Chapter 40

2.8K 258 16
                                    

"Geser ke kanan sedikit."

"Ckk itu terlalu condong ke kanan, ke kiri sedikit."

"Tidak, tidak, tidak! Terlalu ke kiri, mejanya tidak akan muat nanti."

Harvey dan Revo menatap kesal pada wanita yang memandu mereka untuk menata sofa. "Kenapa jadi kau yang memerintahku?!" Dengus Harvey. "Kau dan Revo saja yang mengangkatnya, aku yang jadi pemandu!" Serunya.

Isa menyengir, sedangkan Revo menatap istrinya dengan tatapan mengejek.

Yola hanya terkekeh melihat ketiga orang itu, ia sendiri sibuk memilih hiasan cantik untuk dipajang di kamar calon anak pertamanya dan Harvey.

Kandungan yang sudah memasuki usia 34 minggu membuatnya dan Harvey sudah berbelanja banyak perlengkapan bayi, terlebih mereka sudah mengetahui jenis kelamin anak pertama mereka.

Harvey berjalan mendekati sang istri yang duduk di karpet bulu, setelah mendaratkan tubuhnya Harvey langsung merebahkan kepalanya di paha Yola.

"Kenapa tidak memanggil arsitek saja? Aku takut kau kelelahan."

"Yang lelah aku atau kau?" Kekeh Yola, ia sedari tadi hanya duduk dan memilih barang-barang ringan. Sedangkan yang berat-berat di lakukan oleh Revo, Isa dan suaminya itu.

"Aku tidak lelah." Bantah Harvey.

"Tak apa Harv, mengaku saja. Itu wajar kau kan-"

"Apa?!" Potong Harvey dengan kesal. "Aku sudah tua begitu? Umurku baru 38 tahun, itu masih muda." Dengusnya.

Yola tertawa pelan. "3 bulan lagi umurmu sudah 39 tahun." Kekehnya.

"Memang kenapa? Aku masih sangat sehat, bugar dan tampan. Mempunyai 10 anak lagi saja aku masih terlalu anggup."

Yola memutar bola matanya. Iya, mungkin Harvey masih sanggup, tapi dirinya yang tidak akan sanggup. Melahirkan anak pertama saja belum, sudah membicarakan 10 anak lagi.

Yola memilih mengabaikan Harvey dan melanjutkan kesibukannya.

Mata elang Harvey mengamati setiap barang-barang yang istrinya keluarkan dari koper. "Itu dari siapa?" Tanya Harvey saat melihat beberapa boneka lucu, ia merasa tidak pernah membelinya.

"Ini dari Isa, lucu sekali bukan bonekanya?" Tanya Yola dengan bersemangat.

Harvey langsung menatap sepasang suami istri yang sibuk mengatur letak box bayi. "Hei...." Revo dan Isa langsung menoleh saat mendengarnya.

"Iya sir?" Tanya Revo dengan bingung.

"Kalian tidak berniat mempunyai anak?"

Revo dan Isa langsung terkekeh mendengarnya. "Bukankah saya sudah pernah menceritakannya?" Isa menatap Yola, hingga membuat Harvey ikut mendongak untuk menatap sang istri.

"Ah iya.... Isa dan Revo tidak ingin mempunyai anak." Jawab Yola saat mengingat curhatan Isa beberapa bulan lalu.

"Kenapa?"

Yola menerjapkan bulu matanya beberapa kali sembari mengusap lembut rambut tebal suaminya. "Ya karena mereka tidak ingin." Jawab Yola dengan bingung.

Harvey hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Sedangkan Revo dan Isa melanjutkan kegiatan mereka. Sejak berpacaran keduanya memang sudah berencana untuk tidak memiliki anak saat menikah nanti.

"Lihat ini, lucu sekali kan?" Yola menunjukkan beberapa pakaian bayi yang sangat lucu.

"Hmmm, princess kita pasti sangat cantik saat memakainya nanti." Gumam Harvey yang sibuk menciumi perut Yola.

"Tapi ini pakaian untuk bayi beberapa bulan." Kekeh Yola.

TOXIC PARTNER 1: AffairWhere stories live. Discover now