Part 14 "Relawan antar jemput"

6.6K 960 151
                                    

Selamat malam cinta-cintaaa, aku up lagi malam ini sesuai kata aku kemarin, karena aku udah mulai masuk sekolah jadi bakal agak sibuk dan bakal update malam hari^^

Happy reding yeah yg belum pada tidur:)
❤❤

*****

2 hari kemudian~

Setelah keluar dari rumah sakit Aruna memang tidak di perbolehkan untuk langsung sekolah, gadis itu diminta mamanya untuk beristirahat di rumah sampai tubuhnya benar-benar fit. Lalu hari ini lah dia akan mulai bersekolah kembali, Aruna dengan lahap memakan sarapan paginya,  begitu selesai dia segera pamit untuk berangkat ke sekolah.

"Ma, Aruna udah selesai nih, berangkat dulu, ya. Assalamualaikum." pamitnya sambil mencium tangan sang mama.

"Waalaikumsalam, nah gitu dong cepet makan nya, kasihan yang nungguin dari tadi." jawab mamanya.

Aruna mengernyit, "Kakak nungguin Aruna, katanya ada kelas pagi?"

"Bukan kakak kamu, udah sana keluar cepetan, gak enak sama yang nunggu. Malu tahu, anak perempuan lelet." ejek sang mama.

"Mamaa..."

"Udah gak ada manja-manjaan lagi, ayo cepetan!" usir mamanya sembari mendorong Aruna pelan.

Aruna yang dilanda penasaran pun segera membawa tasnya keluar dan melihat siapa yang menunggunya, mata Aruna membulat ketika melihat sosok Aiden yang tengah duduk di atas motornya sambil bermain ponsel. Cowok itu langsung menoleh begitu nenyadari kedatangan Aruna, dia mengkode agar Aruna cepat-cepat naik ke motornya.

"Kok jemput aku?" tanya Aruna penasaran.

"Suka-suka gue." sahut Aiden tidak ramah.

Aruna cemberut, "Ihh gak asik!"

"Hmm, ceritanya panjang." sahut Aiden seadanya.

"Ceritain!" pinta Aruna.

Aiden berdecak pelan, "kapan-kapan kalo gak mager."

Aruna yang berada di belakang pun kembali cemberut, dia mencubit sikut Aiden sebal. Dalam helm fulfacenya Aiden tersenyum remeh, cubitan macam apa itu tidak ada tenaganya sama sekali. Dengan jahil Aiden mengegas motornya secara tiba-tiba membuat Aruna hampir terjungkal, dalam hati gadis itu sudah mati-matian menahan umpatan kasar agar tidak keluar dari mulutnya.

"Aiden pelan-pelann!!" seru Aruna di sepanjang perjalanan.

Aiden tidak menghiraukan, dia senang melihat ekspresi Aruna yang ketakutan, itu lucu.

"Aideeennnn pelan dikittttt!!" pekik Aruna saat helmnya nyaris terbang.

Aiden terkekeh kemudian memelankan laju kendaraannya, saat itu barulah Aruna bisa bernapas lega dan membetulkan helmnya yang hampir lepas tadi. Tak lama kemudian keduanya sampai di parkiran sekolah, Aruna turun dan melepas helmnya, dengan raut kesal serta rambut berantakan gadis itu memberikan helmnya pada Aiden.

Dengan langkah sedikit terhentak Aruna pergi meninggalkan Aiden begitu saja, Aiden yang melihat itu tidak heran karena adiknya juga sering melakukan hal yang sama. Tapi tanpa di duga Aruna berlari kembali menghampirinya, cewek imut pendek itu menepuk bahu Aiden beberapa kali.

"Terima kasih, besok-besok kalau mau mati sendirian aja, aku masih mau hidup!" ucap Aruna ketus namun tulus.

Aiden tertawa dalam hati, "Emang siapa juga yang mau jemput lo besok, gak usah pede."

"Alhamdulillah deh, aku jadi panjang umur." sahut Aruna enteng.

Aiden terkekeh melihat rambut Aruna yang berantakan kemudian merapikannya sedikit, "Rambut lo jelek, kusut kaya mak lampir." ejeknya.

READENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang