Truth or Dare || 25.

2.1K 210 8
                                    

Assalamu'alaikum. Selamat malam guys,, yang sudah nunggu cerita ini maaf ya, baru sempat up malam ini.
Dan Kemungkinan selama bulan ramadhan nggak bisa up sesuai jadwal, tapi aku selalu usahin untuk update.

Warning ⚠ Sebelum baca part ini tolong usahakan bacanya setelah berbuka ya. 😁

Mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa, semoga puasanya lacar sampai akhir, Tetap semangat.
.
.
.
.
.



~•~

"Kak Juan," Anin menyambut kedatangan Juan dengan senyum lebarnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Kak Juan," Anin menyambut kedatangan Juan dengan senyum lebarnya.

Ia mendekati Juan yang masih berdiri di samping rak sepatu, cowok itu berkecak pinggang menatap datar Anin. "Masih bisa lo ketawa-ketawa, di saat gue galau di kelas?" Anin tersenyum memperlihatkan giginya.

Menempel pada Juan, Anin memeluk melingkarkan tangannya di perut kekarnya. "Jangan gitu dong Kak, meskipun kita nggak satu sekolah. Kak Juan harus tetap semangat, Kak Juan nggak mau kan, nggak lulus lagi tahun ini?"

Anin mendongak, memperhatikan wajah Juan dari bawah, lalu ia berjinjit mencium bibir Juan singkat, ingin menghibur hati suaminya.

"Kak Juan mandi dulu ya, aku mau nyelesain masak,"

Juan memang pulang lebih awal, dia sudah tidak menjalankan hukuman yang kepala sekolah berikan, sebab. Anin sudah meminta kepala sekolah untuk menghentikan hukuman tersebut.

Bukannya menurut, cowok itu justru merengkuh pinggang ramping Anin, menarik tengkuk perempuan itu lalu mencium bibirnya dengan rakus, Juan melampiaskan kekesalannya pada Anin lewat sentuhan yang dia berikan.

Anin pasrah, ia tidak bisa mencegah Juan melakukan itu, ia sudah tau seperti apa watak sang suami. Semakin menolak, Juan semakin menjadi.

Tanpa melepas tautan di bibirnya, Juan mendorong tubuh kecil Anin ke sofa, membaringkannya di sana.

Tangan besar Juan mulai aktif melepas pakaian yang anin gunakan. "Kak_" panggil Anin yang sudah terbuai oleh sentuhan cowok itu.

"Hmm_ kenapa?" sautnya tanpa menghentikan kegiatannya dalam memberi tanda di tubuh Anin.

"Aku nggak bisa kak!" katanya mencegah Juan yang ingin melepas pakaian satu satunya yang di gunakan perempuan itu.

Juan menatap tajam istrinya. "Aku lagi kedatangan tamu." bisik perempuan itu di depan wajah tegang Juan yang perlahan melemas dan ambruk seketika di ceruk leher polos istrinya.

"Hari ini lo benar-benar bikin gue kesel!" ucapnya.

Anin terkekeh geli, menepuk nepuk punggung besar Juan. "Maaf ya Kak," ujarnya enteng.

Juan mendesah kecewa, ia sudah tegang ingin di puaskan. Namun nyatanya dia harus menahannya.

Tanpa banyak bicara Juan bangun menyingkir dari tubuh setengah polos Anin, ia ingin menyelesaikan apa yang memang harus di selesaikan.

Truth Or Dare (Proses Terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora