Part 25 "Kejelasan"

4.8K 689 108
                                    

Hi! Sesuai janji aku double up kan yaaaa!!
Di part ini bakal kejawab tentang pertanyaan Aiden kemarin, happy reading ya, semoga dengan double up malam ini kalian juga semakin semangat komen dan vote nya karena itu berharga banget buat aku.
🤍🦋🤍

♡♡♡

Pagi ini Aruna benar-benar akan menyiapkan diri untuk bertemu Aiden di kelas nanti, dia akan menjawab pertanyaan Aiden kemarin sore di rumah cowok itu dan dia berharap cowok itu masuk sekolah hari ini. Dalam diamnya Aruna tampak gelisah, memikirkan bagaimana akhirnya dan segala konsekuensinya, ini pilihannya dan dia berharap untuk tidak menyesal.

Tepat pukul 07.00 Aiden datang bersama Bara, kali ini Aruna merasa jika aura sikap Aiden kembali seperti saat mereka pertama kali bertemu beberapa bulan lalu. Tatapan tajam nan dingin, wajah datar dan cara jalan yang angkuh. Aruna menelan ludahnya, dia benar-benar gugup sekarang.

"A-aiden?" panggil Aruna terbata.

Aiden menoleh, cowok itu tersenyum tipis melihat Aruna tampak gugup. "Kenapa?"

"Anu, a-aku mau ja-"

"Sstt, guru datang." potong Aiden datar.

Aruna menghela napas, disaat seperti ini guru malah datang begitu cepat hingga mau tak mau dia harus menunggu sampai jam istirahat tiba. Seperti biasanya, Aruna diam memperhatikan penjelasan guru mata pelajaran di depan sana sedangkan Aiden hanya diam tidak berminat sama sekali, sepertinya ada yang mengganggu pikiran cowok itu.

Sejak tadi Aruna membatin, ada apa dengan ini semua. Aiden bersikap lebih dingin padahal cowok itu sempat menghangat padanya beberapa bulan ini, Galang juga jadi diam, Zara yang tiba-tiba melamun, Maura yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Yang normal hanyalah Alex dan Bara, makin lama Aruna makin heran dengan sikap mereka, seperti ada sesuatu yang disembunyikan.

***

Tak terasa jam pelajaran berlalu digantikan dengan waktu istirahat, sejak bell berbunyi Aruna tidak beranjak dari kursinya, bahkan dia hanya diam memegangi novel tanpa membacanya. Pikirannya melayang kemana-mana, terutama kepada Aiden.

"Hai, Aruna!" sapa seseorang.

Aruna tidak bergeming, cewek itu tetap tenggelam dalam pikirannya sendiri tanpa peduli dengan sekitar.

"Runa!" sentak sosok itu sambil mengguncang pundak Aruna.

Aruna terkejut. "Hah? E-eh kak Aksa."

"Lo kenapa, gak makan?" tanya Aksara basa-basi, nampaknya cowok itu sedikit heran dengan Aruna.

"Udah kenyang," jawab Aruna kikuk.

"Serius, lo kenapa?" tanya Aksa lagi.

Aruna menggeleng sambil tersenyum meyakinkan. "Aruna gak apa-apa, kak Aksa sendiri ngapain disini?" tanya cewek itu balik.

"Gue mau ajak lo makan siang bareng, tapi lo udah kenyang." jawab Aksa.

"Temenin aja bisa?" tanya Aksa penuh harap.

Aruna berpikir sejenak, dia melirik kesana-sini mencari keberadaan teman-temannya yang ternyata mereka tidak ada di kelas kecuali Galang yang tertidur di bangkunya sejak pelajaran di mulai tadi. Saat hendak mengangguki Aksa tiba-tiba suara dingin menyapa indra pendengaran keduanya.

"Aruna mau pergi sama gue, minggir."

Aruna menoleh, menatap Aiden dengan bingung juga heran. Sejak kapan mereka punya janji? Bahkan sejak pagi tadi Aiden terus mengabaikannya, kebiasaan jahil cowok itu mendadak hilang membuat Aruna bertanya-tanya.

READENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang