Bab 24

6.4K 424 0
                                    

Follow instagram
@anak_klepon
@aqila.alhasan
@lutfi.syauqi
@acaan_alghifari
@ucennn_alghifari
@farhan.abdullah22
@shofia_alhasan
@jain.alhasan
@aliza_abelia

***

Kini Syauqi berada di kelasnya bersama Fathan dan beberapa temannya disana. Guru mereka sedang rapat dan seluruh siswa dan siswi disana hanya diam dan melakukan hal aneh untuk mengisi jam kosong mereka.

Syauqi memilih mengobrol santai bersama Fathan, karena semua sedang sibuk dengan aktivitas mereka masing masing. Sepertinya semua warga kelas Syauqi sedikit aneh, karena beberapa dari mereka melakukan kelakuan yg bisa membuat orang beristighfar seribu kali.

Fathan sering sekali bertanya tentang bagaimana rutinitas dipondok dan bagaimana menuntun ilmu agama. Syauqi sendiri sangat senang menjawab pertanyaan yg sering Fathan lontarkan, karena dirinya bisa berbagi pengalaman pada sahabatnya.

"dipondok kamu dipanggil gus yah??" tanya Fathan penasaran.

"iya sih..."

"aku jadi pengen deh panggil kamu gus juga, soalnya kaya lebih pantes buat kamu" ujar Fathan dengan nada nya yg halus.

Fathan selalu berbicara dengan halus dan tentunya kalem, ia tidak langsung meninggikan suaranya melainkan memelankan nada bicaranya pada awalnya pembicaraan.

Syauqi tersenyum kecil mendengar ucapan Fathan. Banyak sekali salah satu siswa yg mengatakan itu pada Syauqi, akan tetapi Syauqi tak mau di panggil gus saat disekolah.

"udah ga usah... Jangan panggil gus" ujar Syauqi dengan ramah.

Tak lama kemudian, bel istirahat berbunyi. Fathan dan Syauqi keluar kelas untuk membeli jajanan, karena perut mereka sudah sangat lapar dan otak mereka serasa meledak gara gara tugas yg sangat menyebalkan.

Syauqi dan Fathan menundukkan pandangannya mereka, karena mereka kali ini sedang menjadi sorotan warga sekolah. Syauqi dan Fathan menjadi populer, karena ketampanan mereka dan pesona mereka.

Syauqi dan Fathan sama sama tinggi dan memiliki alis tebal, juga warna kulit yg lumayan putih. Syauqi selalu teringat sesuatu ketika melihat wajah Fathan dan ketika mendengar nama Fathan.

Fathan lumayan mirip dengan wajah Farhan, mulai dari mata, hidung, mulut, serta warna kulitnya. Fathan juga sangat mempunyai sikap seperti Farhan, yaitu sikap tegas dan juga bisa dipercayai.

Syauqi selalu ingin meneteskan air matanya ketika melihat wajah Fathan. Syauqi tak tau betul jika Fathan salah satu keluarga Farhan atau bukan, akan tetapi Fathan sangat mirip dengan Farhan.

Syauqi dan Fathan kini sudah duduk di kursi yg berada dikantin sembari memakan soto. Syauqi ingin sekali menanyakan sesuatu pada Fathan, Syauqi ingin menyelesaikan seluruh teka teki yg berada di dalam otaknya.

"Fathan..." panggil Syauqi pelan.

Fathan menoleh dan menaikkan sebelah alis nya. Fathan menatap heran Syauqi, karena sedari tadi Syauqi hanya diam dan tak mengatakan sesuatu.

"kenal gus Farhan ga??" tanya Syauqi menatap Fathan yg juga sedang menatap dirinya.

"em kenal kok, dia... Saudara aku" jawab Fathan yg membuat Syauqi kaget.

Syauqi sudah menduga jika Fathan adalah saudara Farhan, karena secara fisik Fathan sangat mirip dengan mertuanya. Syauqi tak menyangka bahwa Fathan salah satu keluarga Al-Faqir.

"aku anak terakhir dari abi Furqon dan umi Ais..." ucap Fathan pelan.

"lalu mengapa dirimu bisa berpisah dengan keluarga Al-Faqir?" tanya Syauqi pelan.

"ada sebuah kejadian menyakitkan yg membuat keluarga ku melupakan diriku" jawab Fathan.

"aku kehilangan keluarga ku gara gara aku diculik seseorang, aku hampir dibunuh oleh seseorang yg tak aku kenal"

"pada saat itu aku masih kelas 6 sd, aku juga masih belum tau dunia yg sangat luas ini. Aku lolos dari orang tersebut karena ada seseorang yg menolong diriku"

"seorang suami istri menolongku dan menjadikan diriku anak angkat mereka, sungguh pada saat itu dunia ku berubah dan melupakan masa lalu"

Syauqi ikut sedih mendengar cerita Fathan. Syauqi tau pasti Fathan sangat sedih, karena masa dimana dirinya membutuh kan kasih sayang orang tua sedangkan dirinya tak mendapatkan itu.

Syauqi ingin membicarakan ini pada Jefri, karena Jefri yg tau masalah keluarga Al-Faqir. Syauqi mengusap pundak Fathan pelan dan menguatkan sahabatnya itu, Fathan adalah seseorang yg sangat kuat bahkan seseorang yg sangat baik.

***

Syauqi sedang berada di perjalanan pulang. Syauqi baru saja selesai membeli martabak manis kesukaan Aqila, sungguh Syauqi tak sabar ingin bertemu dengan istrinya. Tak sampai satu hari Syauqi sudah sangat rindu pada istri cantik dan juga kesayangannya itu.

Ketika sampai di pondok, Syauqi langsung memarkirkan sepeda motornya di garasi ndalem. Syauqi segera pergi ke kamarnya untuk bertemu dengan sangka istri. Ketika masuk ke ndalem sudah ada Jefri bersama Akbar, entah mereka sedang melakukan apa.

Ketika hendak naik ke tangga, langkah Syauqi berhenti saat mendengar Jefri menceritakan kematian Shofia dan Farhan pada Akbar. Syauqi menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangisnya.

"Syauqi mengapa kau diam disitu?" tanya Jefri yg melihat Syauqi diam di salah satu anak tangga.

"jangan sebut nama buya Farhan..." jawab Syauqi dengan suara sedikit bergetar.

"jangan tumpahkan air mata mu gus... Saya menjadi ikut sedih, saya juga sangat sedih ketika mendengar nama gus Farhan... Akan tetapi ini sudah takdir dan tidak bisa diubah" ujar Akbar dengan halus.

"Farhan dan Shofia sudah tenang, jangan tangisi mereka lagi... Mereka berdua ikut bersedih jika melihat keluarga nya menumpahkan air mata gara gara mereka" ucap Jefri pelan.

"saya juga mengetahui jika kalian sangat sedih... Akan tetapi kalian tidak boleh terus menerus seperti ini. Janji janji mereka sudah abadi, tidak akan pernah dihapus dari hati mereka"

"mereka sudah tenang dan bahagia di alam sana.... Jangan pernah menangisi mereka lagi. Mereka sudah abadi disana, juga mereka sudah bahagia disana"

"syahadat dibaca secara bersama, kalimat tauhid dibaca secara bersama, merekapun juga menghembuskan nafas mereka secara bersama... Lalu mereka juga sampai dirumah baru mereka secara bersama"

"abadi itu adalah kata terbaik untuk mereka, tak akan pernah pergi atau hilang..." akhir Jefri dengan suara bergetar.

Jefri mulai meneteskan air matanya begitu juga dengan Syauqi dan Akbar. Tak pernah terlupakan oleh satu orang pun, mulai dari subuh hingga bertemu subuh lagi itu akan tetap terulang lagi di pikiran.

Memang orang yg sangat berharga dihidup kita tak akan pernah hilang dari pikiran dan juga hati kita. Orang itu akan abadi dan tak akan lupa sampai kapan pun.

***

Tbc

Ning Cantikku [TAMAT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat