Truth or Dare || 19.

2.2K 224 12
                                    



"Selalu ingin di dekatmu, karena kamu tempat pelindungku,"

• Anindira Rayline •

~•~

~•~

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

~•~


.
.
.
.
.

***

Sambil mengayunkan gagang pel, Juan tak melepas pandangannya dari Anin, yang kini sedang duduk melamun di koridor sekolah.

Dia yakin, ini tentang kedatangan Oma kemarin di apartemennya, undangan yang Oma berikan merubah suasana hati istrinya, yang selalu ceria. Kini lebih banyak murung dan melamun.

Menaruh alat pelnya, ia berjalan menghampiri Anin, tiba di hadapan perempuan itu.

Juan berlutut di hadapan wanitanya, hal itu sangat mengejutkan Anin. "kak Juan." ia memandang kearah alat pel.

"Sudah selesai?" cowok berkaos putih dengan bawahan celana abu abu itu menggeleng pelan.

"Gue nggak tenang, ngerjain tugasnya kalau lihat lo ngelamun." Anin menghela napas panjang, kepalanya kian menunduk.

"Apa yang buat lo diam?" tak mendapatkan jawaban dari Anin, kini giliran Juan yang membuang napas kasarnya.

"Pasti gara-gara Oma," ucap Juan, menyalahkan Omanya.

"Kak, gimana kalau besok, Kak Juan aja yang pergi." usul Anin penuh harap.

"Seandainya gue punya pilihan, pasti gue juga milih nggak datang, tapi ini masalahnya Oma yang nyuruh langsung, bahkan sampai harus nganter undangan sendiri kerumah."

"Dari dulu gue nggak pernah bisa nolak permintaan Oma, termasuk datang ke acara minggu depan." jeda sejenak, Juan menggenggam tangan Anin.

Mendongak menatap istrinya dalam. "Lo nggak perlu takut, gue yang jamin. Lo akan baik-baik aja," ucap Juan sangat begitu yakin.

Anin memejamkan matanya sejenak, lalu memandang Juan teduh bersama senyum di bibirnya. "Ya Kak," jawabnya pelan.

Juan ikut tersenyum, mengacak rambut Anin gemas, lalu kembali mengerjakan tugasnya yang belum selesai.

Menyedot es rasa mangga di dalam plastik, Anin merogoh ponselnya, ia mendapatkan pesan yang katanya dari suruhan Oma Hesti untuk mengajaknya pergi ke butik.

"Kak," Anin mendekati Juan ingin memberitahu pesan yang baru dia dapat.

"Ini beneran suruhannya Oma?" Juan nengangguk lalu menyerahkan kembali ponsel milik Anin.

"Kapan?"

"Dua hari sebelum acara,"

"Nanti berangkat bareng gue aja, biar gue yang nganter." Anin menganguk patuh, membantu Juan kembali.

Truth Or Dare (Proses Terbit)Onde histórias criam vida. Descubra agora