1/2. -Bonus Chapter

26.1K 2.5K 205
                                    

JAEHYUN merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Ia sudah duduk dimeja kerjanya sejak jam tiga pagi. Ia melepas kacamata baca miliknya dan memijit pangkal hidungnya. Jaehyun melihat jam pada ponselnya, dan ini sudah jam enam pagi.

Beberapa minggu ini, Jaehyun memang sering disibukkan dengan pekerjaan kantornya, mengharuskan Jaehyun membawa semua dokumen dan mengerjakannya dirumah, hingga berlarut-larut.

Atensi Jaehyun teralih saat mendengar pintu ruangannya yang terbuka. Jaehyun tersenyum saat melihat putranya lah yang membuka pintu.

"Daddy, berhentilah bekerja terus. Ini hari minggu. Sekolah saja libur, kenapa Daddy tidak libur juga?" Gerutu Mark. Ia tidak suka jika ayahnya hanya sibuk bekerja dan melupakannya.

Jaehyun terkekeh dan mengusap surai hitam milik Mark yang berdiri didepannya. Putranya benar, ini memang hari minggu. Hampir saja ia lupa.

"Baiklah, Daddy libur hari ini." Ucap Jaehyun, dan menuntun Mark untuk keluar dari ruang kerjanya.

Saat sudah sampai diruang tengah, Mark langsung berlari menyusul Taeyong dan ikut duduk disamping ibunya, menonton sebuah acara tv yang menayangkan kartun. Disana juga ada Jeno, putra kecilnya yang baru saja berusia satu tahun yang tengah asik sendiri dengan mainannya yang menumpuk.

Jaehyun bisa melihat bagaimana Taeyong bisa tertawa lepas saat melihat aksi konyol sikotak kuning yang sedang ditonton nya. Sudah satu tahun lebih pernikahan mereka berjalan, dan Jaehyun tidak pernah sekalipun mendengar Taeyong mengeluh padanya. Bahkan saat mengurus bayi mereka sendirian, disaat ia bekerja Taeyong terlihat baik-baik saja, walaupun Jaehyun tahu pasti itu akan sangat melelahkan ditambah lagi mengurus pekerjaan rumah. Mereka memang tidak memiliki pembantu satupun karena Taeyong sendiri yang meminta dan membiarkan dirinya saja yang mengurus keluarga kecilnya, ia masih sangat sanggup.

Setelah pernikahan, Bibi kim juga memutuskan akan tinggal sendiri saja, wanita paruh baya itu hanya tidak mau mengganggu Taeyong yang sudah berkeluarga. Taeyong juga memberikan cafe miliknya pada bibi kim saja, dan mengganti nama kepemilikan.

Awal pernikahan mereka cukup sulit, karena ayah Jaehyun yang menentang hubungan mereka. Apalagi, Tuan Jung tahu betul bagaimana latar belakang Taeyong. Sudah pasti, Taeyong tidak akan pernah diterima dengan baik. Jaehyun juga sudah menjelaskan jika Taeyong sudah melahirkan anak pertamanya, berbagai cara untuk meyakinkan Tuan Jung termasuk tes DNA. Walaupun hasilnya positif anak Jaehyun, Tuan Jung tetap tidak mau mengakuinya.

Tapi Jaehyun tidak mungkin membatalkan niatnya yang ingin sekali menikahi Taeyong. Ada atau tanpa restu orangtuanya, Jaehyun tetap menikahi Taeyong. Tuan Jung begitu marah saat itu, ia akhirnya melarang Jaehyun untuk mempublikasikan jika Taeyong adalah istrinya, dan mengancam akan mengganggu keluarga kecilnya jika Jaehyun nekat akan memberitahu orang-orang jika ia sudah menikah dengan Taeyong, terbukti ketika Mark baru saja pulang sekolah, sebuah mobil melintas begitu saja dan menabrak tubuh putranya, untung saja Mark hanya mendapat cedera dikakinya.

Jaehyun yakin, jika itu baru peringatan kecil dari ayahnya. Karena memang Jaehyun yang tidak mau berurusan lebih panjang dengan ayahnya dan membahayakan keselamatan keluarga nya lebih baik Jaehyun menurut untuk yang satu ini. Yang terpenting adalah ia sudah menikah dengan Taeyong. Dan yang mengetahui pernikahan mereka, hanyalah sebatas keluarga.

Sekian banyak orang yang mengenal Jaehyun sebagai CEO Jung Corp's mereka hanya tahu jika Jaehyun memiliki dua orang anak angkat dan satu orang pengasuh untuk anak-anaknya.

Jaehyun tidak akan tahu bagaimana rasanya jadi Taeyong, ketika mereka sedang berkumpul dengan keluarga besar Jung. Taeyong selalu saja terabaikan dan seolah tidak terlihat. Berbanding terbalik dengan Chaeyeon yang menikah dengan Eunwoo, perempuan itu selalu dielu-elukan. Mendapat banyak perhatian dan juga dukungan. Menunjukkan didepan banyak orang dengan begitu bangga jika Chaeyeon adalah wanita cantik dan cerdas sangat pantas menjadi seorang menantu dan menjadi bagian dari keluarga Jung. Lebih parahnya mereka selalu membandingkan nya dengan Taeyong.

