Ch. 16 | Uprising (4)

251 38 10
                                    

2 November 1430 (Kalender Midgard/Dunia Baru). Grimmond, Ibukota Kerajaan Germund.

Suasana Istana Kerajaan Germund dilanda ketegangan. Setelah berita apa yang terjadi di Kota Weldam sampai ke telinga Raja. Tidak ada yang menyangka bahwa akan ada orang yang senekat itu berani melecehkan Raja. Ekspresi cemas menyelimuti wajah Raja Edgar, ia merasakan akan adanya hal yang sangat buruk sedang menunggu dirinya.

Di singgasana miliknya, Raja Edgar memegang dan mengusap-usap kepalanya dengan ekspresi pusing. Seorang pria yang memakai armor mewah sedang berusaha menenangkan Raja Edgar, ia adalah Leonard Bergmans, Panglima Pasukan Leibgarde Kerajaan Germund.

Leonard : "Anda tidak perlu secemas itu yang mulia, itu pasti hanyalah ulah kelompok pembelot teri."

Edgar : "Aku tidak peduli! Aku merasakan firasat buruk akan hal ini, segera temukan pelakunya!"

Leonard : "Tidak perlu khawatir yang mulia, pasukan ku pasti akan mengurus kasus ini dengan cepat."

Edgar : "Aku harap begitu, sebaiknya kau melakukannya dengan benar."

Leonard hanya tersenyum dan membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan Raja.

Dua hari kemudian di Kota Weldam.

Di Markas Militer Kota Weldam, Gerrin sambil membawa sebuah kertas datang menghampiri Oswyn yang sedang berada di ruangannya.

Gerrin : "Permisi pak, selamat siang."

Oswyn : "Siang Gerrin, ada apa?"

Gerrin : "Lapor pak! Kami baru saja mendapatkan surat sihir dari Ibukota. Surat itu berisi laporan bahwa Ibukota telah mengerahkan pasukan Leibgarde ke Kota ini untuk mengusut kasus beberapa hari yang lalu. Kemungkinan pasukan mereka akan sampai dalam dua minggu."

Oswyn : "Ini merepotkan, mereka sampai mengerahkan Leibgarde untuk kasus ini. Mereka pasti akan mengacau nantinya."

Gerrin : "Sudah menjadi tabiat mereka pak, Leibgarde dilindungi oleh para penguasa, mereka bebas melakukan apapun yang mereka mau."

Oswyn : "Haahhh... Benar-benar merepotkan."

Gerrin : "Lalu... Apa yang akan kita lakukan pak?"

Oswyn : "Tidak banyak yang bisa kita lakukan, tidak mungkin kita menghalangi mereka apalagi melawan mereka."

Oswyn : "Yang bisa kita lakukan hanyalah menemukan pelakunya sesegera mungkin, sebelum Leibgarde tiba."

Sementara itu, Adolf terus melakukan aksinya menyebarkan propaganda dan provokasi melawan pemerintah. Banyak orang-orang yang mulai terpengaruhi oleh propagandanya.

Kali ini ia secara terang-terangan mendatangisebuah tavern, disana terdapat sebuah panggung kecil yang sangat minimalis yang biasa digunakan Bard untuk memainkan alat musik, tetapi saat itu sedang kosong. Adolf berjalan menaiki panggung tersebut dan mulai memberikan pidatonya.

Adolf : "Ketika aku masih kecil, aku pernah mendengar sebuah cerita tentang sebuah cawan suci yang hanya bisa ditemukan oleh seseorang yang memiliki kemurnian dihatinya."

Adolf : "Sesungguhnya kita memiliki kemurnian sejarah di negeri ini. Tetapi kita telah jatuh ke masa masa sulit, ekonomi kita jatuh, kelaparan dimana mana. Tetapi masalah kita bukanlah kemiskinan atau kelemahan, melainkan ketidakpedulian."

Namu orang-orang di tavern itu tidak menggubris pidato Adolf, mereka malah memandang Adolf dengan tatapan aneh dan bingung.

Melihat orang orang disana tidak mendengarkan nya dan malah memandang aneh kepadanya, Adolf pun mengencangkan suaranya.

Führer : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang