Liburan

2.2K 201 8
                                    

Semenjak hamil, Renata cuti dari kantor, karena sekarang Arjuna sudah memimpin perusahaan pusat, Renata lah yang memimpin perusahaan yang sebelumnya Arjuna pimpin, kadang Renata merindukan dirinya saat menjadi wanita karier, berkumpul di pantry sambil gosipin bos yang suka kelewatan kalo ngasih kerjaan, si bos yang selalu di gosisipin setiap hari ganti perempuan dan lebih lucu lagi ternyata bos yang selalu dia gosipin bersama ke4 temannya kini menjadi suaminya, tidak tahu kesambet apa Renata bisa setuju, yang jelas Renata ingin kembali percaya, bahwa semua yang telah hilang pasti akan kembali dengan hal yang jauh lebih baik pula.

"Ngapain?" tanya Arjuna saat lelaki itu baru saja keluar dari kamar mandi, dia melihat istrinya sedang bersandar memakan buah apel dengan tatapan yang sulit diartikan.

Arjuna menggantung handuknya, "Jangan bengong malem-malem nanti kesambet repot," dia menghampiri Renata dan merangkulnya.

"Lagi makan apel mas, kamu buta apa," dia sensi dan Arjuna malah tertawa.

Dengan kasar Renata melepas rangkulan suaminya itu, "Mas tuh yang kesurupan, ketawa sendiri."

Arjuna tidak menggubris, tangannya turun mengelus perut Renata yang sudah membuncit.

"Kira-kira perempuan atau laki-laki ya Ren?"

"Perempuan."

"Kenapa ga laki, kan enak ga repot."

Arjuna salah bicara, Renata langsung melotot, pisau buah yang ada di atas meja kini sudah ada di tangannya, "Kamu bilang perempuan repot?"

"Sini aku congkel mata kamu biar tahu apa itu repot."

Arjuna menahan tangan Renata, mengambil pisau buah itu dengan hati-hati agar tidak melukai tangannya dan Renata. "Ga gitu sayang, kamu mah serem banget mainannya pisau gitu."

"Apasi orang mau ngupas lagi ini kegedean. Kupasin buru." Renata memberikan setengah apel yang masih utuh kepada Arjuna, dengan lembut dia memotong buah apel untuk istrinya.

Arjuna tidak lepas menatap Renata, pikirannya berkelana, bahagia.

Bagaimana jika dulu bukan Renata yang menerima cintanya

Bagaimana jika dulu Renata tak mau memberinya kesempatan

Bagaimana jika dulu Renata tidak mau berhubungan dengan dirinya lagi

Bagaimana jika dulu Arjuna gagal mendapatkan kepercayaan Renata kembali

Jika bersama orang lain, apakah dia akan sebahagia ini?

Arjuna rasa tidak, sampai saat ini hanya Renata yang bisa membuat lelahnya luntur setiap kali pulang kerja, apalagi kalimat-kalimat sarkasnya yang selalu keluar setiap kali moodnya berubah-ubah.

Arjuna menikmati masa-masa kehamilan Renata, dia benar-benar ingin memantau perkembangan anaknya itu, apapun akan Arjuna turuti, bahkan jika harus dirinya yang langsung turun tangan.

"Sayang banget sama istriku." Dia mencubit pipi Renata pelan, perasaan gembiranya begitu terpancar di sudut matanya yang terlihat berbinar.

"Mas, sakit."

"Abis kamu gemesin, seneng banget punya kamu Ren." Dia memeluk Renata menciumi pipinya berkali-kali, berpindah tempat kanan dan kiri.

"Beruntung kan? Makanya jangan selingkuh." Renata berkata sinis, lantas membuat Arjuna terkekeh geli.

"Mana ada saya selingkuh." Arjuna merasa tidak terima, terbukti dengan kedua matanya yang melotot.

Renata terkekeh, tanpa memperdulikan suaminya itu lagi dia meraih remote tv dan menyalakannya.

Saat tengah asik terdi, tiba-tiba ponsel Arjuna berdering, menandakan telfon masuk yang harus segera di angkat.

"Siapa mas telfon malem-malem." Arjuna bangkit dengan gelengan kepalanya, sebelum akhirnya dia meraih ponselnya didekat tv.

"Megan."

Mulut Renata membulat, membiarkan Arjuna menelfon dengan Megan, walaupun sebenernya Renata sudah sedikit muak dengan anak itu. Setiap hari ada aja permintaannya yg aneh-aneh.

"Kenapa?" Saat telfon sudah selesai, wajah Arjuna nampak begitu gelisah.

"Dia ngajakin liburan, tapi," belum selesai Arjuna berkata, Renata sudah menebak lebih dulu.

"Sama Kirana aja bertiga."

"Ren,"

Wajah Renata berubah masam, Renata memang tidak melarang Megan bertemu Arjuna walaupun sebenernya Arjuna bisa untuk tidak tanggung jawab dalam hidup anak itu, dalam perjanjiannya pun, Arjuna pun di bebaskan dalam hal menafkahi, semua sudah berdasarkan hukum yang berlaku, namun sepertinya semakin lama Megan semakin ngelunjak. Dia semakin tidak tahu dimana tempatnya berada.

"Pergi aja sana bertiga, ajak El sekalian biar jadi keluarga bahagia."

"Ren, dengerin saya dulu."

"Kamu minta di denger terus tapi kamu pernah ga dengerin aku. Aku ngasih Megan Kesempatan buat ketemu kamu bukan berarti dia bisa keterlaluan gini dong. Mau aku larang buat ketemu kamu sama El."

"Iya iya kita liburannya bertiga sama El ya mau ke mana?."

"Kita piknik aja yuk."

"Boleh juga hari Minggu nanti kita berangkat ya, nanti aku yg ngomong sama dia."

Renata tersenyum dia terlihat bahagia sambil mengelus perutnya berkali-kali.

"Mas mas," Renata terdiam sebentar, Arjuna melongo, "Kenapa Ren? Sakit?"

"Dia nendang mas." Arjuna langsung lompat dan mendengarkan, benar saja dia mendengar tendangan dari dalam perutnya Renata.

"Semoga sehat selalu anak papi ya." Arjuna mengecup perut Renata begitu Lama, menandakan betapa bahagianya dia dengan keluarga kecilnya yang sekarang.

****

Halo apa kabar,

Semoga kalian baik-baik saja ya

Sebenernya ini belum sembuh total

Ini aku sempetin updatee karena udah lama di tulis cuma ga panjang, maaf ya itung itung menghilangkan rasa kangen sama pak bos dan Renata

Segitu aja deh nanti aku up lgi

Doain ya semoga aku cepet sembuh

Salam sayang

Dentara 💚💚💚💚

My Little Happiness (SEQUEL OF KEKI) [JISUNG JOHNNY]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu