Ch. 4 | Beginning of the journey

394 43 1
                                    

"Uuuuuggghhh"

Aku terbangun dari pingsan dengan kepala yang sangat pusing. Sangking pusingnya rasanya ingin pingsan lagi.

Aduh duh duh, pusing sekali. Berapa lama aku pingsan? Sepertinya tidak lama. Ini masih pagi sih.

*Gruuugggg
Suara perutku

Ah, benar juga. Aku belum makan apapun sejak kemarin. Dan sekarang aku sangat lapar.

Apakah sebaiknya aku turun kebawah dan mencari makanan? Yah mungkin disana bisa saja banyak hewan berbahaya, tetapi jika tetap di sini mungkin aku akan mati kelaparan. Semoga saja ada aliran sungai kecil dibawah.

Secara perlahan aku mencoba berdiri, perlahan lahan aku berhasil berdiri, tetapi kaliku masih gemetaran.

Sambil menggebas gebas bajuku untuk menghilangkan debu, aku melihat lihat sekeliling lagi, sepanjang mata memandang hanya ada pohon, bukit dan Gunung.

Waahhhh...... Kuharap aku bisa keluar dari hutan ini dalam keadaan utuh.

Kemudian aku menuruni bukit untuk mencari makanan, aku berharap bisa menemukan sungai untuk minum dan buah buahan untuk dimakan.

Disaat aku menuruni bukit, terdengar suara burung-burung berkicauan di pagi hari. Serta udara yang sejuk sangat menenangkan batin. Setelah bertahun-tahun terlibat peperangan besar, suasana seperti ini sangatlah langka untuk didapatkan.

Aneh, tanganku kiriku tidak gemetaran, ini baik baik saja sejak kemarin. Tetapi baguslah.
FYI : Adolf Hitler mengidap penyakit Parkinson yang membuat tangan kirinya sering bergetar dan bergerak sendiri.

Tak lama kemudian aku sampai dibawah, aku mendengar suara gemericik air.

Yes! Beruntungnya aku, ada sungai didekat sini.

Segera saja aku langsung menghampiri sumber suara itu. Dan betapa beruntungnya.

Terlihat sebuah sungai kecil dengan air yang sangat jernih.

Tanpa pikir panjang aku langsung mendekati sungai itu dan meminum airnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa pikir panjang aku langsung mendekati sungai itu dan meminum airnya.

Airnya sangat segar, rasanya sangat murni. Walaupun tidak melalui sterilisasi dan mungkin saja tidak begitu higienis, tetapi ini sangat segar, rasanya sangat berbeda dari air yang biasa kuminum.

"Hwaahhhh, segarnyaaa."

Setelah selesai minum, aku hendak mencuci wajahku.

Disaat aku melihat ke air sungai, air yang jernih memantulkan pantulan wajahku.

Apa apaan lagi ini? Ini aneh, sangat aneh. Wajahku.... Wajahku berubah.

Didalam pantulan air aku melihat wajahku, tetapi wajahku berbeda dari sebelumnya. Wajahku terlihat lebih muda.

Waah, ini aneh. Banyak hal aneh yang terjadi. Fisik ku berubah dan penyakitku menghilang.

Tetapi hal ini tidak buruk juga, wajah ini walaupun tidak jauh berbeda dari sebelumnya, tetapi menjadi sedikit labih bagus dan tubuhku bisa bergerak leluasa sekarang.

Mungkin ini semua adalah pemberian dari Auctor. Terimakasih Auctor.

Baiklah, saatnya mencari makanan. Mungkin berjalan jalan disekitar tidak terlalu buruk.

Aku berjalan jalan di sekitar sungai dan mengumpulkan buah buahan yang ada, buah buahan disini cukup berbeda dari yang ada di bumi, tetapi juga memiliki beberapa kesamaan.

Setelah mengumpulkan nya, aku duduk bersandar di sebuah pohon cemara. Aku langsung memakan buah buahan itu dengan lahap. Rasanya sangat segar dan lezat. Perutku telah terisi.

Waahhhh, nikmatnya, padahal hanya buah, tetapi bisa senikmat ini. Saatnya istirahat.

Tak beberapa lama aku beristirahat, terdengar suara tangisan anak balita.

"Apa? Suara anak kecil? Yang benar saja, ditengah hutan seperti ini? Apakah hantu?'

"Tidak tidak, tidak mungkin hantu. Bisa saja dia tersesat dan butuh pertolongan. Aku harus mengeceknya."

Tanpa berpikir lama lama, aku langsung bergegas mendekati suara itu.

Führer : In Another WorldWhere stories live. Discover now