Truth or Dare || 24.

2K 229 7
                                    

"Jika kamu bisa berkorban demi aku, kenapa aku tidak."

• Anindira Rayline •

~•~

~•~

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

~•~











***

Anin berlari kearah lorong koridor yang sepi, ia berhenti di sana sambil berpegangan pada tiang, hatinya terasa sesak dan sakit, Hinaan Kaia untuk Ibunya sangat melukai perasaannya.

Tidak lama terdengar, suara langkah besar di belakangnya mendekat kearahnya. "Anin," panggil Puput setibanya gadis itu di sampingnya.

"Lo nggak apa-apa?" Puput sangat khawatir pada Anin apalagi saat ini ia melihat perempuan itu sedang menangis.

Anin menoleh kesamping, dan matanya bertemu pandang dengan Juan, yang kini menatapnya datar. "Gue nggak apa_apa." ucapnya.

Juan maju mendekati Anin, ia ingin bicara serius dengan istrinya. "Bisa tinggalin kita?" usir Juan secara halus pada Puput.

Puput mengangguk mengerti, lalu berpamitan pergi kepada Anin, usai Puput pergi. Juan menarik tangan Anin, menuju rooftop tempat biasanya.

Anin pasrah saat Juan menariknya cukup kuat, bahkan langkah kakinya terseok seok, mengikuti langkah besar suaminya.

Sesampai di rooftop, Juan diam sejenak guna mengontrol emosinya. Ia tak ingin lepas kendali di hadapan Anin.

"Maksud lo apa ngomong gitu?" perempuan itu mendongak memberanikan diri membalas tatapan tajam suaminya.

"Kita sudah sepakat, kalau kita keluar sama-sama. Kenapa lo malah ngambil keputusan sendiri!" Anin maju lebih dekat di depan Juan.

"Aku nggak setuju Kak." kedua tangannya mencengkeram baju seragam Juan.

"Ini masalah aku, Puput dan ketiga sahabat Kak Juan nggak ada hubungannya!" jeda sejenak Anin membasahi bibirnya terlebih dahulu.

"Ini masalah aku, jadi aku yang lebih berhak."

"Seharusnya bukan lo yang keluar! Tapi KAIA!" bentak Juan saat menyebut nama Kaia.

"Kalau Kaia yang keluar dari sekolah ini, masalah akan semakin panjang. Banyak yang akan susah,"

Juan memegang pundak Anin kuat. "Oke. Gue ikut keluar!" Anin mendelik, kepalanya menggeleng kuat.

"Jangan! Kak Juan harus tetap sekolah di sini. Kak Juan nggak mikirin perasaan Oma? Gimana perasaan orang tua_"

"Gue nggak peduli." potong Juan saat Anin belum selesai bicara.

"Tapi aku peduli!" sentak Anin, perempuan itu yang kini terlihat marah.

Truth Or Dare (Proses Terbit)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora