Chapter 14

2.9K 279 49
                                    

Suara alunan piano mengusik tidur cantiknya, matanya menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalamnya.

Ia memilih beranjak duduk hingga selimut yang menutupi tubuh telanjangnya merosot jatuh di pangkuan. Ia dapat melihat seorang pria bertelanjang dada tengah duduk menghadap balkon sembari memainkan piano.

Tanpa membalutkan apapun di tubuhnya, Yola memilih untuk menghampiri pria kesayangannya. Ia memilih untuk mendaratkan tubuhnya di samping Harvey dengan kepala yang bersandar di bahu pria tampan itu.

"Apa sopan, bertelanjang di depanku tanpa melakukan seks?" Tanya Harvey setelah menghentikan alunan pianonya.

Yola menatap fokus pada foto seorang gadis berseragam sekolah yang Harvey pandangi sejak tadi, "Apa sopan, menatap foto seorang gadis dengan penuh cinta, sedangkan orang yang asli ada di sini?"

Yola menatap fokus pada foto seorang gadis berseragam sekolah yang Harvey pandangi sejak tadi, "Apa sopan, menatap foto seorang gadis dengan penuh cinta, sedangkan orang yang asli ada di sini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harvey sontak tertawa mendengarnya, "Dengan fotomu sendiri saja kau cemburu?"

"Aku lebih suka kau menatapku langsung."

Satu kecupan Harvey berikan pada puncak kepala kekasihnya itu, "Aku hanya sedang menatap, masa dimana kau belum menjadi milikku." Kekehnya.

Yola langsung terdiam setelah kalimat itu terucap.

Ada yang belum Harvey ketahui tentangnya. Tentang sejak kapan Yola menyukainya, sejak kapan Yola mengamatinya, sejak kapan Yola memberikan stempel kepemilikan padanya.

Mungkin Yola akan terus menyembunyikannya, Harvey tidak perlu tahu soal itu. Biar hanya ia dan para sahabatnya yang tahu, dan itu sudah cukup baginya.

"Bagaimana perasaanmu saat pertama kali bertemu denganku, Harv?" Meski Yola sudah mengetahui jawabannya, namun ia ingin mendengarnya sendiri dari pria itu.

"Menjengkelkan." Kekeh Harvey, "Mungkin jika kau dulu seorang pria, sudah aku leyapkan. Berterima kasihlah kepada tuhan, sepertinya dia tengah berbahagia saat kau diciptakan."

Yola tersenyum cantik, "Aku memang sengaja melakukannya, agar kau kesal dan mau ikut denganku." Kekehnya.

Flashback!

Flashback!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TOXIC PARTNER 1: AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang