chapter 27

7.6K 579 53
                                    

Surya hanya bisa mengekori suaminya ke dalam kamar mandi. Ia berdiri canggung saat suaminya menghidupkan air pada bak mandi kayu yang sangat besar. Sedang tubuh kekarnya terbasuh air dari shower di atas kepalanya. Surya memandang ke arah lain dengan wajah merahnya.

"Kenapa? Malu?" bisik Maeda di telinganya. "Ini tidak ada apa-apanya dibanding saat di sungai." godanya.

"Tuan.." wajah Surya makin merah. Ia menggigit bibir bawahnya. Tangannya berusaha menarik ujung bajunya agar menutupi penis miliknya yang sudah menegang di balik celana.

"Jangan digigit nanti luka." Maeda tersenyum kecil dan mengelus rambut Surya yang juga basah. Surya menatapnya balik.

Cuppp!!! Maeda menciumnya perlahan.

"Kamu keras, sayang." bisik Maeda di telinga Surya lagi.

"Itu karena tuanku terus berbisik di telingaku."

"Aku tahu di mana titik sensitifmu." Maeda terus mendekatkan tubuhnya pada Surya hingga ia terpojok ke dinding. Tangan nakal Maeda melucuti baju dan celana Surya. Surya hanya pasrah. Jemarinya menelusuri kulit Surya yang juga basah. Matanya membulat melihat bekas sayatan pada perut Surya. Saat di sungai tentu ia tak bisa melihatnya sekarang semua nampak jelas. Maeda langsung lemas setelah melihat bekas operasi itu.

"Nghhh...tuanku kenapa?" Surya menikmati tangan Maeda tapi tiba-tiba saja berhenti. Maeda meraba bekas sayatan itu.

"Ini sakit?" tanyanya.

"Hmmm...iya awalnya. Sekarang sudah tak sakit."

Cupp!!!

Dengan berani Surya mencium suaminya duluan. Ia ingin menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Ia bahkan melingkarkan lengannya pada leher Maeda.

"Auw... Suryaku jadi nakal, hehe." Maeda malah menggodanya. Ia mencium balik Surya dengan ganas. Tangannya meremas bokong Surya. Lubang Surya sudah basah. Jarinya dengan lihai memasuki lubang itu. Sebisa mungkin ia meregangkan lubang itu.

"Ahh...ahhh.." Surya berusaha berdiri tegak walau kakinya terasa lemas. Sedang mata Maeda tertuju pada puting susu Surya yang terlihat membesar dari biasanya. Dengan gemas ia memainkan puting itu.

"Hngghh...jangan tuan, nanti air susunya keluar..hic hic"

"Malah itu yang aku inginkan." Dengan kerlingan nakal ia menjilati puting itu.

"Tuan... Ahhh...hic jangan aku malu" terlihat sedikit air susu yang keluar karena rangsangan yang Maeda berikan. Melihat hal itu membuat Maeda penasaran lalu ia menghisap puting itu bergantian.

"Rasanya enak, sayang"

"Hnghhh tuan... " Surya merasa geli luar dalam karena lidah Maeda pada putingnya dan juga jarinya yang terus meregangkan lubang miliknya. Kejantanan Maeda yang sudah tegak sedari tadi tak bisa menunggu lagi. Ia ingin segera memasuki lubang Surya. Ia membalik tubuh Surya menghadap ke arah dinding.

"Ayo sayang. Aku sudah tak tahan lagi. Apa kau tahu bagaimana perasaanku karena menahannya sebulan ini?" kata Maeda sambil menggosok-gosokkan penisnya pada sela bokong Surya. Itu licin karena lubang Surya juga sudah basah.

"Nggak tahu...nghhh..."

Jlebb!!! Penis besar dan berurat itu menerjang lubang Surya dengan sekali tusukan.

"Sakit...tuanku... Hic..."

"Maaf... Aku tak bisa menahannya, sayang. Bisakah aku bergerak sekarang hmm?" Maeda terus menciumi dan menggigit leher belakang Surya. Tubuh Surya yang menungging sungguh erotis di mata Maeda.

Thwop thwop plok plokk
Bunyi hentakan dari bersatunya dua tubuh itu. Apalagi badan mereka yang basah karena air bercampur dengan keringat.

"Uhhhh... Baby... Nikmat"

DARK LOVE (BL) (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang