dunia asing yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dengan segala rintangan dan perjuangan...