Bab 14

8.9K 601 8
                                    

Follow instagram

@anak_klepon
@jain.alhasan
@aliza_abelia
@farhan.abdullah22
@shofia_alhasan
@acaan_alghifari
@ucennn_alghifari

ʕ•ﻌ•ʔ

Setelah bangun tidur Syauqi langsung mandi untuk pergi ke masjid. Aqila rupanya sedang tidur sembari memeluk bantal guling nya, Syauqi yg melihat itu tersenyum kecil dan mengusap kepala istrinya itu.

Setelah mandi Syauqi langsung berangkat, ia tidak membangunkan Aqila dan membiarkan istri tercantiknya itu beristirahat terlebih dahulu.

Syauqi berangkat menggunakan baju yg ia gunakan tadi pagi, bedanya Syauqi tidak memakai jas hitamnya dan hanya membawa surban hitam kesayangannya.

Syauqi pergi ke mesjid pesantren bersama Zayn yg kebetulan juga ingin berangkat. Zayn tampak tersenyum senang melihat Syauqi yg baru saja turun.

"widih gus Syauqi baru turun nih" goda Zayn menatap Syauqi yg baru saja turun dari tangga.

"hehe nggeh bang"

Zayn tertawa kecil dan langsung mengajak Syauqi untuk sholat jumat di mesjid pesantren. Ketika keluar ndalem, sudah banyak santri putra yg sedang berjalan menuju masjid.

Asrama santri putra sangat dekat dengan ndalem, sedangkan asrama putri berada di sekitar belakang pondok dan tempatnya jauh dari jangkuan santri putra.

Semua santri putra berhenti berjalan dan memberikan jalan untuk Zayn dan Syauqi. Semua santri tak menyangka jika Syauqi yg menjadi gus sekaligus penerus baru dipondok ini.

Dan kagetnya lagi Syauqi yg menikahi Aqila. Seorang ning cantik dan juga menjadi incaran santri putra. Mereka sendiri memaklumi hal itu, karna Syauqi sendiri adalah santri yg paling dekat dengan Farhan dan Zayn.

Sekaligus santri teladan dan menjadi incaran santri putri. Syauqi memang santri yg paling populer di pondok Al-Hikmah, dan juga santri yg paling disegani oleh para asadist dan juga keluarga ndalem.

"siapa yg jadi imam bang? " tanya Syauqi menoleh pada Zayn.

"mungkin mas Jefri atau kamu sekarang, kan kemaren abang udah" jawab Zayn yg membuat Syauqi sedikit kaget.

"kok aku bang... "

"ga papa masa masih malu malu gitu, kalo minta ke zaki ga bakal mau dia khutbah nya juga sama aja dari kemaren" ujar Zayn yg membuat Syauqi hanya bisa pasrah.

Setelah sampai dimasjid, ternyata sudah ada Zaki dan Jefri disana. Tak hanya mereka, disana juga ada Akbar dan Jazir tak lupa ada para Ustadz disana.

Ketika Syauqi dan Zayn naik dan masuk ke masjid, semua santri langsung berebutan untuk membalikkan sandal Syauqi dan Zayn.

Saat masuk ke dalam masjid, rupanya ada Hasan dan Husein yg sedang duduk bersama Jefri dan Zaki. Zayn sendiri tak tahu jika dua anaknya itu berada dimesjid lebih dulu darinya.

"kamu lupa anak apa gimana jen? " tanya Jefri yg sedang duduk disebelah Hasan yg fokus memainkan tasbih Jefri.

"jen ga tau mas... Jen kira dua tuyul ini lagi ada di kamarnya Meira " jawab Zayn menyengir dan ikut duduk berkumpul bersama.

Syauqi ikut duduk dan menyimak saja, karna dirinya masih sedikit malu untuk ikut nimbrung bersama keluarga ndalem.

"Farhan sama Shofia pasti seneng banget liat Syauqi udah jadi menantu mereka, sayangnya mereka udah di panggil Allah duluan " ucap Jefri menatap sendu Syauqi yg duduk disebelah Zayn.

