Truth or Dare || 30.

1.9K 225 5
                                    

"Sekeras apapun kamu menyembunyikan rahasiamu, suatu saat pasti akan ketahuan jua."

• Truth or Dare •



~•~

~•~

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

~•~

Anin mempercepat langkah kakinya saat melihat Juan tengah berdiri bersandar di tembok sambil melipat tangannya di dada.

"Kak Juan," panggilnya sesampainya ia di hadapan cowok itu. "Kenapa nggak masuk?" lanjut Anin dengan tampang heran.

Alih alih menjawab Juan justru memandang Anin datar. "Dari mana? Kenapa setiap gue pulang lo nggak ada?" hardik Juan yang sepertinya marah.

Anin tak berani menatap balik manik tajam milik suaminya, ia lebih memilih menunduk melihat ujung sepatunya. "Kalau di tanya jawab!" Anin buru buru mendongak saat intonasi suara Juan meninggi.

"Maaf Kak, aku tadi mau belanja di supermarket." Juan menegakkan tubuhnya dari tembok, mendekat kearah Anin berdiri, mengamati istrinya dari atas sampai bawah.

"Kalau belanja, mana belanjaan lo?" Anin meringis memegang lengan besar Juan.

"Nanti aja aku ceritain, sekarang kita masuk dulu. Malu di lihat orang," ujarnya seraya menekan smartlockdoor nya.

Banyak penghuni apartemen yang berlalu lalang menatap kearahnya, apalagi para perempuan yang curi pandang kepada suaminya. Dia tak rela kalau sampai seluruh penghuni apartemen menyukai Juan.

"Lo belum jawab pertanyaan gue, dari mana tadi?" Juan sepertinya sudah tidak sabar mendengar cerita Anin, ia penasaran kemana perginya perempuan itu, hingga lupa meminta izin.

Anin mengambil air mineral terlebih dahulu di dalam kulkas, perasaan tadi ia di cafe sudah minum banyak tapi masih terasa haus, mungkin ini efek melihat wajah datar Juan saat ini.

Sangat tegang dan butuh yang menyegarkan.

"Tadi waktu berangkat ke supermarket, aku nggak sengaja ketemu Maya."

"Maya? " beo Juan memastikan siapa nama yang baru di sebut oleh Anin.

"Lo nggak di apa-apain kan?" Juan memegang kedua pundak istrinya, melihat apakah ada yang luka.

"Aku nggak apa-apa? Lagian Maya nggak jahat kok," bela Anin pada sahabatnya.

"Cih! Baik dari mana?" cibir Juan kesal.

"Tadi Maya di kejar preman, terus aku bawa ke pos satpam bawah, supaya preman itu pergi." Juan mendengar tanpa menyela.

"Karena dia masih terlihat shock, aku bawa ke cafe. Terus dia cerita kenapa bisa di kejar preman itu,"

Anin pun menceritakan semua yang dia dengar dari Maya tadi, tanpa ada yang di kurang dan di lebihi.

Cowok yang masih menggunakan seragamnya itu, hanya fokus memperhatikan Anin yang tengah bercerita, menatap bibir yang terus bergerak dan ekpresi wajah istrinya, sangat menggemaskan dan begitu terlihat cantik.

Truth Or Dare (Proses Terbit)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu