Truth or Dare || 21.

2.3K 239 8
                                    

"Lebih baik terlihat lemah di hadapan tuhan, dari pada terlihat lemah di hadapan manusia."

• Anindira Rayline •

~•~

~•~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~•~



***

"Ma_ mama kenapa melamun?" wanita paruh baya yang tengah sibuk memasak, tersentak saat sentuhan lembut dari putrinya.

"Nggak apa-apa sayang, Mama cuma lagi kepikiran sesuatu," gadis berwajah imut dengan kulit putih itu mengerutkan kening.

"Apa yang lagi Mama pikirkan?"

Sang Mama mematikan kompor, lalu fokus menatap putrinya begitu lembut. "Anak Mama nggak terasa sudah tumbuh besar ya." Mama dari gadis itu mengusap lembut surai putrinya.

"Iya dong Ma_ gimana aku nggak cepat besar. Setiap hari Mama selalu manjain aku, lewat makanan dan kasih sayang. Jadinya aku cepat tumbuh menjadi putri yang cantik." Sang Mama tertawa, mengacak rambut anaknya gemas.

"Kamu benar, Mama memang sayang sekali sama kamu. Jadilah anak Mama yang selalu ceria, dan kuat seperti sekarang. Apapun yang terjadi nanti, kamu harus berjanji sama Mama_ kalau kamu bisa menjadi perempuan kuat, tegar dan pastinya selalu semangat. Meskipun nanti nggak ada Mama."

Raut wajah sang putri berubah sendu, gadis kecil itu memeluk Mamanya erat. "Mama kenapa ngomong gitu_ Mama nggak boleh pergi. Kita pasti akan selalu bersama, Aku sayang Mama_"

Perempuan cantik yang sedang terlelap di atas kasur, terlihat gelisah, keringat dingin keluar dari keningnya. Bibirnya bergetar mengucapkan kata kata, namun tak bisa di dengar.

Lelaki di sampingnya begitu setia menunggu dan tidak pernah mau melepaskan tangannya. "Anin_ Bangun, Anin." usapan lembut yang terasa di pipinya.

Membangunkan Anin dan mengenyahkan mimpi yang selalu hadir di tidurnya, Anin membuka matanya begitu saja, mengamati sekeliling dan mencoba mengingat apa yang terjadi kepadanya.

Hingga ingatan nya tentang kejadian dirinya yang ingin di lecehkan muncul, seketika ia tersentak duduk, melihat ada di mana dirinya sekarang.

"Sst__ tenang. Ini di apartemen," suara lembut itu menyadarkan Anin jika saat ini ia sudah aman.

Menoleh ke samping ia disuguhkan dengan tatapan lembut dan kekhawatiran dari Juan. "Jangan, takut ada gue," lanjutnya.

Anin memeluk tubuh Juan erat, memberitahu jika dia benar benar takut, lewat pelukan dan tangisan yang keluar dari matanya.

"Kali ini, lo harus cerita. Siapa yang udah ngelakuin ini ke lo? Dan nggak ada lagi yang perlu lo tutupi. Karena gue nggak akah diam aja lihat lo di giniin,"

Truth Or Dare (Proses Terbit)Where stories live. Discover now