Canggung

1K 76 8
                                    

"Lo tahu ga rumah tangga Renata sama Pak bos lagi di ujung tanduk Lo ada niat ngebalap ga nie."

Plakkk

"Aduhh. Bajingan sakit anjing pukulan Lo perih."

Bima meringis kesakitan saat pukulan keras milik Keisha melayang di punggungnya, Bima bisa merasakan jejak tangan Keisha disana pasti berbekas. Tadi Bima sengaja menelfon Sean mengabari bahwa dia juga sedang di Bandung dan jadilah Sean menyusul kesini. Mereka banyak bercerita dan bertukar cerita yang selama ini tak mereka ketahui karena terpisah jarak.

"Lagian Lo ada-ada aja, gausah ikut campur. Urus aja kisah percintaan Lo yang beda agama itu."

Renata tertawa melihat pertengkaran temannya itu saat tak sengaja matanya bertemu dengan mata Sean, dia mengalihkan, Renata tak tahu, dia juga tak mengerti, dia tak ingin dianggap pemberi harapan palsu, bagaimana pun juga Renata sudah bersuami, masalah dalam hubungan rumah tangga itu biasa. Dia hanya perlu menyelesaikannya kan, kesalahan Arjuna tidak bisa begitu saja menghapus perasaan Renata untuk suaminya.

"Gue mah mau aja ngebalap, tinggal Renanya aja siap ga naik kendaraan bareng gue." Ucapan Sean begitu tersirat membuat semua orang terdiam seketika, terutama Bima yang sebenarnya dia seperti melihat kepribadian Sean yang lain. Tak seperti dulu saat keduanya masih bersama dan sering bertemu.

"Oh iya, Lo apa kabar Se? Gimana sekarang? Kerja dimana? Kok bisa terdampar di Bandung gini kebetulan banget pas Renata lagi di Bandung pula."

Keisha mencoba mengalihkan walau akhirnya tetap sama saja. Mempertanyakan pertemuan mereka yang mungkin saja di sengaja. Up to do

"Jodoh?" Sean melirik Renata sebentar, lantas dia tersenyum tipis.

"Jodoh, jodoh, punya orang tuh. Main jodoh jodoh aja Lo." Bima memukul lengan Sean pelan membuat lelaki itu meringis kesakitan, lagipula kalau pun Sean ingin merebut Renata dari Arjuna Sean sudah melakukannya dengan lama, namun kan perselingkuhan itu ada karena celah yang diberikan, sementara di rumah tangga Renata, Sean tak sedikit pun melihat celah untuk masuk. Mungkin memang benar masalah internal mereka sedang menyiksa tapi Sean percaya Renata tak akan mudah terpedaya begitu saja.

"Jadi ini cafe tempat Lo kerja Ren?" tanya Keisha memastikan, dia menatap sekelilingnya untuk melihat apakah tempat ini benar-benar aman untuk Renata bekerja.

Sambil menyeruput jus mangga pesanannya, Renata lantas mengangguk, "Iya mba, ini kenalannya temen si buat gantiin sementara karena dia cuti mau nikah."

Keisha mengangguk, awalnya dia sangat khawatir karena Renata tinggal sendiri di Bandung, Keisha bahkan sempat berpikir akan bolak balik Jakarta Bandung jika dia diperlukan untuk menemani temannya itu. Keisha tak ingin Renata terpuruk sendirian, namun nyatanya Renata sudah bisa bangkit, perempuan itu sudah tak lagi murung karena keguguran. Wajahnya jauh lebih fresh dari sebelumnya, bagi Keisha itu sudah cukup. Melihat Renata bisa bahagia itu adalah hal yang menghangatkan buat Keisha.

"Syukur deh kalo Lo udah baikan," kata Keisha, perempuan itu membuka toples keripik yang tersedia diatas meja.

"Eh iya kenapa ga Lo balik aja kerja Ren, buat ngisi waktu luang, siapa tahu Lo ngerasa kesepian, lagi juga itu kan kantor Lo, pak bos juga udah ngalihin itu ke lo sayang kalo dianggurin dan dibiarin orang lain yang ngurus." Bima memberi usul walau sebenarnya Renata tak ingin lagi bekerja tadinya, karena Renata pikir dia akan sibuk mengurus anaknya, namun sekarang situasinya berbeda, Tuhan punya jalan lain untuk membuat rumah tangganya bertahan.

Mungkin itu bisa jadi pertimbangan, "boleh juga, nanti gue coba obrolin deh sama Arjuna."

"Yaudah deh udah malem, Ren gue tidur sama Lo kan?" Keisha bangkit badannya sudah pegal-pegal, dia begitu kelelahan karena seharian duduk di mobil. Maklum sudah tua tulangnya sudah pada rapuh.

"Gue juga."

"Gua gampar sini muka lo, Lo tidur disofa aja atau ga gelar karpet tuh disana, ada karpet kan Ren?"

"Iya gelar karpet aja Bim sama gue, biar enak." Ucapan Sean berhasil membuat Renata melotot, jadi maksudnya Sean akan ikut menginap juga disini?

"Gimana?"

Sean menatap pandangan ketiga temannya yang kebingungan, "kenapa deh? Gue ga boleh ikut nginep disini?? Biar Bima ada temen tidurnya."

"Boleh, boleh bawa sekeluarga juga boleh silahkan silahkan anggap rumah sendiri." Renata menggelengkan kepalanya tidak habis pikir bahwa dia akan mendapatkan kejutan tak terduga seperti ini. Bukan, semenjak kejadian itu Renata jadi sedikit canggung menghadapi Sean, dia jadi bingung sendiri.

"Ayo mba naik," kata Renata yang mengambil alih pikiran Keisha dan menyuruh temannya itu naik ke kamar di atas.

"Ren, Lo yakin ga ngapa-ngapain berdua sama Sean? Kok kelakuan Sean kek aneh banget gitu."

"Gatau mba gue juga bingung," kata Renata dengan se-dikit kesal, padahal didalam hati dia juga ketar ketir sendiri. Takut sikapnya justru yang membuat Keisha jadi mencurigai tentang ciuman tak sengaja itu.

****

Suasana cafe hari ini tak begitu ramai, Renata bersama ketiga temannya itu memilih untuk mampir sebentar di cafe tempat Renata kerja paruh waktu, hari ini dia tidak ada shif, karena karywannya sudah bisa masuk seperti biasa, ini hal yang sangat Renata rindukan, kumpul bersama teman temannya sudah lama tak dia lakukan karena dia sibuk mengurusi kehamilannya juga pikiranya, kini Renata tak lagi ingin berdiam diri, dia tahu bahwa kegugurannya kemarin adalah pelajaran, dia akan memastikan jika dia diberikan kesempatan lagi dia akan berusaha menjaga kandungannya itu.

"Ren, gue pengen jagung deh udah lama ga makan, tapi porsinya banyak ga ya?"

Renata melihat menu yang saat ini sedang Kirana pegang, "Ah ini, ini bisa pilih mba ada yg besar, sedang sama kecil, tapi mending yg besar aja kita bagi ber4."

"Boleh deh, tolong pesenin ya."

Renata mengangguk, lantas pergi untuk memesan, setelah selesai memesan dia kembali dengan membawa satu papa kecil yang bertuliskan nomor pesanan tanda saat pesanan sudah siap dia bisa mengambilnya.

Namun saat sedang berjalan menuju mejanya, tiba-tiba seseorang menambrak bahunya sampai membuat papan nomor itu terjatuh.

"Eh sorry, sorry," ujar lelaki itu sambil mengambil papan nomor dan memberikannya ke Renata, perempuan itu lantas mengangguk karena dia juga salah telah Meleng saat berjalan.

"Renata ya?"

"Eh bapak kenal saya?"

"Saya rekannya Arjuna. Salam kenal, sampai jumpa lagi."

Setelahnya lelaki itu tersenyum miring, dan buru-buru meninggalkan tempatnya, membuat Renata sedikit bingung bahkan aneh karena senyuman miring itu.

"Arjuna punya kenalan yg kaya gitu ya?" Batinnya dalam hati.

****

Kangen ga?😭

Maaf yaa lama banget ga update

Aku kasih konflik baru

Mari berteori bersama sama 💚

See you next chapter

Stay safe and stay healthy guys

Salam sayang

Dentara 💚

My Little Happiness (SEQUEL OF KEKI) [JISUNG JOHNNY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang