Sebuah pilihan

4.1K 338 39
                                    



"Mas hari ini aku ada jadwal cek up loh kamu ga lupa kan?" ujar Renata saat keduanya tengah berada di dalam mobil, menuju supermarket untuk membeli kebutuhan bulanan mereka yang sudah mulai pada habis.

Arjuna terdiam sebentar, sebelum berangkat tadi dia mendapat telfon dari sekolahnya Megan, yang mengatakan bahwa anak itu telah melanggar peraturan sekolah dengan membolos mengajak teman sekelasnya. Kirana tidak bisa hadir karena sedang di luar kota jadi mau tidak mau Arjuna lah yang mengurus anak itu.

"Kenapa mas? Ada kerjaan lagi?"

"Tadi sekolahnya Megan telfon, katanya-"

"Bikin ulah lagi? Apa yang dia lakuin sekarang? Mas kamu tuh sebenernya emang beneran niat ya punya anak bareng Kirana. Kamu bilang itu cuma bantu dan gaakan bertanggung jawab, tapi kenapa setiap semua hal yang bergantung sama Megan kamu selalu ikut campur?"

Arjuna menghela napasnya dalam-dalam, tak ingin salah dalam mengatur perkataanny, memang benar yang Renata bilang mereka sudah menekan perjanjian bahwa Arjuna tidak berhak dan tidak di wajibkan untuk bertanggung jawab, namun sebagai jiwa manusia yang memiliki rasa Arjuna tidak tega jika harus meninggalkan Megan seperti itu tanpa sosok ayah. Arjuna tahu ini salah, tapi entah kenapa rasanya berat untuk minta Megan tidak menghubunginya.

Megan sudah terlalu sering melanggar aturan sekolah, tidak tahu apa yang menyebabkan anak itu jadi liar dan begitu keras kepala, yang jelas Kirana benar-benar menyerah mengurus anak itu. Kirana benar-benar tidak mempermasalahkan apapun yang di lakukan anaknya, dia membebaskan asalkan anaknya tidak terjerat narkoba Kirana tidak akan menggangunya, namun berbeda dengan Arjuna. Tidak tahu siapa yang memberikan nomor pribadi Arjuna kepada Gurunya itu, makanya jika Megan membuat masalah selalu Arjuna yang menangani karena Kirana tak akan datang walaupun surat pemecatan siswa sudah hadir dimejanya.

"Kamu harus bisa bijak sama mereka, mereka bukan siapa-siapa kamu, kamu udah punya keluarga sendiri yang harus kamu prioritasin, mereka gapunya hak sama sekali."

"Iya, tapi saya gabisa gitu aja ngasih tau Megan, kasian dia masih terlalu kecil untuk menanggung semua ini."

Renata tertawa kecil, "Itu salah kalian yang melakukannya dari awal. Kalo kalian ga nekat Megan gaakan tersiksa kaya gitu."

Arjuna menarik tangan Renata, menggenggamnya erat-erat, "Percaya Ren, saya tetep bakalan pilih kamu dan El dari pada mereka. Saya gaakan ninggalin kalian."

Renata terdiam, sebenernya dia sudah biasa melihat Arjuna selalu memanjakan Megan, bahkan anak itu tak segan-segan menginap di rumah mereka setiap harinya. Renata juga bukan tipikal orang jahat yang tega membiarkan Megan terlantar tak punya ayah seperti itu. Bagaimana pun juga Renata pernah merasakan sakitnya tidak memiliki kasih sayang seorang ayah. Namun semenjak hamil, Renata jadi sulit untuk menerima semua kebiasaan itu. Renata merasa sudah cukup porsi Arjuna memprioritaskan Megan diatas segalanya. Sudah cukup Megan mendapatkan semuanya karena sebentar lagi anaknya juga akan lahir. Apa Arjuna akan terus seperti ini.

Renata tahu yang Arjuna lakukan baik, tapi Renata merasa semuanya sudah tidak benar dan tidak berjalan dengan seharusnya.

"Kamu harus kasih tau dia, cepat atau lambat dia harus sadar posisinya emang bukan anak yang seharusnya kamu kasih nafkah. Aku tahu kamu fine fine aja tapi gabisa kaya gini, kalo dlu kamu bisa begitu sekarang jangan harap. Selama masih ada saya, saya akan terus kasih batas buat kamu sama Megan."

My Little Happiness (SEQUEL OF KEKI) [JISUNG JOHNNY]Where stories live. Discover now