Truth or Dare || 31.

1.7K 215 3
                                    

Selamat pagi, apa kabar. Gimana lebarannya ramai lancar kah, ada yang mudik nggak nih.
Sudah hari Jum'at, waktunya Juan dan Anin kembali.

Semoga bisa up sesusai jadwal yang tertulis, tapi itu tergantung dukungan kalian.
Semakin banyak yang vote dan komen semakin cepat update.

Bukan nuntut, tapi itu cuma bukti kalau kalian beneran suka dan support cerita ini.

Karena dukungan dari kalian adalah semangat aku.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.











"Sedikit memberi pelajaran pada orang yang salah, adalah sebuah permainan."

• Juandra Abimanyu •

~•~

~•~

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

~•~

Selama menuju lantai atas, Anin banyak diam. Tangannya terasa dingin dan sering meremas tali tasnya.

Ia melirik kedua gadis di sampingnya yang juga hanya diam, ada kata yang Anin ingin keluarkan. Namun rasanya tercekat di tenggorokan dan susah untuk di ucapkan.

Anin mengajak mereka masuk kedalam lift, ia menekankan tombol angka sepuluh. Sambil menunggu lift naik Anin lagi lagi menatap Puput dan Maya.

"Kalian nanti jangan ada yang kaget ya, dan tolong. Apapun yang kalian tau, harus dengar penjelasannya dulu." mendengar ucapan Anin semakin membuat keduanya bingung dan menebak pasti ada sesuatu yang Anin sembunyikan, Ingin langsung bertanya, tapi urung. Mereka tetap mengangguk menuruti.

Pintu lift terbuka, kini mereka sudah berada di lantai sepuluh. Sampai di depan pintu, Anin segera menekan smartloockdoor nya, namun sebelum membuka pintu tersebut Anin menarik napas panjang lalu ia buang secara perlahan.

"Ayo masuk," perintah Anin.

Ekpresi pertama ketika dua orang itu masuk, adalah bengong. Dengan mata melebar dan juga mulut sedikit terbuka, Puput dan Maya memandang Anin lalu beralih pada figura besar yang di pajang di sana secara bergantian.

Sama persis seperti ketiga sahabat Juan dulu, belum selesai dari terkejutannya. Puput dan Maya melihat Juan keluar dari kamar sudah berganti pakaian santai, yaitu kaos putih dan celana pendek cargo hitam.

Mulut mereka semakin menganga lebar, mengikuti gerak cowok itu berada, Juan memang tengah berjalan santai ke dapur.

Membuka kulkas, mengambil minuman bersoda. Lalu kembali lagi pada tiga wanita yang masih berada di dekat pintu.

Truth Or Dare (Proses Terbit)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant