Part 31 "Malam Mingguan"

6.8K 851 741
                                    

Nah kan, lanjut beneran pas udah 400 vote, yok selanjutnya 500 vote baru di lanjut lagi, semangat ya votenya wkwkwkwk.

Happy reading❤

*****

"Aruna..."

Cewek penyuka panda itu menoleh saat namanya disebut, saat ini dia sedang akan menaiki sebuah bus untuk pulang ke rumah. Sosok Aiden berdiri disana dengan wajah lelahnya, Aruna mengurungkan niat untuk naik bus dan memilih untuk menunggu bus selanjutnya, cewek itu menghampiri Aiden.

"Aiden, kamu kenapa?" tanya Aruna khawatir, wajah Aiden benar-benar terlihat lelah.

Greb

"Gue kangen sama lo, kenapa nggak sekolah, lo darimana?" tanya cowok itu sambil memeluk Aruna rindu.

Aruna bingung harus menjawab apa, cewek itu hanya membalas pelukan Aiden.

"Ini halte rumah sakit, lo ngapain disini, lo sakit, sakit apa?" cecar Aiden lagi.

"Ih Aiden! Kalau kamu tanyanya kaya gitu gimana coba aku jawabnya?" dengus cewek itu sebal.

"Maaf..." ucap Aiden. "Jadi, dari mana?" tanya nya kemudian.

"Janguk teman lama, kamu sendiri ngapain di sini?" tanya Aruna balik.

"Dari rumah Laskar, nggak sengaja lihat lo di sini." jawab Aiden jujur.

"Aiden?" panggil Aruna karena sejak tadi cowok itu terus memeluknya, dia sesak di peluk seerat itu.

"Hmm..."

"Aku sesak, bisa lepas dulu?" ujarnya.

"Nggak."

Aruna menghela napas saat Aiden hanya melonggarkan pelukannya, tapi bukan itu, dia merasa tidak nyaman karena di perhatikan orang-orang. Aiden benar-benar tidak tahu tempat, bagaimana jika ada teman satu sekolah yang melihat, bisa-bisa mereka terkena kasus.

"Kenapa, ada yang kamu pikirin?" tanya Aruna lagi.

"Ada."

"Apa?" tanyanya sekali lagi.

"Lo." jawab Aiden jujur.

"Ish bukan itu, maksud aku kamu ada masalah?" sebal Aruna sedikit baper juga.

Aiden diam ketika teringat ucapan Bara dan Alex tadi saat di sekolah, mereka menyarankannya agar memberi tahu Aruna tapi dia juga belum bisa memberi tahu gadis itu di waktu dekat-dekat ini. Mungkin besok, dia akan mencari waktu yang tepat.

"Ayo pulang." ajak Aiden sambil melepas pelukannya.

Aruna mengangguk, cewek itu menghela napas lagi mencoba mengusir denyutan di hatinya. Ada perasaan takut yang begitu berlebihan dalam diri Aruna dan dia benci itu, dia ingin berteriak namun lidahnya terasa kelu pun tenggorokannya yang selalu tercekat saat dia akan mengeluarkan suara.

Cewek itu naik di jok belakang motor Aiden setelah cowok itu memasangkannya helm, seperti biasa dia akan melingkarkan tangannya di pinggang Aiden agar tidak terbang nantinya karena cowok itu kalau naik motor seperti naik jet. Aiden sendiri menatap wajah Aruna dari spion, dia bisa melihat wajah ceria itu tengah menyembunyikan sesuatu, dari sorot matanya cewek itu nampak sangat sedih.

"Mau beli es krim?" tawar Aiden saat mereka akan melintasi toko es krim.

"Mau!!" seru Aruna girang.

Aiden membelokan motornya ke arah toko es krim yang ada di pinggir jalan, mata Aruna selalu berbinar saat kesini, tempatnya sangat lucu dan nyaman. Cowok bermata tajam itu tersenyum tipis melihat Aruna yang sangat ceria, cewek itu bahkan menyuapkan es krim ke mulutnya dengan tidak sabaran, matanya langsung berbinar cerah merasakan sensasi dingin dan juga manis dari es krim tersebut.

READENWhere stories live. Discover now