10. Emerge

26.5K 2.8K 307
                                    

Ada sedikit kesalahan sebelumnya, jadi aku publish ulang dichapter ini

SUDAH tiga hari, Jaehyun tidak menghubungi Taeyong semenjak kejadian waktu itu. Taeyong juga tidak seberani itu untuk menghubungi Jaehyun lebih dulu. Jika boleh jujur, sebenarnya Taeyong sangat merindukan pria berdimple itu. Tapi saat mengingat ucapan Jaehyun beberapa hari yang lalu membuat dadanya terasa sesak.

Tapi tidak mungkin juga, Taeyong hanya berdiam diri, sementara ia masih punya kontrak dengan Jaehyun. Apa sebaiknya Taeyong minta maaf saja? Tidak ada kesempatan lagi untuk menjelaskan, Jaehyun tidak akan percaya dengannya. Ini semua karena Eunwoo sialan! Jika saja Eunwoo tidak datang mengganggu, pasti saat ini Taeyong sedang bersama Jaehyun.

Taeyong menghela nafas kecil, dan menyandarkan kepalanya lelah, pada meja makan. Saat ini, Taeyong sedang sendirian didapur. Bibi kim baru saja pergi mengantar Mark sekolah, Taeyong tidak ikut, karena ia mengatakan sedang tidak enak badan. Sebenarnya ia sedang tidak sakit, Taeyong hanya tidak mood, karena merindukan Jaehyun. Taeyong jadi merasa bersalah pada Mark, seharusnya ia tidak mengabaikan Mark hanya karena ia merindukan Jaehyun.

Apa Taeyong pergi ke kantor Jaehyun saja? Dan menemui Jaehyun? Tidak seharusnya, ia marah seperti ini pada Jaehyun. Bagaimana jika Jaehyun membatalkan kontrak nya, lalu meminta kembali sebagian uang yang sudah diberikan kepadanya? Argh! Taeyong masih membutuhkan uangnya. Hanya Jaehyun yang bisa memberinya uang, sebanyak itu. Tapi perasaan sialannya, justru membuatnya sakit sendiri. Taeyong harus bisa melupakan perasaannya.

Akhirnya Taeyong memilih untuk berdiri dan bersiap. Taeyong memutuskan untuk menemui Jaehyun di kantornya. Taeyong harap keputusan nya sudah benar kali ini. Jika tidak diluruskan secepatnya, mungkin mereka tetap seperti ini hingga dua bulan ke depan.

Setelah dua puluh menit perjalanan, Taeyong akhirnya sampai di depan gedung kantor milik Jaehyun. Taeyong mendadak jadi gugup, membayangkan ia akan bertemu dengan Jaehyun. Sial, otak kecilnya justru memikirkan adegan panas di dalam ruangan Jaehyun.

"Permisi, apa aku bisa bertemu dengan Jaehyun?" Taeyong bertanya, pada resepsionis yang berjaga.

"Maaf, anda siapa? Apakah sudah membuat janji dengan sajangnim?" Tanya si resepsionis itu balik, melirik Taeyong dari atas hingga ke bawah terkesan tidak sopan.

"Aku-"

"Sajangnim sedang tidak ada dikantor." Sahut resepsionis lainnya yang berada disamping nya, karena ada dua wanita yang berjaga.

"Kemana?"

Resepsionis itu tersenyum ramah pada Taeyong, "Sedang mengurus kantor cabang yang ada di Mexico."

"Kapan Jaehyun akan kembali?"

"Tidak tahu pasti, biasanya sajangnim bisa menghabiskan waktu dua sampai tiga minggu bahkan satu bulan lebih."

"Ah, ya. Terimakasih, maaf mengganggu waktu kalian."

Sialan, kenapa juga Jaehyun memiliki kantor cabang sejauh itu!

"Tidak masalah, katakan saja jika membutuhkan sesuatu."

Taeyong hanya tersenyum sebagai balasan dan menunduk sopan sebelum berlalu pergi.

Saat berbalik, Taeyong terkejut saat hampir saja menabrak seseorang. Taeyong langsung membungkuk dan mengatakan maaf.

"Oh, Taeyong?"

Taeyong mendongak, saat orang itu memanggil namanya. "Tuan Yuta, kita bertemu lagi." Balas Taeyong dan tersenyum ramah.

"Jangan memanggilku seperti itu, panggil hyung saja." Seru Yuta, dan mengibaskan tangannya.

ROCKABYE - JAEYONG Where stories live. Discover now