Peran seorang ibu

790 74 12
                                    

Arjuna menghempaskan tubuhnya diatas sofa, dalam kehampaan dia menelisik seluruh ruangan, tak banyak yang berubah, semua tetap sama pada posisinya hanya dirinya yang kini terasa kesepian.

"Tumben kamu kesini? Biasanya kalo mama belum sakit kamu belum datang." Arjuna menoleh saat suara Felinamora menggelegar dari atas. Perempuan itu terlihat anggun berjalan menuruni tangga yang melingkar megah dirumahnya. Iya saat ini Arjuna mencoba mengalihkan diri dengan berkunjung kerumah orang tuanya. Setelah dari sini dia juga berencana mengunjungi makan ibu kandungnya itu.

"Bosen ma, sepi dirumah."

Felinamora terkekeh geli, Arjuna memang tetap saja sama seperti dulu, yang selalu merengek tiap kali moodnya berantakan.

"Kamu udah makan belum? Mama ga masak soalnya papa kamu bilangnya pulang telat malam ini dan makan diluar jadi mama cuma beli makan buat mama aja tadi."

Arjuna beralih menyandarkan kepalanya diatas paha sang ibu. Felinamora mengelus surai laki-laki itu dengan lembut.

"Gausah, Arjuna udah makan tadi bareng Rudi."

Felinamora mengerti kegelisahan anak sambungnya itu, terlihat dari sosot matanya begitu banyak menunjukan kegelisahan, mata sayunya tak bisa menutupi dirinya bahwa akhir-akhir ini anaknya itu berusaha berjuang dua kali lebih keras.

"Gimana sama Renata? Masih belum pulang?"

Arjuna menghela napasnya dalam-dalam, dalam helaan itu Felinamora sudah bisa mengerti.

"Belum, Rena masih marah sama saya."

"Kamu gimana?"

Arjuna menatap ibunya itu dengan tatapan bingung, dia lantas bangkit, "Gimana apanya?"

"Perasaan kamu."

"Perasaan saya ke Renata masih sama ma. Saya masih sayang dan cinta sama istri saya satu-satunya itu. Mikirin buat ninggalin dia aja ga pernah, saya beneran gatau harus kasih tahu Rena kaya apa lagi."

Felinamora menggeleng, "Bukan itu maksud mama."

Arjuna semakin bingung, "Terus?"

"Kamu gimana? Kamu baik-baik saja? Mama terlalu mikirin perasaan Renata tapi mama sendiri ga bisa tahu gimana perasaan kamu, biar gimana pun kamu yang bertanggung jawab atas semua masalah ini dibanding nyalahin kamu terus-terusan mama lebih khawatir sama kondisi kamu, mental kamu, apa kamu baik-baik aja Jun?"

Arjuna terdiam seketika, Arjuna pikir dia benar-benar sendirian, tak ada yang mau percaya dengan dia tapi melihat sang mama bertanya keadannya, matanya memasan, sesuatu terbendung disana.

"Arjuna sayang sama Renata maa. Lebih dari apapun." Dalam dekapan sang mama air matanya lurus begitu saja, seolah mendapat tempat pulang, dia ingin menumpahkan segala keluh kesahnya.

Felinamora memeluk Arjuna dengan erat, mengelus punggung anaknya yang mulai bergetar, dibanding terus bertanya apa yang menjadi tujuan anaknya itu, Felinamora lebih khawatir bagaimana kondisi anaknya itu, bagaimana keadaannya bagaimana mentalnya apakah masih terjaga ditengah banyaknya orang lain menyalahkan dia.

Hidup didunia itu banyak sekali konsekuensinya, berbuat baik dengan kelihatan jahat dimata orang itu salah satu konsekuensi yang harus diterima.

"Mama ga bisa banyak bantu kamu, semua yang kamu putuskan bisa kamu selesaikan, semua orang posisinya sama pasti pernah melakukan kesalahan itu, cuma bedanya itu kamu, posisinya sebagai kamu, seseorang yang dikenal orang banyak, itu sebabnya kamu tersorot dan menjadi perhatian begitu saja."

"Lakukan saja apa yang menurutmu baik, walau terlihat jahat dimata orang lain, tak apa. Saat mereka merasakan kebaikan kamu setelah menghina kamu habis-habisan, mereka akan malu sendiri."

My Little Happiness (SEQUEL OF KEKI) [JISUNG JOHNNY]Where stories live. Discover now