22. She still wants it

23.5K 2.6K 111
                                    

SETELAH bertemu dengan Taeyong, Jaehyun berjalan dengan cepat keluar dari restoran, tidak berani menoleh kebelakang dimana ia meninggalkan Taeyong sendirian. Jujur saja, sebenarnya ia gugup setengah mati saat berhadapan dengan Taeyong, untung saja ia masih bisa menutupinya dengan bersikap tenang. Jaehyun tidak tega melihat keadaan Taeyong saat ini, ia sangat yakin jika Taeyong pasti habis menangis. Ia tidak bermaksud menyakiti Taeyong, hanya saja ini belum saatnya.

Jaehyun segera berlari, membuka pintu mobilnya dengan tergesa, dan menutup nya dengan kasar, membuat seorang perempuan yang sejak tadi duduk disampingnya terlonjak kaget karena terlalu fokus pada ponselnya.

"Sial! Kau membuatku menunggu selama dua jam disini. Kau mau aku kehabisan nafas didalam mobil, hah?!" Bentaknya tidak terima. Ia memang disuruh menunggu dan tidak boleh keluar.

Jaehyun tidak menjawab hanya menunduk dan menyandarkan kepalanya pada setir mobil dan bergumam tidak jelas.

"Kumohon Maafkan aku."

Chaeyeon tersentak saat mendengar nada-nada bicara Jaehyun yang begitu lirih, suaranya sedikit teredam karena pria itu sedang menunduk.

"Hei, ada apa?" Chaeyeon bertanya dengan khawatir, melihat keadaan Jaehyun yang sepertinya tidak baik-baik saja.

Chaeyeon mengusap punggung Jaehyun dengan sabar, mencoba menenangkan pria itu.

Setelah beberapa saat, Jaehyun menegapkan punggungnya dan memejamkan kedua matanya membuat Chaeyeon segera menyingkirkan tangannya yang sedari tadi mengusap punggung Jaehyun.

Jaehyun membuka matanya, pandangannya seketika bertemu dengan sosok pria kecil yang ditinggalkan nya tadi keluar dari restoran. Matanya terus mengikuti langkah Taeyong, sampai akhirnya ia tidak lagi melihat pria cantik itu.

Tanpa sadar Chaeyeon juga mengikuti kemana Jaehyun melihat.

"Apa dia Lee Taeyong?" Tanya Chaeyeon.

Jaehyun tidak menjawabnya, membuat Chaeyeon yakin jika pria itu memang benar Lee Taeyong. Chaeyeon menghela nafasnya, tidak mengerti apa yang sebenarnya Jaehyun pikirkan.

"Kenapa melepaskannya jika kau sendiri tidak mau kehilangan?"

"Ini tidak mudah, Noona." Jaehyun menelan ludahnya, tiba-tiba tenggorokan nya terasa kering.

Jaehyun dan Chaeyeon, sebenarnya mereka adalah saudara sepupu. Chaeyeon lebih tua satu tahun dari Jaehyun, itu sebabnya Jaehyun memanggil Chaeyeon dengan sebutan Noona. Saat masih di
universitas dulu, meraka sempat menjadi sepasang kekasih selama dua tahun. Seharusnya mereka tidak menjalani hubungan seperti itu, tapi mau bagaimana lagi, perasaan itu muncul begitu saja karena mereka sering menghabiskan waktu bersama. Tapi, itu tidak bertahan lama, beberapa bulan setelah kelulusan Chaeyeon memutuskan hubungannya dengan Jaehyun, karena Chaeyeon merasa jika Jaehyun terlalu kaku untuk menjadi seorang kekasih, sementara Chaeyeon menyukai pria yang bersikap romantis, dan Jaehyun bukanlah pria yang seperti itu, membuat Chaeyeon bosan dengan Jaehyun. Akhirnya keduanya sepakat untuk melupakan masa lalu, dan kini mereka justru bertemu kembali dengan alasan perjodohan.

Chaeyeon berdecak, "apa nya yang tidak mudah? Kau hanya perlu mengakui semuanya, perasaan mu, melamarnya lalu menikahinya. Itu mudah, kau saja yang mempersulit nya. Dan kita tidak mungkin terlibat perjodohan. Jaehyun, pernikahan kita satu minggu lagi, kau harus melakukan sesuatu."

"Hanya kau lah harapan ku, kau tahu sendiri jika ayahku keras kepala, akan sulit jika aku yang membujuknya untuk menolak perjodohan ini." Lanjutnya.

Jaehyun menghela nafas. Tanpa Chaeyeon suruh, ia pasti sudah melakukan nya. Ia sedang merencanakan sesuatu saat ini, Jaehyun hanya bisa berharap jika semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakannya.