"Syauqi jaga baik baik yah Aqila, jangan sampe Aqila meneteskan air matanya gara gara kamu. Ingat, Aqila itu adalah gadis kesayangan Farhan dan Shofia" lanjut jefri yg masih menatap Syauqi yg menundukkan kepalanya.

"akan Syauqi jaga gadis kesayangan gus Farhan dan ning Shofia" balas Syauqi menaikkan pandangannya dan tersenyum simpul menatap Jefri.

Jazir berdiri dan mengganti posisinya menjadi duduk disebelah Syauqi. Jazir menatap Syauqi dengan tatapan yg tak bisa dijelaskan.

"gus Syauqi... " panggil Jazir pelan.

"astagfirullah, sejak kapan sampean pindah kesini? " kaget Syauqi menatap heran Jazir.

"hehe afwan gus... "

"ada apa memanggil saya? " tanya Syauqi yg masih bingung mengapa Jazir santri terdekat Farhan dan Shofia ini memanggilnya.

"hehe ga papa sih gus..." jawab Jazir sembari menyengir dan menampakkan deretan giginya yg putih dan rapi.

"bilang aja sok akrab kali" cibir Akbar menatap malas sahabatnya itu.

Jazir hanya menatap Akbar dengan tatapan sok imutnya. Jazir memang selalu begitu, apalagi pada istrinya. Jazir sendiri pernah mengatakan jika dirinya ingin menambah istri.

Beberapa menit kemudian, tiba dimana waktu sholat jumat akan dilaksanakan. Syauqi yg akan menjadi imam di sholat jumat kali ini, jujur ini adalah pertama kali di dalam hidupnya.

Syauqi sudah seperti menjadi kyai besar dan ulama besar, akan tetapi itu masih menjadi impian Syauqi sejak dulu. Disela itu Syauqi yakin jika dirinya bisa menggapai seluruh cita citanya jika dirinya mau berusaha dan terus berdoa pada sanga maha kuasa.

Zayn melihat Syauqi yg sedang membacakan khutbah, langsung teringat pada Farhan dan abi Furqon yg biasanya membacakan khutbah jumat di mesjid pesantren.

Entah mengapa bayangan Farhan selalu terlihat jelas di penglihatan dan pikiran Zayn. Sungguh Zayn tidak bisa melupakan kedua orang tuanya itu beserta kakeknya itu.

Sakit hati terus dirasakan oleh Zayn, tak hanya zayn tapi semuanya. Zayn ingin sekali Farhan dan Shofia masih bisa melihat dunia ini dan juga masih bisa melihat seluruh keluarganya.

ʕ•ﻌ•ʔ

"akfini ainak, tutuplah matamu. Tutup matamu serapat mungkin dan jangan lihat dunia yg sangat luas ini, karna jika kau melihat nya maka dirimu akan hancur"

"mengapa?? Karna dunia ini sudah tercemar dengan kemusyrikan pada Allah dan banyak yg menghancurkan agama Allah "

"islam sudah asing! Dunia tak lama lagi akan hancur! Semua yg bernyawa akan merasakan mati! Semua alam semesta akan hancur dan akan menjadi butiran abu! "

"aturan Allah sudah banyak dilanggar! Pacaran dianggap Biasa! Mengumbar aurat dianggap keren! Menasehati seseorang dibilang sok alim! Wanita bercadar dianggap teroris! "

"jadi tolong kuatkan iman kalian! Jangan sampai hancur. Jangan terlalu membuka matamu lebar lebar karna disela sela itu kamu akan melihat sesuatu yg sangat dibenci Allah!"

-Muhammad Lutfi As-Syauqi-

ʕ•ﻌ•ʔ

Maaf bila ada typo atau ada kesalahan tertentu yg terdapat dalam part ini semoga kalian suka dan terima kasih.

Ning Cantikku [TAMAT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora