Bab 10

9.6K 592 6
                                    

Follow instagram

@anak_klepon
@jain.alhasan
@aliza_abelia
@farhan.abdullah22
@shofia_alhasan
@acaan_alghifari
@ucennn_alghifari

ʕ•ﻌ•ʔ

Aqila sedang berada di ruang Osis bersama Acha, Farah, dan dua teman laki lakinya, yaitu Riki dan Fathan. Aqila  duduk di sofa, sedangkan dua sahabatnya itu sedang duduk dibawah sembari memakan nasi uduk buatan ibu kantin.

Fathan si cowo cool itu sedang duduk di sofa sebelah Aqila sembari bermain ponsel dan menselonjorkan kakinya. Sedangkan Riki si cowo rese itu sedang duduk bersama Acha dan Farah.

"caa minta itu dongg" pinta Riki pada Acha sembari menunjuk tahu Acha yg masih sempurna.

"punya lo dah habis? " Riki mengangguk lucu.

Acha memberikan tahu nya yg masih utuh itu ada Riki, Riki tersenyum senang dan langsung melanjutkan makannya.

"makaseehhh caa" ujar Riki tersenyum pada Acha.

Acha hanya mengangguk dan melanjutkan makannya, sepertinya dirinya ingin tambah satu bungkus masi lagi. Akan tetapi,  Acha tidak mau perutnya kekenyangan dan uang sakunya habis.

Tak lama kemudian, Faisal dan Anam datang dengan membawa satu plastik yupi. Memang setiap pagi mereka berdua membeli yupi untuk dimakan bersama, para ciwi ciwi pun sangat senang karna teman mereka itu sangat baik walaupun rada sinting dikit.

"eh ges bentar lagi bakal ada siswa baru loh dikelas kita" ucap Aqila yg membuat semuanya menoleh padanya.

"siswa? Apa siswi la? " tanya Fathan menatap Aqila sebentar.

"siswa han, cowo dia" jawab Aqila menatap malas Fathan yg berada di sofa sebelahnya itu.

"yg beda kelas cis dulu" ucap Anam merosotkan bahunya sedih.

"ciss braderr" balas Faisal ikut merosotkan bahunya sedih.

Anam dan Faisal memang berbeda kelas dengan Aqila dan dua sahabatnya itu, tak lupa si cowo cool dan si rese itu.  Tak hanya Anam dan Faisal akan tetapi ada Sari dan juga Celsi.

Anam dan Faisal duduk dikelas 2 IPA 1, sedangkan Aqila dan beberapa sekawannya itu kelas 2 IPA 2. Aqila sendiri ingin satu kelas dengan para anggota Osis lainnya, akan tetapi guru disana melarang mereka.

"ah gue tau! Pasti itu mas santri lo itu kan? " tebak Acha langsung heboh.

"bukan mas santri lagi, gue satu minggu lagi bakal nikah ama dia jadi.... Mas suami" jawab Aqila yg membuat semuanya kaget.

"lo masih muda qil?! " heboh Riki sembari memukul meja yg berada di depannya.

"emang kamu pikir mbak Aliza nikah umur berapa? Dia nikah umur 17 trus bang Zayn masih umur 18"

"mbak Aliza umur 18 udah punya baby"

Semuanya hanya bisa menghela nafas panjang dan mengiyakan perkataan Aqila. Ketika Aqila sudah berbicara, dunia tidak bisa melarangnya.

"jadi pengen nikah... " gumam Riki sembari mengerucutkan bibirnya.

ʕ•ﻌ•ʔ

Syauqi sedang duduk dikamarnya, kemarin Syauqi memang pulang kerumahnya dan kembali lagi ke pondok satu hari sebelum dirinya menikah.

Sebagian santri juga sudah banyak mendengar berita ini, mereka mendengar berita itu entah dari mana. Syauqi tidak mempedulikan itu, asalkan hubungannnya dan Aqila segera diikat dengan ikatan resmi.

"gatel banget dah ni tangan pengen chat ning Aila mulu!" greget Syauqi meremas bantalnya sendiri.

Sungguh Syauqi sangat tidak sabar untuk bertemu dengan calon istrinya itu. Entah mengapa kini Syauqi sudah tidak bisa lepas dari Aqila.

Tiba tiba mama Syalwa datang dengan membawa satu piring brownis coklat. Syauqi tersenyum lebar ketika melihat mama nya itu datang dengan membawa makanan kesukaannya.

"kenapa kok senyum senyum gitu? " heran mama Syalwa duduk di depan putranya itu.

"anuu ma ituu"

"mikirin Aqila yahh" tebak mama Syalwa menyuapi putranya itu dengan brownis coklat buatannya.

Syauqi menerima suapan dari mamanya itu, Syauqi mengunyah brownisnya terlebih dahulu. Syauqi Sendiri sedikit malu untuk menjawab pertanyaan mamanya yg sangat cantik itu.

"itu mah Syauqi... Mikirin ning Aila " ujar Syauqi mengedipkan matanya lucu.

"ma shaa allah anak mamaa" gemas mama Syalwa mencubit pipi anaknya itu.

Syauqi tertawa kecil dan memakan brownis buatan mamanya itu. Sungguh Syauqi sangat merindukan brownis kesukaan mamanya itu.

"mama... " panggil Syauqi pelan.

"kenapa sayang... "

"kalo abang masih hidup... Pasti abang seneng banget liat Syauqi bakal nikah" ujar Syauqi sembari memakan brownisnya.

"iya sayang... Mama pengen banget abang kamu hidup lagi dan kita kumpul bersama lagi kaya dulu" balas mama Syalwa menatap sendu Syauqi.

"Syauqi jaga Aqila baik baik, jangan sakiti wanita secantik dan se tulus Aqila, dia wanita yg sangat baik"

"jarang sekali ada wanita seperti Aqila, wanita yg sangat menjaga kesucian nya dan juga harga dirinya"

"lakukan semua yg gus Farhan dan ning Shofia amanah kan padamu, mereka akan tersenyum bahagia ketika melihat laki laki pilihan mereka melakukan amanah nya dengan baik"

"iya ma... Syauqi akan menjaga ning Aqila dengan baik, Syauqi tak akan membiarkan satu tetes air mata ning Aqila jatuh" ucap Syauqi dengan tulus.

Mama Syalwa meneteskan air matanya, sungguh hatinya tersentuh oleh ucapan Syauqi. Syauqi yg melihat itu langsung menghampus air mata yg mengalir dipipi mamanya, Syauqi sangat tidak bisa melihat air mata orang tercintanya menetes.

"mama jangan sedih yah... " ucap Syauqi sembari memegang tangan mamanya dan tersenyum manis.

Mama Syalwa membalas senyuman Syauqi, dirinya yakin putra nya itu bisa membahagiakan seorang wanita yg akan ia nikahi dan seorang bidadari hatinya.

ʕ•ﻌ•ʔ

Maaf bila ada typo atau ada kesalahan tertentu yg terdapat dalam part ini semoga kalian suka dan terima kasih.

Ning Cantikku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang