Ch. 14 | Uprising (2)

243 39 7
                                    

POV Adolf

Saat aku mendapatkan kembali kesadaran ku, aku membuka mataku dan melihat diriku sedang terbaring di lantai dapur dan Erika berada disampingku.

'Ahh, cara ia mengembalikan ku benar-benar tidak menyenangkan.'

Erika melihat kearah diriku yang baru saja bangun.

Erika : "Papa, papa! Kau sudah bangun."

"Ah iya hahaha, apa yang kamu lakukan disini Eri?"

Erika : "Apa yang aku lakukan? Seharusnya aku yang bertanya kepada papa, kenapa papa tidur di dapur?"

"Ah tidak, semalam papa hanya sedikit pusing, jadi mengantuk sekali sampai ketiduran di dapur."

Erika : "Itu tidak masuk akal, papa pasti sakit."

"Tidak kok, papa baik baik saja."

Erika : "Bohong, hari ini papa tidak usah bekerja, tidur saja di rumah. Biar aku yang mengurus papa hehehe."

"Hahaha, baiklah baiklah aku kalah. Mohon bantuannya nona suster."

Erika : "Hum hum, sekarang kembali ke kamar dan berbaringlah! Aku akan membawakan makanan untuk papa.

"Iya deh iya"

Aku beranjak bangun dan pergi masuk ke kamarku, sementara Erika hanya diam didapur sambil melihatku dengan tatapan puas.

Terkadang Erika bisa bersikap sangat manja seperti bayi tetapi terkadang ia juga bisa menjadi keras kepala. Sifat lucunya itu membuatnya sangat imut dan menarik.

Tak lama kemudian Erika datang ke kamar ku sambil membawa sebuah mangkuk dan sendok.

Tetapi setelah diperhatikan, yang ada didalam mangkuk itu bukanlah sup ataupun bubur normal, entah apa yang ia bawa.

Erika : "Ini dia, makanlah."

"Umm Eri, makanan apa ini?"

Erika : "Ini adalah pisang yang ku tumbuk lalu aku aduk menggunakan susu dan aku berikan remahan roti di atas nya. Ini pasti akan menyehatkan, karena itu makanlah papa."

"...."

Aku hanya bisa memakan itu dengan pasrah, karena jika aku tidak memakannya ia pasti akan sedih. Sementara Erika hanya duduk menunggu ku sambil melihatku makan.

'Ugghh... Jujur saja rasanya tidak terlalu buruk, tetapi tekstur dan bentuk nya benar-benar buruk.'

Namun pada akhirnya, aku tetap menghabiskan makanan itu, walaupun dipaksa.

Erika : "Wah itu habis! Sangat bagus. Papa, apakah itu enak?"

"Ah iya, enak kok."

Erika hanya tersenyum dengan tatapan puas dan bangga.

"Eri, bisakah kamu tinggalkan papa sebentar, papa ingin istirahat. Jika kamu mau makan ambil saja roti atau buah di lemari makanan."

Erika : "Baiklah papa, selamat istirahat."

Ia langsung beranjak keluar dari kamarku.

Setelah Erika pergi, aku kembali teringat tentang pertemuan dengan Auctor semalam. Permasalahan di dunia ini cukup sulit dan sudah parah.

Rasputin yang tiba-tiba datang ke dunia ini membawa banyak masalah, serta keadaan Kerajaan Germund yang sudah sangat parah.

'Memulai sebuah pemberontakan disaat saat seperti ini mungkin akan mudah, tetapi juga berbahaya. Aku khawatir akan keselamatan Erika.'

Führer : In Another WorldWhere stories live. Discover now