Chapter 22

2.6K 275 43
                                    

"Dasar wanita tidak waras!"

"Wanita psikopat gila!"

Makian terus terdengar dari sambungan telepon yang di loud speaker Jay, pria itu membiarkan Sache dan Irish mengumpati wanita yang terbaring di ranjang pasien.

"Berhentilah mengomel, suara kalian sangat jelek." Yola mengeratkan pelukannya pada Harvey.

"Hei dasar kurang ajar!" Teriak Sache penuh emosi.

Ia baru saja mendapatkan kabar bahwa adik bungsunya itu masuk rumah sakit, kepala Sache semakin pening saat tahu alasan dibalik kejadian itu.

Rasanya Sache ingin membunuh pasangan psikopat itu.

"Kami di sini sangat mengkhawatirkanmu, tapi kau malah bertingkah seperti bocah ingusan yang sangat durhaka!" Irish menggeretakkan giginya dengan jengkel, Yola selalu saja membuatnya senam jantung.

"Lebih baik kakak matikan telepon itu atau pergi saja dari sini! Kepalaku sakit jika mendengar teriakan mereka!"

"HEIIII!" Setelah teriakan nyaring itu, Jay memilih mematikan sambungan telepon. Meski Yola yang sedang diceramahi, kupingnya juga ikut terasa panas dan sakit mendengar teriakan kedua adiknya itu.

"Aku akan memberitahu daddy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku akan memberitahu daddy." Jay menggulir jarinya untuk mencari nama sang ayah.

"Jangan!" Pekik Yola.

"Kenapa?" Tanya Anne dengan bingung.

"Nanti Harvey tidak bisa di sini."

Jawaban itu membuat Jay dan Anne memutar bola matanya jengah.

"Aku akan pulang, jaga dia Harv." Pamit Jay yang dibalas anggukan oleh Harvey.

"Banyak istirahat, Yo. Besok aku akan kemari bersama Josh dan Elga." Anne melambaikan tangannya seraya berjalan keluar bersama sang suami.

Harvey mengunci pintu menggunakan remote yang ada di nakas, setelah pintu terkunci ia merapatkan selimut milik Yola. "Ayo tidur." Ucapnya seraya memeluk tubuh Yola dengan hati-hati.

"Kau masih marah padaku?" Tanya Yola.

Saat mengetahui bahwa kekasihnya harus pergi menemani sang istri, Yola merasa begitu marah. Sudah terlalu banyak kedekatan Harvey dan Sofia akhir-akhir ini, meski Harvey tidak mungkin meninggalkannya, Yola tetap saja merasa takut.

Yola masih cukup waras untuk tidak menembak kepalanya, sebagai gantinya ia menembakkan dua peluru ke arah perutnya. Yola sebenarnya tidak pingsan setelah penembakan itu, namun ia memilih pura-pura tidak sadarkan diri untuk memberikan Harvey pelajaran.

Dan akibatnya pria itu hanya diam saja sejak tadi, Yola tahu Harvey marah padanya.

"Tidak." Harvey menekan kepala Yola agar tertidur di dadanya, tapi wanita itu malah menjauhkan kepalanya.

TOXIC PARTNER 1: AffairWhere stories live. Discover now