"Dan apa kau pikir, ayah akan diam saja saat tahu aku menolak wanita pilihannya, karena Taeyong?" Ucap Jaehyun, sengaja menekan kan kata wanita pilihannya. Chaeyeon berkata jika dia juga tidak mau menerima perjodohan ini, tapi wanita itu tidak ada sedikit pun usaha, atau hanya sekedar mengucapkan kata menolak untuk membatalkan rencana ini. Chaeyeon hanya diam saja, seolah pasrah dengan keadaan.

"Aku juga harus memindahkan nama kepemilikan perusahaan menjadi milikku lebih dulu. Setelah semuanya selesai aku akan menikahi Taeyong, dan aku sudah tidak peduli lagi tentang apa yang menjadi ancaman ayah ku."

"Tapi, bukankah paman Jung akan melakukan itu, setelah pernikahan ini?"

"Aku hanya perlu meyakinkannya. Dan akan semakin mudah, karena ia tahu jika aku sudah memutuskan Taeyong. Ayah pasti akan mempercayaiku."

"Paman Jung sudah tahu?"

Jaehyun mengangguk, jarinya menunjuk dua mobil sedan berwarna hitam yang terparkir sedikit jauh dari tempat mereka. "Ayah, mengawasi kita."

"Kau yakin semuanya akan baik-baik saja? Kau menyakiti Taeyong. Setidaknya kau mangaku lebih dulu, dan menjelaskan semuanya jika harus menunggu, agar ia tidak salah paham. Kau mengecewakan nya, sudah tidak ada lagi kesempatan."

"Kemungkinan buruk akan terjadi. Bagaimana jika ia pergi jauh dari sini? Terlambat sedikit saja maka kau akan kehilangan nya."

Jaehyun hanya menatap Chaeyeon dengan diam, ia tidak mengerti maksud dari Chaeyeon. Apa wanita itu hanya berkata secara berlebihan, atau sekedar memperingatinya jika semua itu bisa saja terjadi.

"Bukankah dia juga—" nafas Chaeyeon tercekat, menelan ludahnya dengan susah payah. Sedikit sulit untuk menerima fakta yang diketahuinya beberapa waktu lalu ketika Jaehyun menceritakan kepadanya, "dia juga ibu dari anakmu. Dia orang yang kau cari selama bertahun-tahun."

"Dia bisa saja menolak mu, karena kau telah menyakitinya. Meninggalkan nya begitu saja, tanpa ada penjelasan sedikit pun." Lanjutnya.

"Tidak. Taeyong tid—"

"Apanya yang tidak!" Tanpa sengaja Chaeyeon meninggikan suaranya. Wanita itu mengalihkan pandangannya, tidak berani menatap Jaehyun.

Mulut nya selalu saja menolak, mengatakan jika ia juga tidak menyetujui perjodohan ini dan lebih mendukung hubungan Jaehyun dan Taeyong agar menjadi lebih baik. Namun nyatanya, jauh didalam hati Chaeyeon, ia ingin sekali menikah dengan Jaehyun. Ini adalah kesempatan untuk nya, karena jika ia mengungkapkan perasaannya lagi pada Jaehyun, itu tidak mungkin dan bahkan berakhir sia-sia karena Chaeyeon sangat yakin jika Jaehyun akan menolaknya. Sejujurnya Chaeyeon masih menginginkan Jaehyun hanya saja ia tidak berani mengatakannya, dan selalu menutupinya.

"Jaehyun—"

"Kita pulang sekarang. Aku akan mengantarmu." Potong Jaehyun cepat.

"Semua kemungkinan buruk, seperti yang kau katakan tadi biar aku yang mengurusnya. Jika Taeyong menolak, maka aku akan terus berjuang, meyakinkan Taeyong untuk kembali lagi padaku dan juga untuk anakku. Aku tahu itu tidak akan mudah, tapi aku akan tetap berusaha sampai berhasil. Dan juga, aku akan mengakui semua kesalahan ku." Ucap Jaehyun tegas, tanpa keraguan sedikitpun.

"Jaehyun, aku—"

"Noona, cukup. Kau hanya membuat pikiran ku semakin kalut."

Chaeyeon menyandarkan punggungnya dengan pasrah, menatap jalanan yang terlihat lebih padat dari biasanya. Dan tanpa Jaehyun ketahui, wanita itu menangis dengan perasaan terluka. Ia ingin sekali mempertahankan perjodohan ini, sampai pada akhir nya, Jaehyun adalah miliknya. Tapi, itu tidak akan mudah karena masih ada— Lee Taeyong.

🌷

To be continue...


Maaf tadi, wp ku eror lagi yang ke publish cuma setengah 😣

Terimakasih banyak semuanya yang udah ngasih vote sama komen!!!

See you next chapter 💚

ROCKABYE - JAEYONG Where stories live. Discover now