Dalam pelukan

136 3 1
                                    

Renata menghembuskan napasnya kasar, menatap pria didepannya ini sungguh membuatnya muak, dia muak dengan segala hal yang suaminya utarakan, dia muak untuk selalu memperdebatkan hal yang itu itu saja tanpa penyelesaian sama sekali. Renata benar-benar muak, suaminya itu masih tetep bersiteguh untuk melakukan hal yang sebenarnya tak bisa Renata mengerti.

Wanita mana yang tidak terusik jika melihat suaminya terlihat begitu akrab dengan sang mantan, belum lagi mereka sempat memiliki anak. Jujur saja permintaan Megan waktu itu sempat mengguncang jiwanya, dia benar-benar merasa apakah memang benar dirinya ini penyebab dari semua masalah rumah tangganya.

"Ren, Ren kasih saya kesempatan buat selesaikan semuanya, tapi tolong kamu temani saya ya."

Arjuna menahan Renata yang hendak kembali masuk ke dalam rumah.

Renata terdiam, dengan segala perasaan kalut dan penuh kecewa dia menepis cengkraman kuat yang menahan lengannya itu.

"Mau sampai kapan kita kaya gini terus. Jauh jauhan kaya gini gaakan bikin masalahnya selesai Ren, kamu tahu itu."

"Saya mohon, pulang yaa, kita bicarakan baik-baik. Jangan terus menghindar kaya gini."

Renata berdecih, jadi sekarang suaminya ini tengah menyalahkan dirinya?

"Sekarang saya tanya mas, selama ini yang menghindar kalo saya tanya tuh siapa?"

"Berulang kali saya bilang, mas kamu punya keluarga yang harus diprioritaskan, keluarga kamu itu aku, El, itu yang harusnya kamu singgahi. Bukan anak dari perempuan yang sempet jadi pacar kamu itu."

"Saya capek mas, disini seolah-olah saya terlihat kejam sama Megan, seolah-olah saya terlihat seperti perebut buat mba Kirana. Kamu pikir kalo kamu jadi saya, kira-kira apa yang bakalan kamu lakuin selain lari untuk mengalihkan semua pikiran itu mas."

"Saya cuma punya kamu, saya cuma punya El sekarang, salah kalo saya coba untuk mempertahankan yang saya punya?"

"Tapi kenapa kamu kelihatan ga peduli mas?"

"Justru saya ngelakuin ini karena saya peduli sama kamu," bentak Arjuna kelepasan.

Renata tertegun, Arjuna berbicara padanya dengan nada yang tak biasa, bentakan itu benar-benar membuat Renata terkejut setengah mati.

"Saya peduli sama kamu, sama kita, saya ga pengen hidup kamu terus-terusan di ganggu sama orang lain, itu sebabnya saya selalu nunjukin seolah-olah Kirana yang bersama saya bukan kamu."

"Saya tahu saya salah Ren. Ga seharusnya saya seperti itu."

Arjuna mengusap wajahnya kasar, dia benar-benar tidak tau harus menjelaskan dari mana.

Arjuna menarik lengan Renata, mendekap perempuan itu dengan begitu erat, memberikan sebuah pernyataan dalam pelukan itu bahwa dia benar-benar mencintai istrinya dan tak ada niat sedikitpun mendua.

"Tapi saya bersumpah Ren, saya gaada niat sedikit pun untuk menduakan kamu, apalagi sampai balikan sama Kirana itu gaada sedikit pun pikiran saya kaya gitu. Tolong percaya sama saya Ren," bisik Arjuna pasrah, dia benar-benar sudah tak tahu lagi bagaimana cara meyakinkan istrinya itu.

Renata masih terdiam, tak berekspresi apa-apa, dia tak tahu setelah kembali mempercayai ucapan suaminya ini apakah suaminya tidak akan lagi membuatnya jengkel. Tanpa aba-aba Arjuna langsung menarik Renata kepelukannya, menumpahkan seluruh kelalahannya, menyandarkan tubuhnya yang selama ini benar-benar kehilangan arah. Dalam masalah besar dan keputusan yang dia ambil memang banyak sekali konsekuensinya, yang dia niat baikan tidak tersampaikan dengan baik, banyak orang yang menyalahkan dirinya, banyak orang yang menganggapnya hina, banyak orang yang menganggap dia tidak berperasaan dari pada semua cacian itu Arjuna hanya butuh penenang, Arjuna hanya butuh ditemani,

My Little Happiness (SEQUEL OF KEKI) [JISUNG JOHNNY]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora