.Sebagian part di hapus proses penerbitan.
.𝘗𝘭𝘦𝘢𝘴𝘦 𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘊𝘰𝘱𝘺 𝘔𝘺 𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺.
...
Anindira Rayline, Adalah gadis baik, dan pendiam. Tapi sayangnya tidak mempunyai seorang teman, sekali punya teman, ia justru hanya di manfaatkan saja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebelum baca kasih 💚 ..
"Mulut mungkin masih bisa berbohong, tapi mata. Sejauh apapun kamu menutupinya. Pasti akan ketahuan juga,
• Anindira Rayline •}
. .
~•~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~•~
***
"Selamat pagi Bu," keesokan hari Juan datang lagi ke ruang kepala sekolah, untuk mengetahui keputusan apa yang Bu Dessy berikan.
"Pagi, silahkan duduk Juan." cowok itu mengangguk duduk dengan sopan, melihat gerak gerik Bu Dessy yang terlihat penuh beban.
"Ada apa Bu?"
Bu Dessy menarik napasnya lebih dulu. "Oh? Juan. Wajah kamu kenapa? Berkelahi lagi?" Bu Dessy terkejut ketika baru menyadari wajah Juan penuh lebam.
Tersenyum tipis ia mengusap sudut bibirnya yang masih terasa nyeri. "Biasalah Bu, namanya juga cowok." jawabnya enteng.
Menggeleng pelan, membenarkan letak kaca matanya. beliau tak habis pikir dengan jalan pikiran anak muda, yang selalu berkelahi. Bahkan ada yang sampai tawuran, memangnya tujuan hal seperti itu apa.
Apakah untuk menunjukkan siapa yang kuat dan hebat. Untungnya apa. mereka pikir dengan begitu bisa mendapatkan pujian dari orang tua, bisa membanggakan orang tuanya, Tentu saja tidak bisa. Yang ada hanya membuat orang tua kecewa dan khawatir.
Balik ke Juan yang masih menunggu Bu Dessy bicara, beliau terlihat mengambil sebua amplop putih, menaruh di atas meja dan menutup dengan lipatan tangannya.
"Sebenarnya Ibu bingung harus bagaimana, di satu sisi kamu salah. Dan di sisi lain, Ibu tidak enak jika harus memberimu hukuman."
"Tidak enak karena apa Bu?" potong Juan saat Bu Dessy belum selesai bicara.
