Chapter 27

2.2K 266 66
                                    

"Kalian sudah membuatku menjadi yatim piatu, kalian menghabisi seluruh keluargaku dengan cara yang sadis. Maka aku datang untuk membalas semuanya, aku akan membuat kalian kehilangan anak-anak kalian. Agar kalian bisa merasakan bagaimana kehilangan orang tersayang kalian!"

Martin melemparkan pisau pada foto yang terpajang di depannya, setelah foto itu penuh dengan pisau, ia memilih untuk pergi dari ruangan remang-remang itu.

"Semuanya sudah siap, uncle?" Tanyanya pada pria yang selama ini merawatnya.

"Sudah, Adolf. Miss Harris sudah menunggumu." Balas pria tua itu.

"Dimana dia?" Tanyanya lagi.

"Di ruang tunggu, dia bilang ingin melihat Yola sebelum penyerangan dilakukan."

Martin mengangguk singkat. "Biar aku temui dia." Langkahnya terhenti saat lengannya ditahan oleh pria yang ia panggil paman itu.

"Kakek, ayah dan ibumu pasti senang karena hari ini kau akan membalas atas kematian mereka." Pria tua itu menghela napas pelan, "Adolf.... Aku akan mendampingimu nanti, aku ingin kau baik-baik saja."

Martin menggenggam tangan pamannya, "Lebih baik paman pergi ke Mexsico, aku akan segera menyusul setelah membabat habis Black Swan." Ucapnya merasa tidak setuju dengan perkataan sang paman.

Namun sang paman malah menggelengkan kepalanya. "Dulu saat peristiwa itu terjadi, paman memintaku untuk membawamu pergi. Dan sekarang aku tidak akan pergi kemanapun tanpamu."

Martin menghela napas dengan pasrah, "Baiklah, uncle pergilah untuk bersiap-siap." Ia menepuk pelan pundak pamannya sebelum beranjak pergi.

Pria tampan itu berjalan memasuki sebuah ruangan, di dalam sana sudah ada Sofia yang duduk menunggunya.

"Aku ingin melihat Yola

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku ingin melihat Yola." Ucap Sofia tanpa basa-basi.

Martin terdiam mengamati pakaian yang membalut tubuh wanita di depannya. "Kau akan ikut menyerang Black Swan?" Tanyanya dengan heran.

Sofia mengangguk. "Mereka semua mengetahui tentang perselingkuhan Harvey dan Yola, tapi memilih diam dan membodohiku."

"Kau bisa menggunakan senjata api dengan baik? Jika tidak, lebih baik kau pergi ke salon saja." Akan sangat menyusahkan jika Sofia tidak bisa apapun di medan perang nanti.

Sofia memutar bola matanya, "Aku juga berasal dari keluarga bangsawan, aku bisa menggunakan senjata api dengan baik." Dengusnnya dengan kesal.

"Ya terserah, tapi aku tidak akan tanggung jawab jika terjadi sesuatu padamu."

Sofia mengangguk.

Setelah sedikit berbagi informasi, keduanya keluar dari ruangan itu menuju tempat di mana Yola berada.

Martin segera membuka pintu setelah sampai di depan kamarnya, mereka bisa melihat seorang wanita cantik duduk dengan wajah binggung di ranjang.

"Sudah bangun rupanya." Gumam Martin seraya berjalan mendekati ranjang.

TOXIC PARTNER 1: AffairWhere stories live. Discover now