Part 5 "Murid Baru"

11.3K 1.4K 101
                                    

Haii, gapapa aku tetep update meskipun ga nyampe 700 vote, semoga yg baca doang cepet dapat hidayah😏

Happy reading☺

🖤🥀🖤

Aiden, Bara, Galang dan Alex saat ini tengah berdiri di lapangan sambil hormat kepada sang merah putih. Mereka berempat telat datang sebab motor Aiden mogok dan tidak mau jalan, lokasi mereka jauh dari bengkel dan keadaan di sana cukup sepi, ingin meninggalkan si butut disana tapi bisa-bisa leher Aiden terpisah dari badannya.

"Semua gara-gara lo, Den." sewot Alex.

"Gue juga gak tau kalau bakalan mogok anjir." sahut Aiden.

"Panas banget gila, pokoknya lo harus traktir kita es nanti, gak mau tau." celetuk Bara.

"Hmm," timpal Galang setuju, cowok itu sedang malas berbicara.

"Oke, itung-itung sedekah ke fakir miskin kaya kalian." jawab Aiden setuju.

Bara menoyor pundak Aiden, "Sialan lo!"

Aiden terkekeh kemudian menurunkan tangannya karena pegal, "Gue mau cabut!" cetusnya sembari melenggang pergi.

"Den kita gak tanggung jawab kalau lo di apa-apain pak Abdul ya!!" seru ketiga temannya.

Aiden menggedikan bahu acuh, pak Abdul bukan ancaman baginya. Cowok itu berjalan santai menuju kantin, dia ingin makan dan membayar hutangnya yang sudah menumpuk itu.

****

"Ini adalah ruang musik, dan sebelahnya itu ruang osis." tunjuk seorang guru wanita kepada seorang siswi yang berjalan di sampingnya.

"Kalau koperasi dimana ya, bu. Soalnya saya disuruh ambil seragam tadi." tanya sang siswi dengan sopan.

"Untuk koperasi ad-"

Drrttz!!

"Sebentar ya Aruna, ibu ada telfon dari dinas." ujar bu Hilda, selaku guru BK kalem favorit para siswa.

"Ohh, iya bu tidak apa-apa." balas Aruna maklum.

Bu Hilda tidak sengaja melihat sosok siswa yang lewat, kebetulan dia akrab sekali dengan siswa ini. Siswa yang menjadi bulan-bulanan BK karena tingkahnya yang sungguh membuat siapa pun mengelus dada.

"Aidenn!!" panggil bu Hilda.

Karena tidak mendapati respon beliau kembali memanggil, "AIDENNNN!!"

Yang di panggil pun menoleh, sosok cowok dengan tubuh jangkung, mata tajam, rahang tegas dan baju yang kancingnya tidak di kaitkan sama sekali hingga menampakkan kaos hitam yang menjadi lapisan untuk menutupi dadanya. Cowok itu berbalik menghampiri bu Hilda.

"Aiden tolong kamu antarin Aruna ke koperasi sama ajakin keliling buat lihat denah sekolah kita, dia anak baru soalnya. Tolong ya, ibu ada urusan." Pesan bu Hilda, kemudian beliau pergi begitu saja meninggalkan Aruna bersama Aiden.

Aiden menatap Aruna datar, yang ditatap pun hanya diam polos menatap balik tanpa rasa sungkan sedikit pun. Bahkan beberapa detik kemudian Aruna tersenyum polos membuat lesung di kedua pipinya terlihat, menggemaskan sekali.

"Hai?" sapa Aruna sembari melambaikan tangan.

Aiden sedikit cengo melihat respon cewek di depannya ini, tetapi dia hanya mengangguk untuk menanggapi, dia masih heran dengan siswi baru yang di titipkan padanya. Biasanya para cewek cenderung akan caper dan kelojotan jika sedang bersamanya, namun lihatlah cewek di depannya ini, hanya diam menatap polos sambil tersenyum tanpa berbuat sesuatu.

READENWhere stories live. Discover now