chapter 33

4.2K 386 16
                                    

"Aku tahu tuan akan menikah lagi?" Sepatah kata namun bak petir di siang bolong di telinga Maeda. Ia tak menyangka kalau Surya mendengar hal itu. Ia sadar Surya pasti salah paham selama ini. Ini semua salahnya karena tak jujur sejak awal.

"Tidak. Tentu saja tidak akan pernah terjadi pernikahan. Sayang, jangan salah paham! Itu omong kosong" Maeda berusaha menjelaskan dengan panik.

"Aku mendengarnya sendiri saat di ruang kerja. Maaf, aku tak bermaksud menguping. Bukankah itu dengan putri kerajaan? Semua orang bilang itu keberuntungan besar" kata Surya parau . Terlihat jelas ia menahan tangis. Maeda hendak langsung mengelak namun kata apapun yang terucap akan terdengar seperti alasan sekarang. Ia bergeming sejenak.

Namun Surya melanjutkan kalimatnya "Aku sadar. Aku tak bisa dibandingkan jika dengan putri kerajaan. Tapi tuan, aku belum siap jika harus berbagi tuanku dengan orang lain."
Tak terasa air matanya juga menetes. Surya merasa kekalutan yang menyelimuti hari-harinya belakangan ini menguap di udara.

"Sayang, dengarkan aku dulu hmm? jangan menangis, aku mohon!" Maeda panik melihat Surya yang meneteskan air mata. Ia menyeka lembut air mata Surya dengan tangannya.

"Itu hanya keputusan sepihak kerajaan dan keluargaku. Aku tak pernah menceritakan keluargaku kan? karena hubungan kami memang buruk sejak awal. Pernikahan itu hanya omong kosong mereka. Aku tak pernah menyetujuinya. Aku juga langsung menolaknya di depan kaisar, sayang. Sungguh ! Mau itu putri ataupun siapapun aku tak akan menduakanmu. Aku bersumpah !" Maeda menggenggam erat tangan Surya dan menciumnya. Surya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Hatinya pasti melemah jika melihat mata suaminya.

"Surya, sayang... Aku benar-benar berjanji. Bisakah kamu mempercayaiku sekali lagi? Maaf jika aku tak mengatakan masalah ini dari awal. Aku tak akan menyembunyikan apapun lagi mulai sekarang, hmm ? Baby?"

Surya tak langsung menjawab namun ia mengangguk pelan. Maeda yang girang segera memeluk Surya. Kekasihnya dalam pelukannya lagi. Suryanya.

"Maaf, jenderal. Dokter sudah datang."

"Persilakan masuk."

Mata Maeda berbinar-binar melihat Surya yang tengah di periksa dokter. Ia harap Suryanya akan segera pulih. Setelah pemeriksaan, dokter dan Maeda berbincang sejenak dan terlihat serius karena raut wajah Maeda yang berubah. Dokter menyarankan Surya untuk mendapat perawatan yang lebih baik dan kondusif di rumah. Karena lingkungan juga mempengaruhi dalam penyembuhan Surya. Apalagi setelah keguguran yang dialaminya.

Mata Surya terasa berat. Setelah suntikan yang ia terima. Ia mengantuk. Walau enggan ia terlelap lagi. Maeda memandanginya lagi dan lagi. Memastikan tak ada masalah pada diri istrinya itu.

"Sayang, aku akan segera menyelesaikan semuanya hari ini. Ayo kita segera pulang ke rumah."

Cup ! Maeda mengecup kening Surya dengan lembut. Ia memanggil Iro dan membuat banyak persiapan.

Bram yang sedang menjaga Tatsuya terkejut dengan perkataan Iro. Romi juga sedang tertidur di sana.

"Bersiaplah juga, jenderal mengajak segera pulang. Kondisi Surya kelihatannya membaik."

"Benarkah? Syukurlah." Bram dan mengangguk. Iro bergegas keluar lagi. Sedangkan Tatsuya terlelap dalam pelukan Bram tak rewel sama sekali. Ia bahkan bersendawa kecil setelah ditepuk-tepuk pelan punggungnya.

"Tatsuya pasti merindukan mama ya? Sabar ya sayang." Bram menaruh Tatsuya di dekat Romi. Entah bagaimana jari mereka kemudian bertautan. Bram hanya tersenyum kecil melihatnya. Ia juga mengelus pelan perutnya. Bagaimana dia harus menebus kesalahannya ini. Ia lalu menghela nafas.

Setalah semua persiapan selesai, akhirnya mereka akan segera pulang ke rumah. Maeda telah menunjuk seorang tentara kepercayaannya setelah Iro untuk menggantikannya. Karena Iro juga akan pulang bersamanya.

DARK LOVE (BL) (Mpreg)Where stories live. Discover now