Part 34 "Dari Aiden untuk Aruna"

9.3K 804 212
                                    

Selamat hari raya walaupun telat, maaf lahir bati  ya, semuanya, happy reading♡

****


Mengetahui satu fakta menyedihkan tentang Aruna membuat nyawa Aiden hampir lepas dari raganya. Cowok bermata tajam itu marah pada dirinya sendiri, marah karena dia tidak tahu masalah sepenting itu. Dia tidak tahu kalau kekasihnya mengalami gangguan mental yang cukup kritis, Aiden merasa payah, dia merasa menjadi laki-laki pecundang karena tidak peka dengan keadaan Aruna.

"Den, maaf karena gue nggak ngasih tau lo dari awal, gue nggak bisa ngingkari janji gue sama Aruna." ucap Zara merasa bersalah.

Aiden diam, tidak berniat menjawab atau bahkan menoleh barang seinci pun.

Sebenarnya Zara memang tahu, cewek itu selalu menjadi teman curhat Aruna karena memang Zara lah yang paling dekat dengan Aruna. Selain itu, Zara juga kekasih Damian yang pasti mendapatkan informasi penting tentang Aruna melalui kakak kandung cewek itu sendiri.

Di depan ruang rawat Aruna dia hanya duduk diam, nyalinya tidak cukup berani untuk melihat gadis imut itu. Berjam-jam Aiden duduk disana tanpa suara, bahkan Zara maupun Damian juga sudah lelah membujuk cowok itu, mereka memilih membiarkan Aiden sampai cowok itu benar-bebar damai dengan pikirannya.

Galang dan Maura datang, cowok sangar itu berbincang sejenak dengan Damian kemudian menghampiri Aiden, cowok yang menjadi suami Maura itu menyuruh istrinya masuk lebih dulu untuk melihat keadaan Aruna sedangkan dia tinggal untuk berbicara dengan Aiden.

"Kenapa nggak masuk?" tanya Galang sambil melirik singkat ke arah Aiden.

"..."

"Kalau lo ngerasa lo itu pecundang, datangi dia Den. Support, bantu dia sembuh bukan diam kaya patung disini, itu malah ngebuat lo semakin nggak berguna buat dia." ujar Galang to the point.

"Gue nggak berani nemuin dia, gue nggak siap lihat dia nangis." gumam Aiden yang masih bisa di dengar oleh Galang.

Galang menepuk bahu sahabatnya. "Kalau lo nggak bisa ngelawan rasa takut lo gimana caranya lo jaga dia?"

"Buat cewek rapuh kaya Aruna, lo itu rumahnya. Gue bukan sok tahu, istri gue juga pernah ada di posisi itu," ujar Galang.

"Nggak mudah melawan trauma sendirian, paling nggak dia butuh seseorang buat melawan rasa trauma itu." lanjut cowok sangar itu, kemudian dia pergi menyusul Maura.

Aiden menunduk. Galang benar, ucapan cowok itu tidak keliru dan seharusnya dia bisa melakukannya. Dulu saat Galang mengalami depresi karena keluarganya dia adalah orang pertama yang menjadi tumpuan Galang, harusnya dia bisa melakukan itu untuk Aruna. Aiden benar-benar merasa dirinya ikut rapuh mendengar kenyataan yang dialami oleh gadisnya, kenapa harus Aruna?

Beberapa saat kemudian Galang dan Maura keluar, mereka berpapasan dengan Aiden yang hendak masuk. Cowok tampan bermata tajam itu tampak redup dari biasanya, Galang menepuk bahu Aiden sekali lagi menyalurkan kekuatan. Mendengar kabar Aruna yang kritis karena kehabisan darah tentu saja memunculkan trauma bagi Aiden akan kehilangan, Galang tahu itu. Dan hal itu juga yang menyebabkan Aiden kehilangan arahnya, cowok itu takut Arunanya pergi.

"Itu Aiden baik-baik aja, Ga?" tanya Maura hati-hati.

"Dia baik-baik aja. Ayo pergi, Aiden butuh waktu sendiri." jawab cowok itu yakin.

Maura menurut, dia menerima gandengan tangan Galang kemudian meninggalkan ruang rawat Aruna. Galang sendiri sangat bersyukur terlepas dari permasalahan Maura yang enggan menerima calon anak mereka, sekarang Maura sudah bisa menerima kehadiran janin di dalam perutnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 27, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

READENWhere stories live. Discover now