Ch. 3 | Buße

415 51 3
                                    

"Aaarrrrgghhgghhh!!!!!!"

Apa?

"Tolong!!!!"

Siapa itu?

"Sakit...... "

Apa yang terjadi?

"Ini semua salahmu!"

Apa maksudnya ini?

"Kami menderita karenamu!"

A-apa?

"TERKUTUKLAH KAU DI NERAKA!"

Tidak, maafkan aku.

"TERKUTUKLAH KAU DI NERAKA!"
--------------------------------------------------------------
TIDAAAKKKKKKK

Aku terbangun dari tidurku dengan nafas yang ter engah engah tak karuan.

Apa itu tadi, mimpi apa itu.

Mengerikan, sangat mengerikan. Orang-orang itu, mereka tewas, mereka menderita, tersiksa.

Itu semua..... Karena diriku?

Ya, benar. Ini semua karena diriku.

Apa yang telah aku perbuat...... Sangat keji.

Oh astaga apa yang telah aku perbuat..... Aku seorang monster, ini keterlaluan.

Maafkan aku, kumohon maafkan aku....

Tuhan.... Ampunilah aku, ampunilah dosa dosaku.

??? : "Apakah kau menyesalinya Adi?"

Tiba-tiba terdengar suara misterius yang entah dari mana. Suara itu memanggilku dengan panggilan "Adi". Itu adalah panggilan yang diberikan orang tuaku, kepadaku, hanya orang-orang terdekat lah yang tau panggilan itu.

"Si-siapa itu? Bagaimana bisa kau?"

??? : "Jangan panik, mungkin akan sulit bagimu untuk mempercayai nya, tetapi suaraku datang dari otakmu sendiri."

??? : "Aku adalah 'The Creator', pencipta dunia ini. Kau bisa memanggilku Auctor."

"HAAAhhhhhhhhh!!!"

Mustahil, ini tidak mungkin kan? Pencipta dunia? Tuhan?

Apa yang akan terjadi? Apakah ini penghakiman ku?

"T-t-t-Tuhan?"

Auctor : "hmmm, bisa dibilang seperti itu."

Oh astaga, ternyata benar. Aku sedang berbicara dengan Tuhan.

Tanpa pikir panjang aku langsung bersujud meminta pengampunan.

"Ya Tuhan. Maafkan perbuatan hamba ya Tuhan. Mohon Ampuni hamba!"

Auctor : *tertawa kecil. "Ya, tentu saja, tidak masalah. Asal kau mengerjakan perintahku."

"Perintah apakah itu?"

Auctor : "Kau lihat sekelilingmu sekarang bukan? Tempat ini asing bagimu kan?

"Ya, benar."

Auctor : "Ketahuilah Adi, ini bukanlah Bumi, tetapi dunia ciptaan ku. Kau seharusnya sudah mati, aku memberikanmu kesempatan hidup kedua."

"Ini bukan bumi? Kesempatan kedua?"

Benar juga, aku seharusnya sudah mati didalam bunker ku. Tetapi malah berada di tempat ini. Ini semua mulai masuk akal.

Auctor : "Benar, tebuslah dosamu di masa lalu, perbaiki kesalahan mu, perbaiki dunia ini

"Memperbaiki dunia ini? Bagaimana aku memperbaiki dunia ini?"

Auctor : "Untuk bagian itu akan ku jelaskan lain waktu. Sekarang cobalah jelajahi dunia ini."

Auctor : "Perlu aku beritahu bahwa dunia ini penuh dengan makhluk berbahaya. Kau butuh perlindungan diri.

Tiba-tiba muncul cahaya didepanku, dari cahaya itu muncul sebuah cincin aneh yang langsung terjatuh ke tanah.

Auctor : " Ambillah, pakailah cincin itu, gunakan itu sebagai perlindungan diri."

"Cincin apa ini? Bagaimana cara menggunakannya?"

Auctor : "Tenang saja, setelah memakai cincin itu, kau akan langsung mendapatkan ingatan ke otakmu cara menggunakannya. Lindungi dirimu dengan itu."

Auctor : "Cukup disini untuk hari ini, sampai jumpa Adi. Semoga beruntung."

Setelah mengatakan itu, suaranya menghilang, suara Auctor tidak terdengar lagi.

Setelah itu, aku melirik cincin aneh yang berada di depanku, cincin perunggu dengan motif tulisan aneh berwarna ungu yang bercahaya.

Lantas aku mengambil cincin tersebut dari tanah dan memakainya.

"Sepertinya ukurannya terlalu besar."

Saat aku memakainya, cincin itu bercahaya, dan ukuran nya berubah mengepaskan dengan jariku.

"A-apa lagi ini?"

Tiba-tiba aku merasakan ada sengatan listrik yang dahsyat ke seluruh tubuhku.

"AAAAAAARRRRRGGGGGHHHHH!!!!!!"

Sakit! Rasanya sangat amat sakit.

Tidak lama kemudian sengatan itu berhenti. Tetapi tubuhku sangat lemas. Aku tidak kuat menerimanya. Perlahan aku mulai kehilangan kesadaranku lagi dan jatuh tak sadarkan diri.




Führer : In Another WorldWhere stories live. Discover now