21. It is all over

25.2K 3K 709
                                    

TAEYONG terbangun saat pukul sepuluh pagi. Taeyong bahkan lupa jam berapa ia tertidur semalam, matanya sudah membengkak dengan bibir yang terlihat pucat karena menangis semalaman. Ia juga mengompres matanya dengan air dingin agar tidak terlalu bengkak. Setelah selesai membersihkan diri, Taeyong memilih untuk ke dapur, memasak mie instan untuk mengisi perutnya, itu lebih baik dari pada ia membiarkan perutnya kosong lagi. Mau bagaimana pun, ia juga harus merawat bayi yang berada diperutnya, tidak mungkin ia mengabaikannya begitu saja, Taeyong bukan seseorang yang tega atau jahat.

Setelah selesai mengisi perutnya, Taeyong membersihkan apartemen nya, mengingat jika nanti siang bibi kim dan juga Mark akan datang. Taeyong harus bisa bersikap seperti biasa, ia tidak mau bibi kim curiga, entah sampai kapan ia bisa menyembunyikan kehamilannya. Lebih tepatnya ia tidak tahu harus memulainya seperti apa, mengatakan jika Mark akan mendapatkan adik? Terdengar konyol, tapi itu kenyatannya. Memikirkan bagaimana nasib Mark di lingkungan luarnya saja membuat kepala Taeyong terasa pening. Apa yang harus ia lakukan? Apa setelah ini ia pergi saja? Mencari tempat yang lebih nyaman dengan kehidupan barunya. Dan juga, melindungi bayi nya agar tidak ikut terkena imbas. Ini salahnya, tidak sepantasnya anaknya menerima beban karena kesalahannya.

Hah! Taeyong menghela nafas berat, punggung nya bersandar pada sofa sementara matanya terpejam, mengatur nafasnya yang tersenggal karena kelelahan. Sudah satu jam ia habiskan untuk membereskan semua pekerjaan rumah. Ia belum sempat mengepel, tubuhnya sudah terasa begitu lelah.

Mungkin tidur selama setengah jam bisa membuat lelahnya sedikit hilang. Setelah ini Taeyong juga harus menemui Jaehyun seperti apa yang pria itu minta. Taeyong tidak selemah itu, ia kuat. Taeyong sudah pernah merasakan seperti ini, bukankah ia harusnya, bisa menjadi lebih kuat? Bagaimana pun keadaan nya, Taeyong harus bisa menjalaninya. Dan matanya semakin terasa lelah, menidurkan tubuhnya pada sofa, meringkuk menyamankan posisinya dan tertidur, berharap jika saat ia terbangun nanti semuanya akan baik-baik saja.

Karena terlalu nyaman tertidur, Taeyong tidak sadar jika ia sudah tidur selama satu jam. Tubuhnya menggeliat tak nyaman karena sempitnya ruang untuk ia bergerak. Kedua matanya mengerjap, mengumpulkan kembali seluruh kesadarannya dan itu semua dibantu dengan suara bel yang terus berbunyi. Taeyong terduduk dan menghela nafas, berjalan gontai menuju ke depan untuk membukakan pintu, pikirannya masih kosong tidak bisa menerka siapa yang datang.

Ceklek.

"Oh, syukurlah. Akhirnya, kau membuka pintunya."

Taeyong tersentak saat sadar jika didepannya adalah Bibi kim dan Mark yang berada digendongan wanita itu.

"Kalian sudah datang!" Seru Taeyong antusias dan mengambil alih Mark dari gendongan bibi kim. Mengecupi seluruh permukaan wajah putra kecilnya, ia sangat merindukan nya.

"Mom~" rengek Mark saat Taeyong tidak bisa berhenti menciuminya.

"Sudah Tae, turunkan Mark. Dia kelelahan, katanya mengantuk dan ingin segera tidur."

Taeyong terkekeh dan mencubit kecil hidung Mark, tidak ingin menurunkan Mark dan tetap menggendongnya, entah pergi kemana rasa lelah pada tubuhnya semuanya menguap begitu saja ketika menatap wajah lucu Mark yang menahan kantuk.

"Mau mandi dulu?" Tanya Taeyong.

"Tidak mau mom, aku mau tidur." Keluh Mark dan menyandarkan kepalanya pada bahu ibunya.

"Baiklah, kita ke kamar sekarang." Taeyong berjalan, meninggalkan Bibi kim yang masih berdiri menatap punggungnya dengan sendu.

Setelah beberapa menit kemudian, Taeyong keluar dari kamar Mark. Taeyong melihat bibi kim yang memasukkan pakaian kotor kedalam keranjang baju untuk dicuci.

ROCKABYE - JAEYONG Where stories live. Discover now