Part 24 "Bertemu Papa"

5K 609 62
                                    

Hello manteman, jangan lupa buat voment yang banyak ya, kalau komen tembus sesuai target besok pagi aku up lagi, malam ini aku double update tapi part selanjutnya bakal di up agak malam:)

Jangan plagiat dan happy reading ya💋❤

♡♡♡

Di dalam kamarnya Aruna bergerak gelisah, dia sejak tadi mondar-mandir tidak jelas hanya karena memikirkan pertanyaan Aiden tadi, cewek itu duduk di tepian ranjang sambil menatap dirinya dari cermin sebelah tempat tidur, pertanyaan-pertanyaan mulai muncul di benak nya.

Pantas kah dia bersama Aiden, apakah dia bisa seperti Nadira, apakah dia bisa menjaga perasaan Aiden nanti, bagaimana jika dia mengecewakan, bagaimana jika nanti sakit hati dan lagi, bagaimana caranya berhubungan spesial? Seumur hidupnya Aruna tidak pernah berhubungan dengan lelaki mana pun selain berteman dan bersahabat.

Aruna benar-benar ragu, tapi dia juga sadar bahwa dirinya juga menyukai Aiden. Perasaan nya jauh dari rasa persahabatan, rasa yang di milikinya ternyata tidak se-sederhana itu.

"Aku gak nyangka kalau kita bakal ketemu lagi, Revan..." gumam Aruna di tengah-tengah kacau pikirannya.

Mungkin ini terlihat konyol tapi itulah yang dirasakan oleh Aruna, pada umumnya seorang gadis remaja akan berbunga-bunga saat sang pujaan hati menyatakan cinta, tapi Aruna? Tidak perlu berekspetasi tinggi pada cewek itu, dia hanyalah seorang perempuan yang pernah di patahkan cintanya oleh orang yang menjadi cinta pertamanya.

Tidak ada yang bisa mengukur rasa cinta dan kasih sayang dalam hati Aruna untuk sang Papa, tapi sepertinya dia kalah, dia kalah dengan putri kembar dari istri kedua Papanya, seorang istri dan anak yang di sembunyikan entah dimana, bahkan sampai sekarang Aruna tidak tahu bagaimana wajah istri kedua Papanya, bagaimana wajah anak kembar itu dan bahkan sejak 13 tahun lalu Papanya seolah hilang bak di telan bumi tidak pernah menemuinya, tidak pernah mengirim pesan padanya.

Tidak kah terbesit rasa bersalah dalam hati pria itu karena telah meninggalkan keluarga kecilnya? Tidak kah dirinya mengingat bahwa ada Aruna yang juga membutuhkan kasih sayang nya? Tidak, jangankan kasih sayang, menemui Aruna barang sekali pun tidak pernah.

Aruna benci oleh perasaan itu, dia dipatahkan namun dia juga mencintai rasa sakitnya, sampai sekarang dia diam-diam menikmatinya.

Drrtz...

Drttzz..

Aruna melirik handphone nya yang bergetar, ada panggilan masuk dari Zara. Panggilan tersebut terputus padahal belum sempat Aruna angkat, saat hendak menelfon kembali tiba-tiba sebuah pesan dari Zara masuk.

Zaraa
|buka pintu dong, gue di luar|

Setelah membaca pesan tersebut, tanpa pikir panjang Aruna berlari turun dari lantai dua menuju pintu utama, dia buka pintu itu lebar-lebar dan benar saja seorang Zara Camilla berdiri di sana dengan sebuah paperbag yang berada di tangannya.

"Hai?" sapa Zara disertai cengiran.

"Kamu udah lama, Zar?" tanya Aruna.

Zara menggeleng. "Baru aja, sih. Gue juga dadakan kesininya karena Kak Damian baru ngabarin gue kalau dia pergi, gue diminta nemenin lo di rumah." jelas Zara.

Aruna mengangguk antusias. "Yesss!!! Ayo masuk!!"

Keduanya masuk ke dalam rumah, mereka berbaring di atas kasur milik Aruna yang cukup luas itu sambil bercerita. Hingga malam pun tiba, keduanya kelaparan dan tidak berniat memasak sama sekali, melihat jam yang baru saja menunjukan pukul 18.45 membuat mereka memutuskan untuk mencari makan di luar.

READENWhere stories live. Discover now