Itu sebabnya, Jaehyun tidak akan pernah lagi membawa Taeyong untuk bertemu dengan keluarganya. Walaupun Taeyong berkali-kali mengatakan padanya jika ia tidak apa-apa, tetap saja Jaehyun tidak percaya, Taeyong pasti sangat terluka.

Jaehyun menghampiri Taeyong yang duduk diatas karpet berbulu didepan tv. Taeyong menoleh ketika suaminya sudah duduk disampingnya, lalu mengecup pipinya sekilas.

"Bisakah kau mengasuh Jeno sebentar? Aku akan memasak untuk sarapan." Ucap Taeyong.

Melihat Jaehyun yang mengangguk dan tersenyum, Taeyong segera mengangkat Jeno pada pangkuan Jaehyun, karena anak itu sibuk menghamburkan kerupuk kentang yang berada di mangkuk.

"Apa ada sesuatu yang kau inginkan? Aku bisa memasaknya untuk mu." Tawar Taeyong.

"Aku hanya ingin minum kopi. Masak apapun yang kau suka, aku akan memakannya."

Taeyong tersenyum, dan beranjak ingin segera memasak. Ia tahu jika Jaehyun pasti sangat kelelahan. Seberapa keras Taeyong melarang Jaehyun untuk bekerja secara berlebihan tapi Jaehyun tetap keras kepala.

Sudah hampir satu bulan penuh, Jaehyun selalu saja pulang lewat tengah malam, entah apa yang Jaehyun kerjakan. Apa pekerjaan kantor memang seperti itu? Jika dia bisa membantu, maka tanpa disuruh ia pasti akan membantu Jaehyun, sayangnya ia tidak mengerti sama sekali.

Beberapa hari yang lalu, Jaehyun pernah sampai menginap dikantor selama dua hari. Sebenarnya apa yang Jaehyun lakukan? Pikiran Taeyong terlalu takut saat itu, membuat nya selalu berpikir, jika sebenarnya Jaehyun sedang menyembunyikan sesuatu padanya.

Setelah hampir satu jam berkutat didapur akhirnya, Taeyong menyelesaikan masakannya. Taeyong berteriak dari dapur, memanggil suami dan juga anaknya untuk segera menyusul dimeja makan.

Taeyong mengambil alih Jeno dalam gendongan Jaehyun, mendudukkan putra kecilnya pada kursi tinggi khusus untuk bayi. Ia juga sudah memasak bubur yang dicampur dengan wortel untuk Jeno, memilih untuk menyuapi anaknya lebih dulu, ia bisa makan nanti saat anaknya sudah kenyang. Sementara Mark sudah asik dengan ayam goreng kesukaannya.

Baru saja Jaehyun akan menyuapkan nasi kedalam mulutnya, ponselnya tiba-tiba berdering membuat ia mengurungkan niatnya untuk makan. Jaehyun menatap Taeyong sekilas yang juga sedang menatapnya, sebelum berlalu sedikit jauh untuk menerima panggilan tersebut.

Beberapa menit setelahnya Jaehyun baru kembali ke meja makan, bahkan Jeno sudah selesai makan. Namun Jaehyun kembali bukan untuk melanjutkan makannya, tapi hanya untuk berpamitan. Jaehyun juga sudah terlihat lebih rapi.

"Sayang, seperti nya aku harus pergi sekarang. Aku ada urusan sebentar."

"Tidak makan dulu?" Tanya Taeyong.

"Tidak sempat, aku sedang buru-buru. Aku akan makan diluar saja nanti."

"Apa begitu penting?"

Jaehyun yang sebelumnya menunduk mencium pipi gembil Jeno, kembali mendongak menatap Taeyong.

"Cukup penting. Kau tidak percaya padaku?"

Taeyong menyerngit saat Jaehyun malah bertanya seperti itu padanya, jujur saja ia sedikit tersinggung apalagi Jaehyun yang berbicara dengan datar.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Setidaknya kau bisa menjelaskan padaku sedikit saja, kemana kau akan pergi."

"Aku akan bertemu dengan Nona Youra membahas tentang proyek yang sedang berjalan dijeju. Kau puas sekarang?"

Taeyong hanya memandang Jaehyun yang sudah pergi dengan perasaan sesak. Ada apa dengan suaminya?

Sekarang Jaehyun menjadi super sibuk, tidak ada waktu luang sedikit pun untuk berkumpul. Pria itu seolah enggan untuk menghabiskan waktu dengan keluarga sehingga lebih memilih untuk bekerja terus menerus.

"Apa Daddy akan pergi bekerja lagi Mom? Padahal Daddy baru saja mengatakan padaku jika Daddy akan libur hari ini." Celetuk Mark.

"Entahlah Mark, Mommy juga tidak tahu." Jawab Taeyong lirih, bahkan Mark tidak bisa mendengarnya dengan baik.

🌷

To be continue...

Bonus chapter cuma sampe dua part yaaa..

Sampai jumpa nanti~




ROCKABYE - JAEYONG Where stories live. Discover now