Part 3 "Boneka panda dan gadis kecil"

16.4K 1.8K 119
                                    

Gak tahann!! Pen up cepet🥲😔
Jadi sekarang aja ya up nya, malam aku mau belajar soalnya udah pts🥴🥀

Py rdg ygy😎

*******

Cuaca hari ini cukup baik, seperti biasa suasana pagi ini begitu hangat, tidak ada debu, tidak ada polusi dan tidak ada bising kendaraan. Semua orang berjalan kaki bersama-sama menikmati suasana car free day di sepanjang jalanan taman hingga beberapa kilometer kedepan.

Begitu juga dengan Revan, Regan dan Aileen. Keluarga kecil itu juga ikut bergabung bersama orang lain menikmati jalan kaki sambil melihat dagangan mainan atau jajanan tradisional. Tujuan utama Aileen dan Regan memang ingin menikmati weekend yang jarang sekali mereka rasakan akibat kepadatan jadwal Regan.

Berbeda dengan tujuan orang tuanya, tujuan Revan ikut kemari yaitu ingin mencari peliharaan baru sekalian menonton topeng monyet, bahkan dia tidak menghiraukan Ayahnya yang sejak tadi menawarkan makanan maupun mainan, mata bulatnya terus mencari-cari dimana topeng monyet itu menggelar pertunjukan.

"Nyari apa sayang?" Tanya sang Bunda begitu melihat gerak gerik anaknya.

"Nyaliin abang monyet, Bun." sahut Revan sembari menoleh kekiri dan kekanan.

Regan mengernyit, "Abang monyet, emang ada?"

"Ada lah, Ayah aja yang nolep." sahut Revan acuh.

"Sayang gak boleh begitu dong sama Ayah, jawabnya baik-baik ya, nak." Nasihat Aileen agar anaknya tidak terbiasa berbicara asal pada orang tua.

"Dengerin tuh telinganya, mau anak durhaka?" Celetuk Regan, pria itu tersenyum pongah dan itu terlihat sangat menyebalkan di mata Revan.

"Lepan soleh, tampan dan pembelani ya, bukan anak dulhaka. Ayah tu dulhaka sama Oma kalena bikin Oma nangis telus." Elak anak itu.

Regan berdecih. "Dih, tau darimana Ayah bikin Oma nangis?"

"Oma celita, Ayah bandel suka belantem sama temannya, suka keluyulan tidak jelas, suka pulang malam-malam, suka bantah kalau nenek bilang." ujar Revan berusaha menyebutkan kenakalan Ayahnya semasa remaja persis seperti yang omanya katakan.

Skak mat!

Regan tidak bisa mengelak, memang itu benar adanya, pria itu hanya mampu menggaruk kepalanya menyesali perbuatannya yang miskin akhlak itu, apalagi melihat Aileen yang terkikik puas membuatnya salting.

"Malu banget Ya Allah. Kenapa juga dulu gue bandel banget, heran.."

"Ekhem!" Dehem Regan mengalihkan rasa saltingnya.

"Yaudah, abang monyetnya itu siapa?" Tanyanya mengalihkan topik.

"Itu loh yang abang-abang monyet bawa sepeda." tutur Revan memberi tahu.

Regan berpikir sejenak, "Astaga, Topeng monyet?"

Revan bertepuk tangan, "Selatus, topeng monyet itu maksudnya!"

Revan menjerit girang melihat topeng monyet itu rupanya di gelar di ujung jalan, anak itu berlari sembari menarik tangan kedua orang tuanya, banyak pasang mata yang tertuju ke arah keluarga kecil itu. Bagaimana tidak, ketampanan Regan masih begitu memikat, tidak heran perempuan-perempuan tertarik. Begitu pun Aileen, wanita itu tampak masih amat muda, mungkin orang-orang akan mengira dia masih duduk di bangku SMA, ya, itu berlaku jika Revan tidak ikut serta pergi bersamanya.

"Pelan-pelan sayang," peringat Aileen.

"Heheh, Lepan telalu belsemangat.." kikik Revan merasa bersalah.

READENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang