9. Change

30.7K 2.8K 292
                                    

TAEYONG bergerak risih dibalik selimut yang menutupi tubuh polosnya. Cahaya matahari yang menyorot kecil sebagian wajahnya, membuat nya terganggu. Perlahan mata bulat itu, mengerjap dan terbuka. Taeyong menyipitkan matanya, dan tanpa sadar mengucek matanya karena silau.

Taeyong terdiam masih dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul. Taeyong menatap langit-langit kamar yang masih terasa asing menurutnya, dan menghela nafas kecil, saat baru menyadari jika semalam ia menginap dirumah Jaehyun.

Taeyong juga, sebelumnya sudah mengabari bibi kim jika ia tidak pulang, dan menginap di rumah teman. Taeyong menaikkan kembali selimutnya hingga sebatas leher, saat bagian dada nya terekspos begitu saja. Semalam, mereka tidak langsung tidur, memilih untuk melanjutkan kegiatan yang mereka lakukan di mobil.

"Sudah bangun, hm?" Gumam Jaehyun serak, tanpa membuka matanya. Tangannya bergerak memeluk tubuh Taeyong. Jaehyun mendekat, dan menenggelamkan wajahnya pada leher Taeyong.

Taeyong mengusap lembut lengan Jaehyun yang sedang memeluk perutnya, dan berdehem kecil menjawab Jaehyun.

"Jaehyun, tentang ucapanku semalam—"

"Lupakan, Taeyong." Potong Jaehyun cepat.

"Tapi, aku tidak berniat untuk melupakannya."

"Kendalikan dirimu, Tae. Kau tidak boleh menyukaiku." Ucap Jaehyun pelan, dan mengecup sekilas pipi berisi Taeyong.

"Tapi kau menyukai ku! kau pernah mengatakannya padaku." Taeyong menoleh dengan mata yang sudah berkaca-kaca, menatap Jaehyun yang juga sedang menatapnya. Taeyong sadar jika ia, sudah keterlaluan. Tapi perasaannya benar-benar tidak bisa di cegah.

"Aku minta maaf, tentang itu. Aku tidak bisa Lee. Bukankah, perjanjian awal kita hanyalah sebuah kontrak?"

Ah, Jaehyun benar. Mereka hanya pasangan kontrak, lalu apa yang Taeyong harapkan? semuanya akan berakhir, setelah dua bulan kontrak habis.

Ibu jari Jaehyun, mengusap pipi Taeyong yang sudah basah karena menangis. Jaehyun tersenyum tipis dan mengecup kedua mata Taeyong bergantian. "Jangan menangis. Ini yang membuat ku takut, jika kita menjalin hubungan lebih dari sekedar pasangan kontrak. Kau bahkan sudah menangis, padahal kita belum memulai apapun. Suatu saat, aku pasti menyakitimu. Entah dalam keadaan sadar atau tidak."

Taeyong mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Jaehyun, dan memeluk pinggang Jaehyun. "Aku tidak akan menangis jika kau tidak mempermainkan perasaanku."

"Aku tidak bermaksud mempermainkan mu. Aku tahu, ini mungkin sedikit berlebihan, tapi ini menyangkut hatimu. Jadi, aku akan mengatakannya, agar kau sedikit merasa lega." Jaehyun sedikit memberi jeda, sebelum melanjutkan ucapannya. "Jangan pernah takut, kita akan bertemu lagi nanti dalam perasaan yang sama. Kita akan menjadi pasangan yang penuh akan rasa kasih, dan akan bersama jika takdir mengizinkan nya. Tapi tidak sekarang, nanti saat waktu yang tepat."

"Kau tidak perlu mengatakannya hanya untuk menolakku. Bukankah, aku hanya jalang?" Taeyong bergerak memeluk Jaehyun, dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Jaehyun.

"Jangan merendahkan dirimu."

"Tapi, itu kenyataan."

Jaehyun menangkup wajah Taeyong hingga mendongak dan mengecup kening Taeyong sekilas. "Sudah, jangan membahas ini lagi."

Dalam sekali gerakan, Jaehyun membalik tubuh Taeyong menjadi diatas nya, dan mengusap punggung taeyong. Taeyong hanya tersenyum tipis dalam pelukan Jaehyun.

"Aku tidak pernah jatuh cinta sebelum nya." Gumam Taeyong. "Dan aku terlihat konyol saat mengungkapkan nya."

"Jadi aku yang pertama, huh?" Jaehyun terkekeh kecil.

ROCKABYE - JAEYONG Where stories live. Discover now