Ch. 17 | Uprising (5)

232 34 8
                                    

Di pagi hari, Oswyn berjalan sendirian di jalanan kota yang terasa lebih sepi. Tidaklah armor zirah yang menyelimuti tubuhnya, melainkan pakaian biasa ala kadarnya, seperti seorang gembala yang selesai memberi makan ternaknya.

Namun, suasana jalanan kota yang biasanya ramai, pada hari itu terasa lebih sepi dari biasanya. Bagaikan semua orang pergi berkumpul di suatu tempat. Tetapi Oswyn tidaklah heran dengan keadaan itu, ia paham betul kemana orang-orang ini pergi, yang juga menjadi tempat tujuannya.

Tavern Burgia, pada awalnya hanyalah sebuah tavern biasa seperti yang lainnya, hanya saja memang ukuran nya yang lebih besar dan luas dibandingkan tavern lainnya, namun tetap saja tidak ada yang spesial dari tavern itu. Hingga munculnya seorang pria pelukis aneh, yang mulai berbicara menyuarakan amarah dan kehendaknya dengan penuh berapi-api. Kata kata yang ia lontarkan berhasil mempengaruhi dan menarik hati sebagian besar penduduk kota, hingga mereka mulai terpengaruh dan mengikuti paham paham baru yang ia bawa.

Tavern Burgia kini selalu ramai dipadati oleh orang-orang pengikut Hitler untuk mendengarkan khutbah yang akan diberikan oleh sosok yang selalu mereka puja puja, mereka menamai diri mereka sebagai 'Arya'.

Hari ini, Oswyn telah sampai tepat berada di depan pintu masuk Tavern. Hanya tersisa beberapa langkah hingga pada akhirnya ia akan bertemu sang Hitler.

Hingga pada ia mendorong pintu tavern dan memajukan tubuhnya memasuki tavern, yang dilihat oleh nya bukanlah orang orang yang bermabuk mabukan sambil bercanda ria, melainkan segerombolan orang yang khusyuk mendengar khutbah dengan wajah yang serius. Suara teriakan pidato terdengar di seluruh tavern, dengan nada dan intonasi yang berapi-api membuat suasana didalam menjadi semakin serius. Tidak ada satupun dari mereka yang mengobrol apalagi berani menginterupsi, semuanya hanya fokus mendengarkan apa yang dikatakan oleh Hitler.

Oswyn menempatkan diri dengan duduk di antara para pendengar. Tujuannya datang ke sini adalah untuk mengawasi langsung dan mencari celah untuk bisa menangkap Hitler. Ia mulai mendengarkan pidato yang diberikan.

Adolf : "Kita harus menyingkirkan para pendusta itu! Biarkan orang-orang kita bebas, dan menghancurkan rantai ini berkeping-keping."

Adolf : "Yang mereka curi dari kita, sebuah kehormatan dan kebebasan."

Adolf : "Dan yang berkuasa diatas kerajaan ini adalah, para pengkhianat negara. Dan para pengkhianat pengkhianat itu, harus ditekan di pengadilan dengan hukum besi!"

Suara tepuk tangan, sorakan dan puji pujian terdengar di seluruh tavern. Tak ada yang bisa Oswyn lakukan selain melakukan hal yang sama seperti mereka lakukan.

Tak berselang lama, Hitler turun dari panggung nya, beberapa orang langsung menghampiri nya dan bersalaman dengannya. Kemudian, Hitler hilang dari pandangannya.

Oswyn : 'Dia sudah pergi? Apakah dia pulang?'

Menyadari bahwa ia sudah kehilangan Hitler dari pandangan nya, Oswyn tidak membuang waktu dan langsung keluar dari Tavern. Ia langsung bergegas menuju kediaman dari Hitler dan menunggu nya disana.

Sesampainya ia ditempat tujuannya, Oswyn bersembunyi dan menunggu kedatangannya.

Cukup lama ia menunggu, tetapi tidak ada sedikitpun pikiran yang terlintas dikepalanya untuk pergi dari tempat itu. Hingga pada akhirnya yang di nanti-nanti kan pun tiba.

Sampai dirumahnya dan langsung masuk kedalam. Oswyn yang melihat hal itu keluar dari persembunyiannya dan mengikuti nya.

Oswyn berdiri didepan pintu masuk kediaman Hitler. Dengan mengumpulkan keberanian dan tekadnya ia pun mengetuk pintu itu.

*tok tok tok

*tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar beberapa kali, kemudian diikuti dengan suara papan digeser dari balik pintu.

Führer : In Another WorldWhere stories live. Discover now