chapter 36

4.6K 349 27
                                    

Malam masih panjang. Bulan berada di peraduannya. Maeda menatap tajam Surya seperti binatang buas yang kelaparan. Sedangkan Surya yang mabuk karena alkohol hanya tertawa mengejek kepadanya. Ia bahkan melakukan hal-hal yang tak pernah ia lakukan saat sadar. Ia mengacak rambut suaminya karena merasa gaya rambut itu lucu sekali. Bukannya marah, Maeda semakin terpancing kenakalan Surya.

Tak hanya itu, dia terang-terangan menggoda suaminya. Ia menarik suaminya dan menggesek-gesek penis miliknya. Bahkan dengan genitnya ia meminta kehangatan. Sungguh Surya sudah hilang akal sekarang.

Nafas Maeda yang menderu membuat Surya menggeliat geli. Maeda menyusuri setiap lekuk kaki Surya. Ia menggigit dan meninggalkan tanda miliknya. Surya adalah miliknya. Hanya miliknya seorang. Kekasih dan belahan jiwanya. Tangannya melebarkan kaki istrinya. Memperlihatkan penis yang menegang dan lubang yang sudah basah.

Glup! Maeda menelan ludahnya. Suryanya terlihat sungguh erotis. Tubuhnya yang telanjang membuatnya semakin terangsang. Maeda dengan sigap melepas celananya dan memperlihatkan penis miliknya yang sudah menegang. Dengan satu tangannya ia mengocok penis itu agar semakin tegang.

"Sayang, apa kamu sadar perbuatanmu? Sekarang aku tak bisa berhenti meski kamu menangis nantinya."

Bukannya tersadar, Surya semakin menjadi. Ia menyusuri penis suaminya dengan jari kakinya. Gerakan yang sangat lambat hingga Maeda merinding dibuatnya.

"Bukankah ini yang tuanku pikirkan saat mencium saya di pesta tadi?"

"Hah! Sayang kau membuatku gila! Jangan berharap kau bisa berjalan besok pagi!"

"Benarkah?" Surya menutupi bibirnya seakan terkejut namun sebenarnya menantang suaminya.

"Surya..."

Maeda membalik tubuh Surya dengan mudah. Surya berada pada posisi tengkurap sekarang. Maeda mengangkat pantat Surya dan menjilati lubang milik istrinya itu. Ia memasukkan lidahnya untuk meregangkan lubang yang sempit itu.

"Tuan, nghhh.. nghh...ahhh.. aahh... jangan tuan! hentikan! di sana kotor!" Surya berusaha berontak. Namun Maeda tak menggubris sama sekali.

Lidah tuannya menusuk keluar masuk. Rasanya aneh dan sangat enak. Sepertinya ia akan segera keluar sekarang. Hiks! Surya membenamkan wajahnya karena malu. Ia menggigit sprei untuk menahan desahannya. Kenapa tuannya melakukan itu?

"Saya akan keluar...hiks hiks!" ucap Surya lirih. Benar saja ia langsung mengeluarkan cairan dari penisnya. Maeda tersenyum puas. Ia sudah meregangkan dengan sempurna. Sekarang adalah buah dari kesabarannya. Ia menyeringai.

Jleb! Maeda menusuk lubang itu dari belakang. Ia menunggangi istrinya. Penisnya menghujam dalam sekali hentakan. Surya terkejut.

Thwop thwop thwop ! Bunyi cabul berasal dari bagian bawah mereka yang beradu.

"Aahhh...ahhh...tuan..." Surya meremas sprei dengan kedua tangannya.

"Sayang, lubangmu rasanya lebih hangat dari biasanya. Kau benar dengan begini kita bisa saling menghangatkan."

"Ngghh...ahh...ahhh..perlahan! Tuan terlalu cepat! Hiks!"

"Sayang, kau suka? Hmmm ... Suryaku sayang...huhh!" Maeda menggenjot istrinya tanpa ampun. Ia bahkan tak memberikan jeda untuk bernafas.

"Ahh... Perutku rasanya aneh sekali. Hiks! Tuan hentikan!"

"Itu tidak aneh! Itu adalah kenikmatan, sayang."

"Hikss! Akan keluar lagi!"

"Keluarkan sayang."

Sprutttt! Surya menembak cairannya pada ranjang.

DARK LOVE (BL) (Mpreg)Where stories live. Discover now